Kini melvino sampai di rumah, setelah selesai kegiatan rapat di kampusnya kini melvino langsung pulang, karena perasaannya yang tidak enak dan selalu terbayang oleh sang adik, takut jika heidan kenapa-kenapa maka dari itu melvino memutuskan selesai rapat ia langsung pulang.
Sampai di rumah ia langsung naik dan masuk kedalam kamarnya, dan ia melihat sang adik yang kini sedang tertidur pulas, melihat itu melvino merasa lega, dengan cepat ia meletakkan tasnya dan sekarang masuk kedalam kamar mandi.
Heidan yang menyadari kehadiran sang kakak akhirnya ia bangun, membuka matanya dan fokusnya tertuju pada pintu kamar mandi yang tertutup, dengan cepat otak heidan menebak jika melvino di dalam.
Setelah beberapa lama ia menunggu sang kakak, akhirnya melvino keluar, dan tanpa sengaja melvino melihat hidung heidan yang mengeluarkan darah.
Dengan cepat ia menghampiri heidan dan memberikannya tisu, heidan belum menyadari akan hal itu, makan ia terkejut kala sang kakak menyubat hidung nya menggunakan tisu.
"Idan kamu sakitt???, kenap hidung kamu berdarah??".
"Maaf kakak, tadi pas mau ke kamar mandi idan kebentur dinding, jadi mimisan kaya gini, padahal tadi udahh". Alasan heidan dan sialnya melvino percaya.
"Kamu kenapa engga hati-hati??? Udah tau kamar mandi itu licin apalagi kalo ada airnyaa". Ujar sang kakak.
"Maaf yaa kakak, idan janji ga akan kaya gitu lagii". Jawabnya
"Oh iyaa kakak, idan mau kita sering kumpul, idan mau bikin kenangan banyak-banyak biar nanti kalo kita sudah selesai pendidikan dan kerja masing-masing kita masih punya kenangan". Ucap heidan.
Hahha kenangan saat mereka lulus nanti katanya?? Padahal ia ingin membuat kenangan karena umurnya tak akan sepanjang orang-orang yang mereka sayang.
"Iyaa nanti kakak bilang sama anak-anak, yaudah kamu lapar gaa??, kakak ambilin makanan yaa adek disini ajaa". Ucap melvin dan heidan hanya bisa mengangguk.
Ia tak bisa turun rasanya kepalanya hampir pecah, sakit sekali, ia mengobrol dengan sang kakak dengan menahan sakit yang ada di kepalanya.
Dan bodohnya melvino tidak menyadari gerak gerik heidan yang mungkin bisa di bilang tidak seperti biasanya.
Setelah selesai mengambil makanan heidan kini melvino kembali naik, tak peduli jika mama dan papanya memanggil karena sekarang ia harus segera memberikan sang adik makanannya.
"Nih makan semuanya yaa, darahnya masih keluar??". Tanya melvino.
"Iyaa kakak, udah engga kok, kakak gamau makan, ayoo makan samaa idann". Ajak heidan.
"Iyaa sebentar kakak kabarin yang lain besok bisa main enggaa". Sambung melvino heidan hanya mengangguk menunggu sang kakak.
Melvino dengan cepat membuka aplikasi hijau dimana disana ada sebuah grup yang biasa mereka gunakan untuk mencari satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 people with 1 dream (END)
Teen FictionSahabat adalah rumah kedua kita kala rumah yang sebenarnya menghancurkan harapan kita. kita mempunyai mimpi yang sama dan akan mewujudkannya bersama-sama.