b

722 139 1
                                    

Renjun keluar dari dalam kamarnya untuk mengambil segelas air sedangkan Woon bin sudah tidur nyenyak didalam kamarnya. Saat mengambil air diapun melihat sang ibu yang juga akan mengambil segelas air.

"Renjun?"

"Kenapa ma?"

"Ada yang ingin Mama bicarakan padamu."

"Katakan saja ma."

"Apa kau bersedia jika menikah dan menjadi ibu sambung dari Woon bin?" Renjun membulatkan matanya mendengar perkataan ibunya itu.

"Mama? Mama tidak serius bukan?"

"Mama serius renjun, lagian mama kasihan pada Woon bin. Dia masih kecil dan masih butuh kasih sayang seorang ibu, dia juga mendapatkan kasih sayang itu darimu. Dan menikah dengan Mark bukan pilihan yang buruk renjun, apalagi kau sudah mengenalnya dan dia adalah kakak dari sahabatmu, Haechan."

"Renjun tetap akan menolak ma. Renjun tak mau sama sekali."

"Apa alasannya renjun? Berikan Mama satu alasannya."

"Renjun sudah punya kekasih ma." Ucap renjun begitu saja. Winwin yang mendengarnya kaget bukan main saat ini, karena dia rak tahu kalau anak tunggalnya ini ternyata sudah memiliki kekasih.

"Kau tidak sedang berbohong bukan Nakamoto Renjun?"

"Tentu saja tidak ma." Ucap renjun penuh keyakinan.

"Kalau begitu bawa dia kesini. Jika mama tak suka dan otusan tak memberikan izin padamu maka kau harus berpisah darinya dan menikah dengan Mark, karena otusan setuju padanya." Ucap winwin lalu pergi begitu saja.

"Dasar sih brengsek itu. Bahkan dia sudah mempengaruhi Mama dan otusan. Aku harus bertindak cepat, atau aku akan bernasib sama dengan mendiang Yeri noona." Gumamnya lalu diapun masuk kedalam kamarnya.

Didalam kamar.

Renjun duduk diatas tempat tidur lalu melihat keponakannya yang tidur dengan nyenyak dan mengelus kepalanya.

"Kau tidak salah apapun, tapi ayahmu adalah pria brengsek. Kalau bukan karenanya Yeri noona tak akan tiada. Kenapa semuanya harus seperti ini? Aku membenci ayahmu. Tapi aku tidak bisa membencimu." Gumam renjun lalu diapun mengambil ponselnya dari atas nakas dan mengetikkan nama jeno.

"Hallo?"

"...."

"Aku tidak perduli ini jam berapa, tapi dengar dengan baik Jung Jeno. Kau harus bertemu denganku besok jam 10:00 karena ini mengenai hidupku. Aku tak mau menjadi seperti Yeri noona."

"...."

"Temui aku besok." Putus renjun lalu diapun meletakkan ponselnya kembali diatas nakas dan diapun tidur sembari menatap langit-langit kamarnya.

"Yeri noona. Aku mohon, jaga anakmu dari atas sana. Dan maaf karena aku tak mau menjadi ibu sambungnya. Aku tak ingin bersama sih brengsek itu." Monolognya lalu diapun menutup matanya seketika.







Keesokan harinya, terlihat renjun, winwin dan woon bin tengah sarapan bersama.

"Nai nai kapan jichan pulang?"

"Ojichan mungkin akan sampai nanti siang." Ucap winwin sedangkan renjun hanya diam saja. Winwin tahu anaknya masih merajuk padanya soal tadi malam.

"Renjun?" Sang empu hanya menatap ibunya itu.

"Kau sudah rapi, kau ingin kemana?"

"Aku harus bertemu managerku sebentar."

"Bin boleh ikut bunbun?" Renjun lantas melihat Woon bin dan mengelus kepala anak itu.

Smoothie (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang