3

46 13 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Jika ditanya kenapa Jaeyun suka laut, maka jawabannya Jaeyun sendiri pun tidak tau, hanya saja hatinya terasa tenang bila memandangi hamparan air tersebut, duduk sembari memandangi deburan ombak yang suaranya terasa menenangkan dan ditemani dengan semilir angin yang menyapu wajahnya. Jaeyun suka hal itu.
Saat pertama kali datang ke Jeju, dirinya bahkan sudah mencintai pantai ini kadang kalanya saat malam hari dirinya dan sang ayah akan duduk sembari memandangi indahnya langit yang ditaburi banyak bintang itu.

Jaeyun masih menyukai laut walau sang nenek berkata laut lah yang telah merebut ibu dan ayahnya, neneknya memang tidak pernah menyukai pekerjaan yang dilakukan kedua orangtuanya, seringkali neneknya melarang agar dirinya tak usah pergi ke pantai itu lagi, namun Jaeyun dengan keras kepalanya tak pernah menghiraukan perkataan sang nenek, kembali lagi Jaeyun suka laut.

Sebenarnya Jaeyun juga ingin membenci laut, namun nyatanya ia tak bisa, tentang kepergian kedua orangtuanya yang tak pernah kembali dianggap mati oleh seluruh keluarganya, awalnya Jaeyun menyangkal namun pada akhirnya ia harus menerima semuanya dengan lapang dada bahkan ia senantiasa mendoakan ayah dan ibunya.

Jaeyun sangat suka laut namun seharusnya akal sehat ia gunakan di dalam kondisi seperti ini, sekali lagi harusnya dirinya tak berlari dan melompat untuk menyelamatkan seorang pemuda yang bahkan Jaeyun tak kenal, dirinya begitu baik bukan.

Entahlah mungkin karena sudah kehilangan orang tersayang, Jaeyun tak ingin kehilangan siapapun itu walau orang asing sekalipun.

Namun anehnya saat dirinya melompat ke dalam laut kesadaran dirinya seakan hilang, Jaeyun tak sadarkan diri dan membiarkan dirinya tenggelam semakin dalam.

Namun sebelum dirinya semakin tenggelam kedalam sebuah tangan menarik dirinya masuk ke dalam pelukan.

***

Sedangkan diatas sana keadaan sedang tidak terkendali, setelah Sunghoon berlari pulang dan melaporkan kepada nenek Jaeyun bahwa Jaeyun melompat ke laut demi menyelamatkan seseorang, nenek Jaeyun yang mendengar hal tersebut tentu saja kaget setengah mati, beliau bahkan terjatuh dan menangis.

Sekarang semua orang, warga sekitar serta petugas penyelamat sedang menyisir daerah mencari Jaeyun dan pemuda tak di kenal itu, gelombang yang besar tentu saja menghambat pencarian, hari pun sudah gelap namun Jaeyun belum ditemukan.

"Aneh harusnya jika Jaeyun melompat ke ujung jembatan ini dirinya masih bisa naik kembali" ujar seorang warga.
"Tidak, mungkin saja Jaeyun terbawa arus gelombang dan susah untuk naik kembali, pasti Jaeyun kehilangan oksigen" ujar yang lainnya yang tentu saja mengundang amarah nenek Jaeyun.

"MAKSUDMU CUCUKU SUDAH TIADA BEGITU" teriaknya marah

"Mungkin yang dikatakan itu benar, ini sudah malam jadi kalian silahkan pulang dan biarkan kami yang melanjutkan pencarian" kata petugas
"Bagaimana mungkin aku pergi, sedangkan cucuku saja tidak tau  dimana keberadaannya" ucap nenek.

"Ibu tolong bawa pulang nenek, aku dan yang lainnya akan terus mencari Jaeyun" ucap Sunghoon kepada sang ibu

Setelah di paksa beberapa saat, akhirnya nenek Jaeyun mau untuk kembali pulang ke rumah, membiarkan para petugas beserta warga mencari Jaeyun, bahkan Sunghoon juga ingin membantu walau sudah di suruh untuk pulang. Sunghoon merasa ini adalah kesalahannya jadi dia harus bertanggung jawab.

Pencarian terus berlanjut, hingga tengah malam, akhirnya para petugas mengatakan bahwa pencarian akan dilanjutkan besok pagi.

Hari Sunghoon tak tenang tentu saja, dengan terpaksa ia kembali pulang ke rumah tanpa Jaeyun.

"Jaeyun aku mohon, tetap bertahan aku akan menemukanmu"

****

Pagi sekali semua di gegerkan dengan  ungkapan seorang nelayan yang mengatakan bahwa ia menemukan dua tubuh pemuda tergeletak di pinggir pantai. Seluruh warga beserta para petugas tentu saja langsung menuju ke tempat ditemukan dua pemuda itu, tak lupa nenek Jaeyun beserta Sunghoon dan ibu Sunghoon yang bergegas cepat, Sunghoon tak hentinya berdoa bahwa itu Jaeyun dan semoga Jaeyun masih hidup.

Setibanya di sana benar saja dua tubuh itu adalah Jaeyun dan seorang pemuda yang asing bagi mereka, keduanya dalam keadaan tak sadar, mereka tak pernah bertemu dengan seseorang yang berwajah seperti ini, saat di periksa ternyata keduanya masih bernafas semua orang yang ada di sana seketika menjadi lega.

Namun yang menjadi pertanyaan adalah tempat keduanya di temukan adalah di sekitar jembatan yang mana mereka sudah mencari di sana. Namun hal itu tak dihiraukan yang terpenting keduanya sudah ditemukan, sang nenek tak bisa lagi menahan tangisnya di sana.
Keduanya kemudian di bawa ke rumah Jaeyun.

****
10:00

Akhirnya setelah lama menunggu Jaeyun akhirnya sadar dari pingsannya, saat pertama kali membuka mata dirinya langsung di sambut pelukan sang nenek di sertai tangisan yang menyayat hati. Mau tak mau Jaeyun juga membalas pelukan tersebut tak kalah eratnya.

"Jaeyun mengapa kau begitu bodoh, kau membuat nenek hampir terkena serangan jantung"
"Maafkan aku nek" seperti baru tersadar Jaeyun mengedarkan pandangannya.

"Nenek di mana pemuda itu apa dia selamat" tanya Jaeyun panik
"Iya dia selamat dia berada dikamar sebelah" setelah mendengar jawaban sang nenek Jaeyun kemudian langsung melompat turun dari kasur dan langsung berlari menuju kamar sebelah yang awalnya memang kosong, dengan tak sabaran Jaeyun kemudian membuka pintu kamar tersebut.

Pandangan Jaeyun langsung tertuju pada seorang pemuda yang berdiri di depan jendela membelakangi pintu, Jaeyun kemudian masuk dan menutup pintunya.

"Kenapa kau melakukannya?"
"Huh"
"Kenapa kau menyelamatkan ku?"
Pemuda itu berbalik dan sekarang Jaeyun bisa lihat wajahnya dengan jelas, satu kata langsung terlintas di benak Jaeyun, tampan pemuda di hadapannya ini begitu tampan.

Seakan tersadar Jaeyun lalu memandangi tepat di mata pemuda itu " Kenapa kau bertanya pertanyaan yang tidak penting, aku menyelamatkan mu karena aku ingin"
"Kenapa"
"Aku tak ingin kau membuang nyawamu, kau masih muda perjalanan masih panjang"

Kedua obsidan Jaeyun di pandang teduh oleh obsidan pemuda itu, entahlah rasanya Jaeyun ingin menangis, rasanya begitu menyesakan ketika mata itu memandangnya, dan tanpa sadar air mata sudah lolos keluar.

"Siapa namamu" tanya Jaeyun

Pemuda di depannya tersenyum

"Heeseung...namaku" jawabnya









Oke selesai juga.
Btw sorry kalau ada typo ya

Buat penggambaran pantai itu kayak pantai pada umumnya yang ada pasirnya tapi juga ada bebatuan dan jembatan nya itu membentang lurus ke tengah laut, kebayang kan? Kebayang dong.

Oke sampai sini aja see you

Fate || Heejake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang