***
"Don't cry darling, mom and dad will be home soon"
"But.."
"Jaeyun, daddy promised that after coming home, we will go to Disneyland as you requested"
"Promise?"
"Promise" dua jari kelingking itu bertemu membuat sebuah janji manis, sang ibu menatap keduanya dengan penuh cinta lalu dengan lembut sang ibu mengusap rambut anaknya, perasaannya tidak enak namun sang ibu mencoba menepisnya semua baik-baik saja.
"Sayang saat ibu dan ayah menaiki kapal segeralah pulang, nenek akan mengkhawatirkan mu" sang ibu masih senantiasa mengusap rambut sang anak, jika kalian bertanya memangnya kedua orangtua jaeyun akan kemana?. Jawabannya mereka akan pergi berlayar ke laut lepas, tepatnya pergi mencari dan mencoba memecahkan misteri tentang laut kedua orangtua jaeyun memang hobi berlayar. Namun kali ini mereka tidak tau kenapa anak satu-satunya ini mencoba menahan mereka untuk tidak pergi.
Tanpa mengetahui jika Jaeyun sedari tadi merasakan perasaan yang aneh, seperti akan terjadi sesuatu yang buruk pada kedua orangtuanya.
Ketiganya berpelukan setelahnya sang ibu dan ayah mulai menaiki kapal tersebut, dan jaeyun senantiasa mengamati dari jembatan, di dalam kapal ayah dan ibunya melambaikan tangan padanya Jaeyun membalas sembari berseru "Ayah ibu pulanglah dengan selamat".
"Iya selamat tinggal Jaeyun"
-
Sakit saat mengingat kenangan itu, harusnya hari itu dan malam itu Jaeyun bisa lebih berusaha sedikit untuk menahan kedua orangtuanya untuk tidak pergi, mungkin hari ini mereka masih bisa bercanda bersama.Jaeyun tidak tau jika ucapan selamat tinggal yang ibu dan ayahnya ucapkan 2 tahun lalu, benar-benar menjadi ucapan selamat tinggal yang terkahir dari keduanya. 2 tahun yang lalu ketika sang ayah dan ibu pergi, dari situ mereka tak pernah kembali lagi, namun setiap harinya Jaeyun selalu duduk di ujung jembatan itu menanti kepulangan kedua orangtuanya, tapi hingga dua tahun berlalu keduanya tak kunjung pulang, ibu dan ayahnya berbohong.
Laut kenapa begitu tega.
Seperti hari ini, Jaeyun kembali duduk di ujung jembatan itu sendirian total mengabaikan handphonenya yang sedari tadi berdering tanda panggilan masuk, Jaeyun tau itu pasti dari neneknya yang menyuruhnya untuk segera pulang namun sekali lagi Jaeyun total mengabaikan semua itu.
Hingga matahari mulai menghilang, barulah ia beranjak pergi meninggalkan jembatan itu.
Pemuda manis yang tahun ini menginjak usia 17 tahun itu melangkah menuju rumahnya yang memang tidak jauh dari pantai tadi, pemuda bernama Lengkap Shim Jaeyun itu adalah anak satu-satunya dari keluarga Shim, Jaeyun blasteran Korea dan Australia tapi keluarganya memutuskan untuk kembali ke Korea dan menetap di tempat kelahiran sang ibu, Jeju.
Saat pemuda manis itu sudah sampai didepan rumahnya ia menghela nafas ketika melihat sang nenek tengah berdiri di depan pintu menatap tajam dirinya.
"Kenapa kau baru kembali, kenapa tidak sekalian saja tidur di jembatan itu" omel sang nenek.
"Nenek aku sedang tidak ingin bertengkar"
"Memangnya siapa yang ingin bertengkar denganmu, masuk sekarang lalu cepat mandi"
"Iya" dan tanpa menunggu lama Jaeyun kemudian mulai masuk ke rumah besar itu kemudian menuju kamarnya untuk segera membersihkan dirinya setelah selesai ia kemudian turun kebawah, kamar Jaeyun memang ada di lantai dua.
Dibawah Jaeyun dan neneknya mulai makan bersama. Setelah selesai makan Jaeyun berniat langsung ke kamarnya sebelum suara neneknya menginterupsi untuk berhenti.
"Jaeyun, besok kita akan kedatangan tetangga baru mereka akan menempati rumah di depan, jadi kau ikut nenek besok untuk membantu mereka"
"Iya, apa mereka satu keluarga?"
"Iya"Setelah mendengar jawaban sang nenek Jaeyun kemudian berpamitan untuk segera pergi ke kamarnya untuk beristirahat, hari ini Jaeyun lelah jadi tolong biarkan dia beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate || Heejake
FantasyJaeyun suka laut, tapi laut merenggut kebahagiaannya, namun laut juga memberi Jaeyun bahagia. "Heeseung akankah kau abadi?" "Hmm, untukmu Jaeyun"