Bagian 2
Ulat
Kehidupan sehari- hari Lady Pin cukup umum.
Pada hari Senin sampai Jumat dimana dia harus
pergi ke sekolah, dia bangun subuh, mandi,
berpakaian, merapikan rambut hitam panjangnya yang halus hingga ke tengah punggungnya. Dia
kemudian turun untuk menyiapkan sarapan Mae Koi yang berupa nasi rebus dengan topping atau hidangan sederhana seperti sayuran goreng, babi Goreng atau ikan gorengSebenarnya Raja memerintahkan Lady Pin untuk bersekolah dengan Putri Anilaphat dengan mobil mewah karena mereka belajar di sekolah prestise yang sama di Istana frenc di mana semua gratis.
Namun, bibinya tidak mengikuti perintah Raja
karena dia tidak ingin Lady Pin menyamakan
dirinya dengan sang putri. P' Perm ditugaskan
untuk mengemudikan 'Jao Kae' satu- satunya mobil
tua yang tersedia di Istana Bua Chompoo.Sedikit yang diketahui bibi.. sudah berkali- kali
Putri Anilaphat berdiri untuk menumpang Jao Kae di gerbang belakang istana untuk menumpang dengan Lady Pin."Yang Mulia, mengapa Anda masuk ke dalam mobil.ini? Di mana Lung Plai?"
Awalnya P Perm merasa gugup, tidak bisa berbuat apa- apa ketika melihat Putri Anilaphat membuka pintu mobil untuk duduk di sebelah Lady Pin dengan wajah datar
"Lung Plai? Saya tidak tahu. Saya menyuruhnya
mengemudi tiga putaran mengitari Thewes ke
kanan Thaksinawat''''Saya tidak mengerti apa yang Anda katakan, Yang Mulia."
"Anda hanya perlu duduk di mobilmu ke sekolah, P Perm. Jika Anda mengajukan pertanyaan lagi, saya akan memberi tahu kepada ayah saya"
Sejak hari itu, setiap kali P' Perm mengemudi
dan melihat Putri Anilaphat tersenyum lebar
melepaskan tangannya untuk menghentikan mobil
di dinding istana.P' Perm akan menghentikan mobil tanpa mengeluh. Lady Pin sendiri tidak bisa mengatakan lebih banyak. Setiap kali dia ingin mengeluh dan melihat
Putri Anilaphat menoleh ke belakang dengan
senyum lesung pipinya, Lady Pin merasa sangat
lemah dan hanya bisa memalingkan muka melihat pemandangan di luar jendela mobil.Bagaimana bisa Lady Pin memarahinya?.
Karena Putri Anilaphat masih menjadi gadis yang baik, tidak jahil atau mengganggunya..
Begitu sampai di sekolah, Putri Anilaphat langsung berlari dan menghilang ke dalam rombongan besar teman- temannya. Lady Pin terbiasa melihat Putri Anilaphat di antara kelompok gadis seusianya di pagi hari sebelum kelas, saat makan siang, atau
bahkan setelah kelas.Meski dikelilingi banyak teman, Lady Pin masih
bisa melihat Putri Anilaphat menonjol dari
keramaian dengan mudah secara sekilas. Seolah-olah tubuh Putri Anilaphat berkaca- kaca terkena sinar matahariBegitu sebuah mobil ditumpangi untuk pergi, mobil itu pasti akan ditumpangi untuk kembali. Beberapa hari, menumpang datang dan pergi namun tumpangan Putri Anilaphat tidak dapat diprediksi. Pastinya pada hari Putri Anil ikut dalam perjalanan ke sekolah atau pulang ke rumah, pada saat itu Lady Pin akan sangat bahagia.
Sesampainya di sekolah, rutinitas utama Lady Pir sudah dimulai. Bibinya sering menyiapkan tugas tugas yang dianggap dipelajari oleh dayang- dayang di istana, seperti mengupas Maprang, mengukir buah, membuat mawar kaca, melipat siomay membuat makanan ringan Pang Sib atau bahkan harus duduk dan membuat karangan bunga hingga
pegal- pegal, agar bibi dapat memiliki karangan
bunga di malam hari untuk dipersembahkan
kepadanya.Di hari-hari awal pelatihannya bibinya sering
melatih Lady Pin sendirian. Setiap tahapan
prosesnya diatur secara detail, cermat dan teratur yang terkadang Lady Pin harus menahan Nafasnya Dengan Takut untuk MELAWAN Kemauan Putri Padmika.