#5

1 0 0
                                    

"Kau...

KAK AZRE?!" Keira terkejut melihat orang yang berada di hadapannya. Keira yakin pernah mengenal orang itu, lihat saja surai diamond nya dengan kepangan kecil yang menjuntai di pony sebelah kirinya.

"Sebenarnya hal ini mau kaka kasih tau ke kamu kemarin, tapi karna kamunya tantrum tiba-tiba yaa gajadi deh" Azre terkekeh kecil sambil memasang kembali wig surai dark brown nya.

"Gimana bisa kaka ada disini? Kaka korban culik juga?"

Seketika wajah Azre berubah jadi sendu.
"Bukan. Kaka disini.. Karna.. Ayah kaka sebenarnya CEO dari Lab ini. Kaka dipaksa ayah buat jadi member pas umur kaka 13 tahun." Jelas Azre.

"Tapi.. Soal kabur dari sini.. Kaka serius?" Keira memastikan.

"Kaka serius. Kaka udah muak sama ayah, dan juga.." Azre menghela napasnya panjang sebelum melanjutkan ucapannya.

"Kau kan teman masa kecilnya kaka. Jadi, kaka mau cari cara buat biar kita bisa kabur dari Lab sialan ini" Lanjutnya dengan raut wajah sedikit geram.

Keira sedikit bengong mendengar ucapan Azre. Kalau dipikir pikir sih benar, dia juga termasuk teman masa kecilnya. Kedua ujung bibirnya terangkat membentuk kurva.
"Aku bakal ikut sama kaka!" Ucapnya dengan yakin.

Sang empu ikut tersenyum mendengarnya.
"Baik, persiapkan mental dan latih terus kekuatan mu itu" Demikian ucapan terakhirnya sebelum meninggalkan kamar Keira.

⋆ ˚。⋆୨୧˚Rυη αωαγ˚୨୧⋆。˚ ⋆
Original made by : me_<

Pagi itu, lagi lagi Keira dikejutkan oleh wanita bersurai ruby untuk latihan. Sial, sejak tengah malam, dirinya terus bolak-balik ke kamar mandi hanya untuk memuntahkan cairan. Tubuhnya terasa tidak enak, pandangannya buram. Ia menduga bahwa dirinya akan jatuh sakit esok hari.

Dan benar saja, sejak awal bangun tidur dirinya merasakan hawa panas di tubuhnya. Ia menggigil namun si wanita sialan itu tetap memaksanya untuk latihan.
"Tidak ada alasan apapun bagimu. Kau boneka ku, aku tuan mu. Ikuti perintah ku!!" Demikian ucapannya tadi pagi.

Keira tidak bisa fokus bertarung. Ia berkali-kali terkena serangan dari boneka latihan yang membuatnya semakin kewalahan.

"Apa yang kau lakukan bocah?! Jalani latihan mu sungguh-sungguh!!" Tegasnya.

'Cih, mana ada orang bisa fokus kalo orangnya lagi sakit? Wanita gila' cibirnya dalam hati mengumpati wanita bersurai ruby itu.

Ia bersigap memasang kuda kuda perang dan berusaha fokus. Keira mengambil napas sebanyak mungkin.
"Umbra.." Seketika muncul kabut hitam tebal di sekitarnya.

"Shadow chain!!" Muncul rantai yang hitam pekat yang melilit tubuh boneka latihan yang terbuat dari baja itu.
Tangan Keira mengisyaratkan untuk mempererat lilitan itu hingga akhirnya robot itu hancur.

Tak sampai disitu. Keira melanjutkan serangan hingga akhirnya beberapa partikel baja itu benar-benar hancur.

Seringai smirk terukir di wajah Anastasia.
"Bagus. Ku harap kita bisa menghadiri undangan pertarungan kita esok" Ucapnya sembari berlalu meninggalkan ruangan.

Keira terduduk diam. Sesekali meringis menahan sakit yang menjalar. Tangannya bergerak membekap mulutnya yang sedari tadi merasakan ada desakan yang ingin di keluarkan.

"Hoeek!" Mata rubynya membulat sempurna melihat cairan kental berwarna merah memenuhi seluruh telapak tangannya dan berceceran ke lantai putih.
"D-darah..?!"

Dengan sisa tenaganya, ia berjalan gontai menuju kamarnya. Mengistirahatkan raga yang sedari tadi mati-matian bertarung, yaa walaupun cuman sebuah 'robot'.

⋆ ˚。⋆୨୧˚Rυη αωαγ˚୨୧⋆。˚ ⋆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang