chapter 3#

49 3 0
                                    

pov Rara:
Rara berjalan bersama ibunya menuju parkiran mobil di lapangan sekolah sangat jelas wajah ibu nya kali ini menahan marah

" Ma, Rara bisa jelasin semuanya".
bujuk Rara membuat langkah kaki ibunya terhenti kini menatap mata sang anak

" Cukup!". cukup buat mama malu hari ini! kamu mau nya apa Rara semua yang kamu mau mama kasih!!

" nilai kamu jauh dari kata sempurna".
kamu masih belum sadar juga?!!! mama
kerja keras buat kalian, buat kamu sama
adikmu di rumah.

" mama kerja keras siang malam buat
bahagiakan kalian anak-anak mama".
kamu contoh teman sekelas mu Natasya
itu dia pintar dan penurut. kamu belajar
darinya bukan malah cari masalah setiap
hari! kerjaan mama bukan hanya ngurusin
kamu 24/jam dengan hal-hal sepele seperti
ini.

omel mama nya panjang lebar tanpa
memikirkan kembali setiap kata yang
keluar dari mulutnya seperti benih
beracun yang tertanam di otak Rara
bahwa ibunya memang tidak pernah
menyayangi nya, yang ibu nya inginkan
hanya bersaing dengan Natasya yang
sok pintar itu. inilah alasan utama
mengapa Rara amat membenci Tasya
karna Rara besar dalam keluarga tidak
harmonis dengan tuntutan besar.

meskipun tidak sepenuhnya kesalahan
adalah miliknya. namun perselisihan
sampai penyakit hati terhadap Natasya
bukanlah solusi karna gadis itu pun
tidak salah dan tidak mengerti apa-pun

mendengar semua penjelasan ibunya
membuat Rara kali ini tersenyum kecut

"Ohh jadi gitu ma".
mama marahin Rara cuma karna mama
di panggil sekolah dan mama malu
punya anak ga berprestasi ke Rara !??

"kalau emang gitu".
kenapa ga mama angkat anak aja Tasya
sekalian!!! biar mama puas!

teriak Rara kali ini menangis menantang ibunya

"Plak"

hadiah tamparan keras di pipi kiri Rara
di hadiakan oleh ibunya karna ucapan
ngelantur yang di luar nalar. ibu nya
begitu sangat kecewa

" masuk mobil sekarang!".

Rara yang sudah tidak bisa berkata-kata
lagi terpaksa masuk ke dalam mobil
dan sempat membanting pintu mobil
lalu mobil melaju pergi meninggalkan area
sekolah.

Natasya yang terdiam membisu sedari
tadi berdiri di bawah pohon menyaksikan bahwa ibu dan anak itu berseteru karna dirinya. Natasya amat merutuki dirinya sendiri karna dia yang tidak pernah berbuat jahat pada orang lain bisa menjadi alasan seseorang berseteru.

dengan lemas Tasya berjalan pelan
menelusuri jalanan setapak tujuannya
kembali ke rumah

" hhhh hari yang begitu panjang".
Tasya bergumam kecil mencoba menyemangati dirinya kembali
menarik sedikit senyuman tipis

my little wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang