18.1 I Will Survive

667 64 6
                                    

Jasver mengangguk setelah mendapatkan data terakhir dari Arsen, Arsen sudah bekerja sangat keras mendapatkan informasi semua ini. Jasver menatap Arsen dengan tenang di sampingnya.

"Makasih atas kerja kerasnya selama ini, Arsen."

Arsen yang berada di sampingnya ikut tersenyum lega, "sama-sama, mas. Saya juga makasih."

Setelah melihat Arsen berlalu, Jasver masih menyandar dengan santai di dinding sebuah toko kosong di gang sempit ini. Karena dokumen terakhir, Jasver memutuskan mencari tempat yang aman dari orang lain.

Untuk yang terakhir Jasver akan menjalankan semua ini agar selesai dengan cepat, tidak tahu bagaimana. Jasver sudah menyiapkan beberapa senjata di sakunya yang tertutup, langkah Jasver adalah untuk menangkap Ryan.

Jasver menekan tombol hijau di ponselnya tanda terkirim, segera berjalan ke alamat yang ditunjukkan.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ***ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Jasver menatap sekitar rumah yang kosong itu, rumah Ryan berada di sebuah jalan yang tidak digunakan di kota ini. Terlihat seperti tempat kumuh yang dibuang, lampu jalan disini pun tidak berfungsi dengan baik.

Beruntung sekarang masih siang hari, matahari masih bersinar terang. Hal itu sedikit membantu pengelihatan Jasver.

Jasver menarik nafas sebelum mengetuk pintu rumah Ryan, berharap ada penghuni di dalam sana dan tidak salah alamat. Akan banyak peluang jika Ryan berada di rumah saat ini.

Pintu diketuk oleh Jasver sebanyak 2 kali, sedikit gugup. Wajah Jasver berubah lega saat Ryan membuka pintu itu dengan ekspresi kaget.

"Lah, Nathan? Ngapain kesini?" Ryan masih tak menyangka Jasver akan datang ke rumahnya dan menemukan alamatnya.

"Gue mau ngobrol bentar, boleh?"

Ryan sempat heran kemudian mengangguk, "boleh, masuk aja."

Jasver mengangguk menurut masuk ke dalam rumah Ryan yang cukup luas di dalam. Tidak seperti di depan, dalam rumah ini cukup luas untuk ruang tamu hingga dapur.

Ruangan disini gelap, hanya ada cahaya kecil yang akan padam menerangi ruangan disini. Jasver hanya bisa diam, menunggu Ryan yang sedang menutup pintu.

Semuanya terlihat normal, tidak ada yang aneh di mata Jasver. Rumah ini pun terawat, hanya penampilannya saja yang sederhana dibanding rumah di samping Ryan.

Ryan mendesah nafas lega, duduk di depan Jasver. Jasver pun ikut duduk di sofa yang ada di ruangan ini, menyiapkan dirinya untuk berbicara.

"Apa yang mau lo tanyain, Nath?"

Sebagai basa-basi, Jasver memulai dengan informasi dasar. "Lo udah lama ga kerja di klub, Yan?"

Lidah Ryan kelu, baru saja berbicara sudah dihadiahkan pertanyaan seperti ini. Ryan cengengesan bingung menjawab jujur, heran bagaimana bisa Jasver tau soal itu.

"Lumayan lah, ambil cuti gue. Pengen istirahat." Ryan menjawab seadanya, walaupun kenyataannya tidak seperti itu.

Jasver ber oh ria, mengangguk mengerti mendengar kebohongan itu. Jasver tidak akan buru-buru untuk mendengar pengakuan jujur dari Ryan, mereka masih punya banyak waktu.

"Sebenarnya lo mau ngapain kesini, Nath?" Ryan langsung ke inti, Jasver sedikit terkesiap.

"Gue kemarin ketemu sama temen lo yang kerja di klub, dia bilang lo ga ada padahal gue lagi cari lo."

"Kenapa cari gue?"

Jasver mendengus singkat, "mana Gea?"

Ryan tercengang, mendadak merasa gugup sembari meneguk ludahnya tetapi menatap Jasver dengan heran. Tidak ada yang tau ternyata Jasver sudah sejauh ini.

Robbers - JAEMJEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang