Bagian 5

148 10 0
                                    

"Crime can not be tolerated. Criminals thrive on the indulgence of society's understanding."

- Ra's al Ghul

***

Disclaimer: All characters belong to Monsta.

***

Lapisan atas, planet Bayugan

Semuanya berjalan dengan lancar. Jendral Brubu ditangkap dan diadili secara langsung oleh pihak kerajaan. Walaupun sempat membantah segala tuduhan atas dirinya, namun Jendral Brubu tidak dapat berkutik ketika Yaya dengan tegas menunjukkan bukti yang mereka miliki.

Berkat video percakapan antara Jendral Brubu dengan bawahannya yang direkam oleh Lanina, pengadilan dapat dengan cepat memutuskan kalau Jendral Brubu bersalah atas tuduhan kudeta terhadap King Bayu.

"Yaya tadi keren sekali, seperti jaksa sungguhan!" komentar Ying yang berjalan beriringan keluar dari ruang persidangan bersama rekan lainnya.

Perempuan berkerudung pink itu sedikit tersipu mendengar pujian dari sang sahabat, "Aku terinspirasi oleh Gopal yang waktu itu jadi pengacara dadakan saat kita dituduh mencuri cabai oleh suku burung raksasa."

"Hohoho ternyata Yey Yey tidak lupa dengan jasaku ini," Gopal berlagak
membetulkan kerahnya yang sama sekali tidak kusut.

"Tentu saja, mana mungkin aku bisa lupa dengan pengacara Gopeng yang hebat."

Yaya tertawa puas melihat wajah Gopal yang berubah menjadi kesal saat dipanggil Gopeng. Panggilan itu diberikan oleh suku burung raksasa ketika mereka menjadi tersangka kasus pencurian cabai di ladang milik suku tersebut. Para alien berbentuk unggas itu entah kenapa selalu salah menyebut nama mereka.

"Menakjubkan! jadi kalian pernah mengikuti pengadilan di planet lain sebelumnya?" Lanina menatap para anggota TAPOPS dengan mata berbinar.

"Pantas saja tadi Yaya dapat dengan mudah menyudutkan Jendral Brubu."

Ying dan Gopal adalah yang paling bersemangat menceritakan petualangan mereka di planet Rimbara. Keduanya bergantian, bahkan sesekali berebut untuk berbagi kisah pada Lanina yang dengan antusias merekam percakapan tersebut menggunakan kamera kecilnya.

"Boboiboy, kenapa dari tadi diam saja?" pertanyaan Yaya membuat seluruh perhatian beralih pada laki-laki oranye yang sejak tadi diam termenung itu.

"Ya? ada apa?"

Seolah tersentak dan kembali ke kenyataan, Boboiboy menatap bingung teman-temannya. Ia sendiri bahkan tidak sadar kalau telah begitu lama larut dalam lamunannya.

"Kamu memikirkan apasih daritadi?" tanya Gopal sambil berkacak pinggang.

Boboiboy tersenyum kikuk. Jujur saja ia juga tidak tahu apa yang telah merenggut fokusnya sejak tadi. Rasanya seolah ada bagian dari kesadarannya yang secara tiba-tiba direnggut dan dikembalikan. Namun, jika ia menceritakan hal tersebut pada teman-temannya, yang ada mereka malah akan semakin khawatir.

"Aku hanya sedikit kasihan kepada Jenderal Brubu," dalih Boboiboy yang disambut hembusan napas kasar Gopal.

Remaja gempal itu menggeleng-gelengkan kepala, "Aduh, dia mulai lagi."

"Eh, memangnya Boboiboy kenapa?" tanya Lanina.

"Dia itu selalu kasihan pada penjahat, padahal dia sendiri sering babak belur karena mereka," ledek Gopal.

Belas kasihan itu manusiawi. Namun, tidak semua orang memiliki hati yang lapang untuk memaafkan, bahkan bersimpati terhadap orang yang telah menjahati mereka. Menurut Lanina, sifat Boboiboy itu layak dipuji dan patut dimiliki oleh pahlawan hebat seperti dirinya. Tapi, tentu saja ada saatnya belas kasih harus ditunjukkan melalui ketegasan berupa hukuman seperti yang diterima oleh Jendral Brubu.

ERROR [BBB's Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang