#1

20 2 0
                                    

Plaakk!

Suara tamparan menggema di suatu ruangan. Sang empu hanya bisa merintih kesakitan dan berdecak sebal. Tapi, kenapa dia ga nangis? Ya, dia dh terbiasa sih jadi ga heran klo dia ga nangis.

"SUDAH KU BILANG BERAPA KALI, IKUTI PERINTAH KU!!" Teriak seorang pria berkacamata, berjubah putih dan berambut hitam kecoklatan dengan sebuah suntikan di tangannya.
Di belakangnya ada seorang wanita berambut merah ruby memegang sesuatu semacam cambuk. Ia sedang menyilangkan tangannya di depan dada.

"Experiment 178. Kalau kau masih saja seperti ini akan ku biarkan atasan ku mengurus mu! Masih bersyukur kau tidak sampai aku baku hantam" Ancam pria tersebut kepada seorang gadis kecil yang ada dihadapannya.

Gadis kecil itu tertunduk diam membuat pria didepannya tersenyum puas dengan reaksi gadis itu.
Tangan berbalut sarung tangan tipisnya bergerak menyuntikkan suatu cairan ke tubuh gadis kecil itu.

Gadis itu merintih kesakitan saat merasakan jarum suntik menembus kulitnya dan sebuah cairan masuk ke dalam tubuhnya.

Usai dalam urusannya, pria itu tersenyum simpul "Hanya tinggal tunggu beberapa hari lagi, lil' kid' " Pria itu mundur mempersilahkan wanita ber- name tag 'Anastasia' melakukan urusannya.

Splash! Slapp!
Plakk!

"Kuharap kau tidak mengecewakan kami, anak muda" Ujarnya sinis "Yaa, kamu memang masih terlalu muda. Maka dari itu, jangan kecewakan percobaan kami" Lanjutnya.

Plakk!

"Turuti perintah kami. Jika tidak, maka kau akan lihat hasilnya nanti, little demon"
Senyuman sinis terukir di bibir maroon wanita itu melihat gadis kecil didepannya merintih kesakitan.
Merasa urusannya selesai, keduanya pergi meninggalkan gadis kecil itu yang tertunduk.

Keheningan muncul setelah itu. Kini tersisa dirinya, ia tertunduk lemas kesakitan. Pikirnya usianya masih sangat muda untuk menerima semua ini.
Tangan kecil dengan penuh luka bekas cambuk itu bergerak merogoh sakunya, mengambil sebuah foto.

Ya..
Foto dirinya dengan seorang temannya.
Meski fotonya sudah agak usang, kenangan tetaplah kenangan bukan?

Perlahan anak sungai mengalir dari ekor matanya, tak kuasa membendung tangisannya.
Kini ruangan terisi dengan suara isakan tangis nya yang menggema.

'I need you, when you'll come home? Please help me...'

Rυη αωαγ
Craeted by :: original author
✧༺♥༻✧


"Ayah ayah, liat deh! Ira bisa gambar bunga! Cantik kan?" Tanya seorang gadis kecil berumur 4 tahun kepada ayahnya yang sedang sibuk menyetir mobil.
Ia memperlihatkan bunga berwarna biru-violet hasil karya tangannya.

Ayahnya menengok sekilas "Waw, cantik sekali. Kamu pintar gambar juga ya.." Pujinya disela kesibukannya.

"Ira gitu loo.." Puji dirinya berkacak pinggang.

"Ira, ayahmu sedang sibuk. Jangan ajak dia berbincang dulu.." Ucap Ibundanya.

"Iih kan Ira cuman mau kasih liat gambaran aku ke ayah.." Ia mengerucutkan bibirnya.

"Nanti kalo ayah salfok gimana?"

"Ya kan ayah hebat..! Eh, tapi bunda juga lebih hebat!! Ucapnya polos.

"Ohh gitu ya kamu? Bilang bunda lebih hebat dari ayah?" Tangan berbalut kemejanya bergerak mengambil tangan mungil putrinya dan menggigit lembut membuat sang putri merasa geli.

⋆ ˚。⋆୨୧˚Rυη αωαγ˚୨୧⋆。˚ ⋆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang