13

195 16 0
                                    

Sampai 4 bulan setelah acara menginap di puncak ini, keadaan heidan semakin memburuk, melvino belum sama sekali mengetahui jika adiknya ini mengidap penyakit sesering ini.

Kini heidan masih bisa tertawa bersama teman-teman nya di kampus kebetulan mereka semua ada kelas pagi, dan sambil menunggu mereka akhirnya duduk bersantai di galeri kosong.

Jenggala terus memperhatikan heidan, karena hari ini dia tidak seperti biasanya wajah nya tampak pucat, lebih pucat dari biasanya.

"Idan sakit??? Kok pucat banget sihh???". Tanya cakra.

"Eughh??? Engga kok tadi idan luoa nda pake lipgols". Alasannya dan bodonya mereka ini percaya.

"Idan mau jalan-jalan sama kalian, kalian sibuk gaa kira-kira???". Tanya heidan.

"Gue sih engga, nanti pulang sekolah gue bisa". Jawab jenggala.

"Yaudsh siapa yang bisa hari ini kita jalan abis kelas". Sahut reyhan.

"Kayanya bisa semua deh jadi kita langsung berangkat ajaa selesai kelas". Jawab jemian.

Mereka mengangguk dan kemudian tak lama dari ituu, jam kelas mereka dimulai, dengan segera mereka menuju ke gedung fakultasnya masing-masing.

Kelas mereka ada yang 3 jam dan ada yang 2 jam, dan kelas yang sudah selesai satu jam yang lalu kini menunggu mereka yang masih belum selesai di gazebo tempat mereka duduk tadi pagi.

Dan tak menunggu lama mereka semua sudah berkumpul, seperti janjinya tadi pagi, selesai kelas mereka akan jalan-jalan, kini mereka menggunakan mobil jenggala, karena agar mereka tidak repot nantinya

Mereka kini menuju ke taman, mereka bermain di Sana, heidan yang bermain gelembung seperti anak kecil bersama jenggala, jemian dan juga cakra yang sekarang kejar-kejaran karena jemian yang tak sengaja menginjak sepatu milik cakra.

Dan reyhan yang sibuk melukiskan kegiatan para sahabatnya itu, dan berbedan dengan arka dan juga melvino yang sedang memandangi semua sahabatnya ini sibuk masing-masing.

Melvino dan arka sama seperti orang tua yang sedang mengawasi anaknya bermain.

"Lucu banget ya bang mereka". Ucap arka.

"Iyaa, gue seneng kalo kaya ginii,  semoga kita kaya gini terus yaaa??". Jawab melvino.

"Pasti bang, kita bakal sama-sama terus sampe mimpi kita terwujud". Yakin arka.

"Emmm, gue seneng bisa liat heidan ketawa selepas itu kalo sama kita bang". Ujar arka.

"Gue juga seneng kaa, apalagi heidan yang dirumah bener-bener kaya anak  introvet padahal aslinya dia ekstrovet". Jawab melvino.

"Gue juga seneng liat cakra sama jemian yang kaya engga ada beban". Ujar melvino.

"Iyaa bang sama bang reyhan juga, cuma disini mereka bisa ngelukis sesuka yang ia mau, begitu juga dengan gala yang ga pernah di pukul kalo sama kita bang". Sahut arka.

"Intinya kita semua bahagia kalo kita sama-sama, makanya gue berharap semoga kita tetep sama-sama sampai nantiii". Ucap melvino.

Mereka terus memandang semuanya, sampai akhirnya reyhan selesai menggambar pada sahabatnya ituu.

"Liat deh bagus gaa??". Tanya reyhan

"Bagus rey, gue sukaaaa". Jawab melvino dan juga arka.

Reyhan tersenyum manis sambil menatap sahabatnya itu, sampai akhirnya mereka di kejutkan oleh pingsannya heidan, dengan cepat jenggala mengedong tubuh itu dan membawanya kemobil.






****





Kini mereka sudah sampai di rumah sakit, heidan sudah dimasukan ke ruangannya, kini tinggal mereka yang mengetahui apa yang menyebabkan heidan seperti ini.

Tak lama akhirnya sang dokter keluar, dan memberikan kabar yang sangat membuat mereka semua shock.

"Maaf, tapi kanker otak yang di derita pasien sudah tidak dapat kamu sembuhkan". Ujar sang dokter.

"Kanker otak dok???". Tanya melvino.

"Iyaaa, pasien mengalami kanker otak stadium akhir, dan ini sudah untuk disembuhkan". Jelas sang dokter.

"Kita bisa masuk dok??". Tanya jenggala".

"Boleh tapi ingat jangan berisik dan tetap tenang". Ujar sang dokter lalu pamit pergi.




Mereka sudah berada di ruangan hedian dimana anak itu sudah benar-benar terbaring lemah disana, seperti tidak ada energi sama sekali dalam tubuhnya.

"Kenapa kamu gabilang sama kakak sih dan?? Kakak gagal jagain kamu kaya ginii, kakak ga becus jadi kakak yang naik buat kamu". Ujar melvino.

"Jangan tinggalin kakak yaa???".

"Jangan pergi sebelum mimpi kita terwujud idann, katanya lo orang pertama yang mau teriak kalo mimpi kita terwujud?? Tapi kenapa kaya giniii?? Lo harus sembuh dann". Ujar jenggala.

Mereka semuanga menagiss melihat keadaan heidan sekarang ini banyak sekali alat medis yang menempel pada tubuhnya.

Tak lama setelah itu heidan terbangun

"Kalian jangan sedih, idan gamau kalian sedih". Ucapnya membuat mereka semua menatapnya.

"Engga dek, kamu harus sama kakak kamu udah janji sama kakakkk". Ujar melvino.

"Tapi kak, ini sakit, idan gakuatt, biarin idan pergi yaa?? Kalo idan beneran pergi tolong jagain mama sama papaa, jangan smpe mereka sedih yaa kak, kakak juga harus janji sama idan buat trus bahagia yaa???". Ucap heidan..

"Kebahagian kakak ada di kamu heidan, cuma kamu yang kakak 9unya selama ini, jangan tinggalin kakak yaaa". Ujar melvino.

"Idan bakal tetep pergi kak, karena ini takdir idan, buat kalian semua, idan sayang banget sama kalian, kak gala terimakasih banyak udah mau nerima idan kaya adiknya akka sendiri, dan kalian semua terimalah banyak udah mau nurutin keinginan terakhir heidan tadi yaa?? Idan seneng bangetty kita bisa kumpul kaya ginii, ini semuanya sakit kakk, idan gakuatt, idan izin pergi yaa kak". Ucap si manis.

Setelah mengatakan itu heidan kemudian tersenyum, dan tak lama matanya tertutup dengan senyum yang masih terukur di wajah manisnya itu, membuat mereka semua menjadi histeris, dokter kembali masuk dan memberikan kabar duka.

Heidan benar-benar pergi meninggalkan mereka semuanya, jenggala hanya bisa terduduk lemas di kursi tunggu, rasanya dunianya itu hancur mendengar adik nya pergi,.

Tak jauh berbeda dengan melvino yang sekarang ikut menangis histeris, dan terus menatap tubuh sang adik yang kini benar-benar hanya tunggal jasadnya sjaa.

Arka menelpon orang tua heidan dan mereka sekarang kesini, mereka terkejut atas apa yang dialami putra nya.

15 menit kemudian orang tua melvino dan heidan sampai, dengan sang ibu yang sudah menangis tak mau berhenti, sungguh benar jika penyesalan selalu datang di akhir, kini mama dan papa nya baru menyadari bagaimana menderitanya heidan selama ini.











*****













Kini heidan sudah di makamkan, ia dimakamkan tepat disamping kuburan sang nenek, dimana sang nenek yang paling menyayangi nya dari pada ayah dan ibunya

Mamanya masih tidak menyangka anak bungsunya ternyata menyimpan luka yang cukup besar dan penyakit yang sangat menyakitkan iniii,, sungguh sekarang baru mereka merasakan kehilangan dan menyesal i perbuatannya.

Bahkan mereka belum meminta maaf pada heidan sama sekali, tapi anaknya itu sudah pergi terlebih dahulu.































Okeyy see youuu next part yaaa .....

Babaayyyyyyy.....

7 people with 1 dream (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang