【 ᥴһᥲ⍴𝗍ᥱr 𝗍һrᥱᥱ 】

328 51 1
                                    

Previous chapter.

ーーーーーーーー

Zaenal dan Boby yang mendengar itu tercengang dengan fakta yang baru mereka dengar, " Seorang (Name)? Bisa suka sama seseorang? " Rani mengangguk.

" Yah, sekarang terserah mereka mau dibawa kemana hubungan mereka. "

ーーーーーーー

ーーChap 0

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chap 0.3

ーーーーーーー

Tepat setelah kau sampai dilapangan sekolah, bisa kau lihat terdapat Ricco dan Budi yang sedang dilerai oleh beberapa orang.

Melihat gerak-gerik Ricco yang seakan-akan ingin mendorong Sophia membuatmu panik tak kepalang.

Tidak mau ada terjadinya kekerasan, kau langsung berlari menarik tangan Ricco agar tak mendorong Sophia, " Kakak! Tenanglah. Aku juga sudah bilang, tak boleh main kasar pada perempuan. " Mendengar nasihatmu, dia menarik keputusan untuk memukul Sophia.

Begitulah, beberapa siswa tercengang melihat Ricco yang tenang, termasuk Budi yang masih memproses apa yang terjadi. Dengan terbata-bata Budi bertanya,
" ... (Name)? Kamu .. kenapa bisa sama Ricco? "

" Ricco itu-- " Ucapanmu terpotong oleh suara bel ditambah guru mapel yang sedang meneriaki namamu untuk masuk kelas.

Kau berpamitan pada Budi dan Sophia sambil membopong tubuh Ricco ke UKS, " ... Maaf, " Ujarmu sembari berjalan tak menoleh ke belakang.

Sophia yang melihat ekspresi terkejut Budi pun mau tak mau harus mengalihkan perhatiannya dari kejadian tadi. " Eh Bud, temenin aku kekelas yuk? "

Bukannya menjawab, Budi berjalan melewati Sophia tanpa membalas ajakan ataupun menoleh pada Sophia yang membuatnya sedikit terkejut. " Tolong. Jangan temui gua. "

Dengan keadaan terkejut Sophia hanya menganggukkan kepala dengan kaku.

Terlihat Budi yang menggerutu selama perjalanan menuju ke kelasnya. Padahal gua mau ngajak dia jalan. KENAPA HARUS SEKARANG ******?!

BRAK!

Suara bantingan terdengar dari arah pintu masuk yang membuat Rani, Boby, Zaenal dan penghuni kelas menoleh secara serempak kearah sumber suara.

Bukannya bilang maaf atau memberi salam, Budi langsung menyelonong pergi ke kursinya dan menenggelamkan wajahnya di antara tangannya yang berada dimeja.

𝐓𝐇𝐄 𝐁𝐀𝐊𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang