#4

3 0 1
                                    

Angin sepoi berhembus di kedamaian malam itu. Bulan sabit menampakkan dirinya dengan anggun menghias langit malam, menjadi saksi bisu kegembiraan 2 insan yang tengah berada di sebuah partisi Lab.

Netra ruby Keira berbinar-binar melihat partisi Lab yang berisi berbagai macam bunga hasil experiment.
Langkah kakinya melaju berharap cepat sampai di ladang bunga itu.

"W-waaw! Cantik banget!" Pujinya. Leon hanya mengukir senyuman tipis.

"Kau boleh mengambil beberapa bunga disini. Tenang saja, ini semua bunga hasil percobaan ku" Ucap Leon.

"Waah, makasih kak!!" Keira bergerak mencabut beberapa bunga dan merakit nya menjadi mahkota.

Puk!

Leon yang sedari tadi memandang ponselnya sedikit terkejut merasakan ada benda yang menyentuh kepalanya.

"Hihi, mahkotanya bagus kan..?" Keira menyengir, memamerkan gigi putihnya. Ahh, ternyata dia yang memasangkan mahkota bunga di kepalanya...

Leon sedikit terkejut. Bagaimana bisa Keira membuat mahkota dari bunga? Dia belajar dari mana? Setahunya Keira terendam di tabung raksasa berisikan larutan kimia selama 3 tahun dengan usianya yang masih sangat dini. Tidak melakukan apa-apa.

Namun terukir senyuman hangat di bibirnya.
"Iya, bagus kok.." Pujinya.

Leon sedikit bersyukur bisa mengajaknya bermain. Melihat senyuman yang terukir di wajah pemilik surai black-sapphire membuatnya ikut merasakan senang, melihat rona ceria.

Beberapa menit berlalu. Hari semakin larut, namun duo insan yang tengah berada di partisi Lab ini masih terjaga.

"Kak.." Panggilnya.

"Ya..?" Jawab sang empu.

"Aku penasaran, kenapa aku bisa ada disini? Aku jalan sendiri? Ato jangan-jangan aku diculik..?!" Tanya Keira was-was.

Lagi-lagi Leon terkejut mendengarnya. Dia harus jawab apa..? TvT

"I-itu.. Kamu bakal dapet jawabannya nanti kok. Sekarang udah malem, ok?" Jawabnya sweatdrop.

"Ok kak.." Mereka pun memutuskan untuk kembali.

Di tengah perjalanan, Keira melihat-lihat sekitar Lab.
"Kak, sebenarnya ini tempat apaan sih? Kok banyak benda aneh..?" Tanya nya polos. Lab nya sepi sih soalnya yg lain udh pada tidur.

"Ini namanya Laboratorium, benda-benda aneh yang kamu liat itu namanya percobaan" Jawab Leon.

Keira hanya ber-oh ria saja :)
"Nanti ajak Keira ke tempat itu lagi ya kak! Keira suka mawar hitam sama bunga biru nya!"

Leon terkekeh.
"Kenapa suka mawar hitam sama bunga birunya?"

"Keira keinget sesuatu.. Keira pernah gambar bunga biru soalnya-" Langkah Keira tiba-tiba terdiam.

Ngiiinngg
*bukan nyamuk ToT

Kepala dan telinganya berdengung. Ingatannya tiba-tiba memaksanya mengingat memori serupa.
"Aaaakkhh! S-sakiitt!" Keira memegang kepalanya.

"K-keira..? Kau kenapa..?!" Tanya Leon panik.

Namun bukannya menjawab, Keira semakin mengerang kesakitan.
"Aaaaakkkhhh!!"

Karena panik Leon langsung membawa Keira ke kamar.

"Keira, kau bisa dengar aku? Buat dirimu tenang!" Ucap Leon yang masih agak shock dengan keadaan Keira yang tiba-tiba tantrum.

"Hiks.. A-yah.. Bun-da.. Hiks.." Ucap Keira di sela isakannya.

"H-hei, tenanglah. Ikuti perkataan ku, tarik nafas pelan-pelan ok...?" Leon masih berusaha membujuk Keira. Tangannya bergerak mengusap pelan surai hitam Keira.

⋆ ˚。⋆୨୧˚Rυη αωαγ˚୨୧⋆。˚ ⋆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang