Rencana

478 12 6
                                    

쓰레기를 버리지 마세요

---

Hari sudah menjelang siang di sekolah Ellia, jam belajar juga sebentar lagi akan berakhir.

Cuaca panas seperti ini memang melelahkan untuk fokus pada pelajaran, bayangan jam pulang sekolah selalu muncul di setiap benak siswa-siswi.

Tentu, tidak terkecuali dengan Clarissa Anggraini.

Rissa menekuk kedua tangannya dan meletakan dagunya di atasnya, ia benar-benar malas sekarang.

Sebenernya ini bukan tentang bagaimana teriknya matahari menyinari sekolah mereka, tapi ini tentang kejadian di jam istirahat pertama tadi.

Tega sekali El mencampakkan dirinya.

Rissa paham jika El tidak ingin ada masalah lagi, tapi bukankah justu Kayla yang menjadi sumber masalahnya ?, Lalu kenapa dia yang harus mundur ?.

Padahal mereka sudah dekat sejak kecil, Rissa juga mengenal baik keluarga El yang hanya tersisa ibunya.

Dan lagi, Rissa juga yang selalu mengajari El saat ujian akan datang.

Tapi kenapa malah Kayla yang mendapat bagian yang seharusnya untuknya ?.

Apa sesulit ini mengejar pria yang ia sukai ?.

Rissa sejenak melamun untuk merenungkan hal apa yang bisa menarik perhatian El, setidaknya sampai pria itu bisa menyadari perasaannya.

Tapi belum sempat bersiasat, bell sekolah berbunyi beberapa kali, dan itu menandakan jika jam sekolah sudah selesai.

Para murid yang sudah bosan seraya berseru untuk merayakan berakhirnya jam sekolah untuk hari ini.

Sementara Rissa tidak begitu menyukai jam pulang sekolah ini, karena dengan ini, artinya jam bertemu dengan El juga selesai.

Yah, meskipun Rissa bisa saja berkunjung kerumahnya dengan alasan belajar, tapi rasanya agak tidak normal jika hampir setiap hari ia pergi kesana.

Setelah Rissa selesai mengemasi semua buku dan alat pelajarannya, dia melanjutkan dengan menyalami guru yang sejak tadi tidak ia perhatikan.

Hm, memikirkan El saja sudah membuat Rissa lupa jika gurunya sedang mengajar.

***

Di saat yang sama.

El dengan kedua temannya segera memasukan buku pelajaran yang sama sekali tidak mereka hiraukan.

Bunyi jam pulang sekolah sudah memanggil mereka bertiga, dan itu menandakan jika sekolah sudah selesai. Tidak perlu lagi berpikir, sekarang saatnya pulang dan bersantai.

Atau mungkin bagi kedua temannya, sementara El masih ada jam kerja yang menanti. Tapi paling tidak, dirinya sudah bisa keluar dari pelajaran membosankan ini.

"Gak nongki dulu El ?, Jarang loh pulang cepet gini.", Tawar siswa bernama Dio.

El menggeleng sambil memasukan alat tulisnya kedalam tas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Terlarang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang