Chapter 01. Ending

576 67 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

Happy Reading ~

.
.
.
.






Sudah sejak sore sampai matahari tergantikan oleh bulan Alfan masih duduk di ujung ranjang, sambil memperhatikan Ashland yang kini kondisinya tidak bisa dibilang baik. Alfan tetaplah Alfan, seorang pemuda baik hati yang tentu saja merasa kasihan pada Ashland sekalipun sudah dikecewakan berulang kali.

Dia meringis ketika ingat pada pukulan Charlie dan Kelvin yang diberikan pada Ashland tadi sore, yang membuat pemuda itu tidak sadarkan diri lebih dari 4 jam lamanya. Setelah tumbang bukannya diobati, kedua tangan dan kaki Ashland malah dibelenggu rantai. Takut mengamuk dan melukainya menjadi jawaban dari Kelvin saat Alfan bertanya barusan.

Cklek

Suara pintu dibuka mengalihkan atensi Alfan. Ia menemukan Bryan yang berdiri di ambang pintu dengan wajah datar andalannya.

"Abang?"

Bryan berdeham menanggapi panggilan Alfan. Ia melangkah masuk untuk mendekati si bungsu dengan pandangan beberapa kali mengarah pada Ashland.

"Charlie?" Bryan bertanya tanpa mengalihkan perhatian dari wajah Ashland.

Alfan terdiam beberapa saat untuk mencerna pertanyaan dari Bryan. Sudah tahu kalau Abang keduanya itu memang irit bicara, tapi tetap saja terkadang Alfan sulit untuk memahami. Pertanyaan Bryan bisa saja disalah artikan. Namun saat melihat pandangan Bryan yang mengarah pada Ahsland membuat Alfan mengerti.

"Sama Bang Kelvin juga." Alfan menjawab.

"Kenapa?" Kembali Bryan melontarkan pertanyaan ketika merasa belum puas dengan jawaban dari sang adik.

"Bang Kelvin sama Bang Charlie mukul kak Ash buat kasih hukuman."

"Kesahalan apa?"

Alfan menunduk dalam. Otaknya berputar, memikirkan cara bagaimana harus menjawab. Jika jujur ia takut Bryan ikut marah dan memukul Ashland lebih parah, menjawab bohong juga tidak tahu harus merangkai cerita macam apa. Dan lagi pula, tumben sekali Abang keduanya itu banyak bertanya begini.

"Alfan?"

Menghembuskan napasnya kasar. Jika sudah begini tidak ada cara selain berkata jujur kan?

"Tapi Abang janji dulu jangan marah. Kasian Kak Ash yang udah luka parah." Dengan suara rendah Alfan berkata, berharap kakak kesayangannya tidak bertambah lukanya.

Bryan hanya menganggukkan kepalanya satu kali untuk menjawab.

"Tadi di sekolah Kak Ash nyiram aku pake air kotor. Alea juga kena, bikin aku emosi. Aku enggak masalah kalau kak Ash buly aku karena itu udah biasa, tapi tadi Alea kena. Aku marah, kak Ash makin marah. Terus Bang Kelvin datang jadi ya gitu akhirnya, Kak Ash diseret pulang buat dihukum."

Reader's Soul | Transmigrasi BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang