"KAKAK! ITU PUNYA ADEK!!" - narel
"cengeng banget punya adek" - renja
"ululu~ sini-sini siapa yang nakal? kak jova? atau kak renja?" - dika
"diem bisa ga si?" - jova
"astagfirullah punya anak 4 kok kek gini semuaaa" - papa jay
"cuman bisa sabar"...
"udah kali ngambek nya, masa daritadi ngediemin kak Dika mulu" Dika berujar sambil tangan nya memainkan rambut si adik.
Narel hanya diam saja tak bergeming membuat Dika menghela nafas.
"Yaudah deh Kakak minta maaf"
Dika mengulurkan tangannya didepan wajah Narel.
Narel menatapnya tidak minat.
"KAK RENJAA!! KAK JOVAA!! ADEK MASIH NGAMBEK INI!!"
Dika sudah tak kuat menahan amarah yang daritadi ia pendam dan berakhir berteriak memanggil Renja dan Jova.
Beruntungnya Papa dan Mama nya tidak lagi dirumah.
Tidak lama kemudian Renja dan Jova keluar dari kamar masing-masing ketika mendengar teriakan Dika.
"apasi teriak-teriak? Lo kira ini hutan apa?" Renja yang kesabaran nya setipis tisu dibagi seribu harus berkelahi dengan Adek yang otaknya agak mlenceng, canda ges.
"ini loh kak, adek masih ngambek sama Dika" adu Dika.
Renja menghela napas perlahan, ada aja masalah.
"kenapa?" tanya Jova membuka suara.
Belum ada yang menjawab dan Jova menatap arah pandang ke adik bungsunya.
"gue tanya kenapa?" tanya Jova sekali lagi dengan nada tegas.
"adek kesel sama kak Dika, dia habisin cookies adek" kesal Narel.
Arah tatap Jova mengalih ke adik satunya.
Melihat tatapan Jova, membuat Dika menunduk takut.