happy reading
bandung, 02 juni 2016.
"nak, apakah kamu bisa mengikhlaskan ibu? ibu sudah tidak kuat lagi" ujar seorang wanita paruh baya pada anak pertamanya.
"ibu, kalo memang ini yang terbaik buat ibu, aku ikhlas bu" ujar anak itu dengan air mata yang mengalir deras di pipinya.
"nak, terimakasih sudah mau untuk mengikhlaskan ibu, terimakasih nak" ujar wanita paruh baya itu.
setelah mengucapkan kalimat itu ia perlahan menghembuskan nafas terakhir nya.
"ayah, apakah ibu benar-benar sudah tiada?" tanya anak berusia 14 tahun itu.
"ikhlaskan ibu ya nak? kita bangkit bersama setelah ini" ujar sang ayah sambil merangkul putrinya.
"ayah, bagaimana adek, dia baru berusia 3 tahun ayah, apakah kita sanggup?" tanya anak itu.
"kita pasti bisa nak, kita harus bangkit bersama, dan jangan biarkan adek merasa di acuhkan" ujar sang ayah menyemangati anaknya.
"sekarang kita siap-siap buat nganterin ibu ke rumah barunya ya" titah sang ayah.
setelah melalui beberapa tahap, akhirnya jenazah sudah sampai di tempat pemakamannya.
banyak sekali kerabat yang datang dan memberi semangat bagi mereka.
"kakak,kamu harus kuat ya? dan jangan pernah sungkan buat minta tolong ke oma ya nak? pintu rumah oma selalu terbuka buat kamu" ujar wanita yang diketahui adalah nenek mereka.
"iya oma, terimakasih" ujar si kakak lemah.
oma hanya mengangguk lalu mengusap lembut kepala cucunya tak lupa ia memberi kecupan sayang untuknya.
"kakak ga boleh berlarut dalam kesedihan ya nak? disini masih ada tante anggap tante ini ibu kalian, karna bagaimanapun juga kita masih sedarah, walaupun rasa nya bakal berbeda, tapi semoga bisa membantu kalian agar tidak terlalu larut dalam kesedihan, dan untuk masalah siapa yang bantu kalian rawat adek, tante yang bakal bantu kalian, untuk sementara waktu kalian tinggal di rumah tante ya? tante mohon" ujar adik dari ayah kakak dan adek.
"iya tante, terimakasih ya sudah mau merawat kita" ujar si kakak dengan lemah.
tantenya hanya mengangguk dan mengusap lembut kepalanya.
anak itu hanya diam, ia sudah tak tau bagaimana caranya menangis, ia hanya diam dan menatap kosong gundukan tanah di depannya.
ia bisa di bilang anak yang memiliki pikiran dewasa,karna ia tidak seperti kebanyakan anak lain di usianya yang di tinggal salah satu orang tuanya, ia hanya menangis kecil sambil menatap kosong gundukan tanah di depannya.