2. Lalu

688 83 9
                                    

Kedua mata terbuka dengan silaunya mentari yang menembus Kamar. Panik, dia terbangun dengan bercucuran keringat dan turun dari ranjang secara tergesa.

"Mau kemana?"

Dilihatnya sang suami yang sedang mengaduk kopi dengan balutan kaos putih dan kolor bergambar logo whatsapp.

"Bangunin anak-anak. Kok kamu gak bangunin aku sih? Anak-anak harus sekolah tau."

Kedua alis Roseanne saling bertautan, "ini kan lagi libur panjang, besok baru masuk lagi. Tuh, Anak-anak lagi main di pantai."

Jennie mengikuti arah pandang Roseanne yang mengarah ke pantai. Dua orang remaja tengah tertawa dan saling berkejaran dibawah cahaya senja.

Hati Jennie mencelos, jiwanya terasa tertinggal di masa lalu. Melihat anak-anak yang selama ini ia rawat telah tumbuh besar dengan cepat. Rasanya baru kemarin dia melihat Jisoo tertidur dalam pelukannya.

Elusan dipundaknya kembali membawanya pada realita. "Kenapa? Kayak lingkung gitu?"

Jennie menggeleng dan memijat pangkal hidungnya "aku ngerasa Chu sama Lily masih kecil."

Roseanne mencubit hidung istrinya gemas, "Efek tidur sore sore nih. Mandi gih, biar seger lagi kamu nya."

Jennie mengangguk merasa setuju dengan ucapan pasangannya. "Anak-anak suruh udah gih. Udah mau malam."

Roseanne mengangguk dan pergi memanggil Jisoo dan Lisa. Di kamar mandi Jenni terdiam untuk beberapa saat didepan cermin. Memandangi wajahnya yang memang sudah terlihat lebih tua dari yang dia fikirkan.

Hal terburuknya bahwa sampai saat ini dia masih belum bisa memberikan Roseanne keturunan meski usia pernikahan mereka memasuki usia ke 8.

Mungkin ini faktor usia mengingat umur Jennie tak lagi muda. Meski begitu dia tidak pantang menyerah, meski dia bahagia dengan anak-anak Roseanne kini, jauh dalam hati kecilnya dia menginginkan seorang anak dari rahimnya sendiri.

Kapankah itu terjadi?

Bagaimanakah itu bisa terjadi?

Di tempat lain, Lisa yang kini berusia 15 tahun mengajak adiknya untuk kembali ke villa. "Udah yuk Dek, udah mau malam."

"Kakak duluan aja." Gadis cantik berusia 13 tahun itu masih sibuk dengan ombak yang datang dan pergi oh begitu saja~

"Makin malam air makin naik dek. Udah ayo, kasian Mama nanti khawatir. "

Akhirnya Jisoo mengangguk dan meraih tangan sang Kakak. Sayangnya belum sempat dia meraih tangan itu, ombak menyeretnya ketengah laut.

Kedua mata Lisa membulat panik "Dek!"

Teriakan Lisa mengambil atensi Roseanne yang sedang menikmati secangkir kopi didepan Villa. Dari atas sana dia bisa melihat anak-anaknya yang sedang digulung ombak.

"Astaga Chu!"

Dia ikut berlari menghampiri anak-anaknya, apalagi melihat Lisa yang mulai kewalahan menghadapi air mengingat ia masih belajar berenang.

"Lisa pengang tangan Papa!"

"Tapi Chu?"

"Pegang dulu!"

Setelah berhasil meraih Lisa, Roseanne berenang lebih jauh untuk meraih Jisoo yang hampir tenggelam.

Kini mereka bertiga sudah sampai di daratan. Jisoo memeluk sang Papa dengan erat sedangkan Lisa terlihat murung karena merasa bersalah tidak bisa menyelamatkan adiknya.

Melihat suami dan anak-anaknya basah kuyup Jennie panik "kalian kenapa jadi basah semua?"

Lisa menunduk "maaf Ma, Jisoo hampir kebawa ombak tadi. Dan aku gak bisa tolong, jadi Papa tolong."

Mama Bear 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang