Bagian 1

135 12 3
                                    

Para pahlawan galaksi kembali beraksi.

"Selamat untuk Yaya dan Ying, kalian berdua adalah peraih nilai tertinggi pada ulangan matematika kali ini."

Kedua perempuan yang namanya disebutkan tersebut melonjak senang lalu berjalan ke depan kelas untuk mengambil lembar jawaban ulang mereka yang telah dinilai. Setelah itu, guru matematika mulai memanggil satu persatu nama murid lainnya. Gopal yang duduk di samping Boboiboy terlihat cemas, kakinya berayun tidak tenang dan bulir-bulir keringat mulai menghiasi dahinya.

"Jangan khawatir, Gopal," Boboiboy menepuk pelan pundak sahabatnya itu seraya tersenyum. "Aku yakin nilaimu tidak akan negatif lagi."

"Benar, waktu itu kan kamu sudah bisa hitung cepat."

Yaya dan Ying menambahkan dengan mata berkaca-kaca. Mereka baru saja selesai membandingkan jawaban ulangan matematika. Walaupun sempat berdebat mengenai beberapa soal, dua sahabat lucu itu segera akur kembali dan menyusun rencana untuk menghabiskan hari minggu mereka dengan belajar bersama. Kadang Gopal bertanya-tanya apakah ada yang salah dengan otak dua perempuan itu, sehingga mereka bisa begitu menikmati duduk diam sambil membaca buku pelajaran sampai berjam-jam lamanya.

Fang yang posisi tempat duduknya agak jauh dari mereka menimbrung, "Tenang saja, kan yang membuat soal ulangan matematikanya bukan Papa Zola lagi,"

Suasana kelas mendadak suram. Papa Zola memang sudah tidak mengajar pelajaran matematika lagi sejak beberapa bulan yang lalu. Selain itu, ia juga berhenti menjadi kapten di TAPOPS dan harus pindah rumah, walaupun masih dalam kawasan yang sama. Boboiboy dan kebanyakan murid di kelasnya merindukan sosok guru yang selalu membuat soal-soal dengan jawaban di luar nalar itu. Mungkin lain kali ia dan teman-temannya akan mengunjungi keluarga Papa Zola—Mama Zila dan Pipi—di rumah baru mereka.

"Gopal."

Mendengar namanya tiba-tiba dipanggil oleh guru hampir membuat Gopal terjatuh dari tempat duduknya. Laki-laki yang hobi makan dan bermain game itu berjalan menuju meja guru di depan kelas, sementara teman-temannya menyemangati kalau nilainya tidak akan negatif.

"Nilai kamu yang paling rendah."

Serangan pertama sudah cukup untuk membuat kaki Gopal gemetar hebat.

"Nilai kamu lima."

Gopal menatap wali kelasnya tidak percaya sebelum bersorak bahagia, "Wohoo! nilaku tidak negatif, gameku tidak jadi diambil apa!"

"Selamat ya, Gopal," Boboiboy tersenyum melihat sahabatnya itu, tidak lupa ia memberikan gestur khasnya, thumbs up. Yaya dan Ying ikut senang karena usaha mereka mengajari Gopal berhitung cepat ternyata membuahkan hasil. Setidaknya nilai Gopal sudah tidak negatif lagi.

Tidak lama setelah itu, bel pulang berbunyi. Boboiboy bersama teman-temannya berjalan meninggalkan Akademi Pulau Rintis dengan perasaan lega. Dalam perjalan pulang, Fang tidak henti-hentinya menyombongkan diri karena nilai ulangannya lebih tinggi daripada Boboiboy.

"Lihat saja Boboiboy, setelah ini aku yakin kalau aku akan lebih populer darimu."

Boboiboy mendengus, "Dalam mimpimu."

Keduanya saling melempar tatapan sengit dan siap untuk berkelahi kapan saja. Pemandangan yang sudah biasa bagi Yaya, Ying, dan Gopal. Meskipun mereka sering bersikap seperti rival abadi sejak zaman purba, akan tetapi saat di medan pertarungan, Fang dan Boboiboy mampu melakukan kerja sama tim yang menakjubkan.

"Aku pulang dulu ya, tidak sabar mau main game nih," Gopal tiba-tiba pamit pada teman-temannya. Namun, segera ditahan oleh Fang menggunakan kekuatan bayangannya.

ERROR [BBB's Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang