14. Buru-Buru

26 6 0
                                    

AUTHOR POV

Sore hari yang cerah, langit mulai berwarna jingga dan angin bertiup dengan sejuknya menghempas tubuh Juna dan Sofia yang sedang bersama menuju sebuah tempat yang tenang, tempat favorite mereka sejak kecil.

Sofia menggunakan pakaian santai, kaos berwarna putih dan celana panjang hitam, juga sepatu kets. Sedangkan Juna juga menggunakan pakaian senada dengan Sofia, kaos berkerah 'V' berwarna putih, celana panjang berwarna hitam, sneakers, dan jam tangan yang juga berwarna hitam. Juna benar-benar tampan sore ini meskipun luka lebam masih terlihat jelas di pipinya. Laura sangat bodoh karena memutuskan hubungannya dengan laki-laki seperti Juna.

Mereka terlihat bahagia dan tertawa bersama sepanjang perjalanan.
Jika sudah seperti ini.. Sofia jadi melupakan Rafa. Hari ini saja.. Sofia tidak mencoba menghubungi Rafa sama sekali. 😔

.
.

"Ayo naik." Pinta Juna sembari tersenyum. Rambutnya bergerak terkena hembusan angin.

"Juna! Gue tau lo lagi sedih.. tapi jangan kaya' gini Jun.. Bapak sama Mama bakal marah besar ke gue. Lo juga belum nunjukin medali emas lo ke mereka kan? Gue juga pasti bakal jadi orang paling sedih kalau lo kenapa-kenapa. Buruan turun.." Sofia menarik-narik tangan Juna.

"Apa sih anjir. Lo kira gue mau apa? Bunuh diri?? Nggak sependek itu pemikiran gue Sof. Elah.. ayo naik kesini buruan. Lo belum tau rasanya kan??" Pinta Juna lagi.

Dia berdiri di atas pembatas jembatan sekarang.

"Nggak mau. Gimana kalau jatuh?" Sofia terlihat ragu. Dia melihat ke sekelilingnya, tempat itu memang sangat sepi sejak dulu, jalanan sepi dengan pepohonan rindang.

'Nggak bakalan ada yang bisa nolongin kita dengan cepat kalau kita jatuh dari sini.' batin Sofia.

"Kita bisa liat sebagian area tempat tinggal kita dari sini dengan lebih jelas. Percaya sama gue Sof, lo nggak bakal nyesel." Ucap Juna.

Sofia yang tidak pernah bisa menolak apapun yang Juna pinta padanya dengan ragu mulai naik ke atas pembatas itu. Sofia menatap ke bawah, sungai bahkan terlihat kecil dari atas tempatnya berdiri sekarang. "Kalau jatuh, kita pasti langsung meninggal." Ucap Sofia lirih.

"Jangan liat ke bawah, liat kesana." Juna menunjuk kejauhan.

Perlahan Sofia mulai tersenyum.
Benar kata Juna, dia tidak menyesal.
Pemandangan tersaji dengan sangat indah, langit sore yang berwarna jingga semakin memperindah suasana saat itu.
Angin yang sejuk juga tak henti-hentinya menerpa wajah Juna dan Sofia.

Mereka masih bergandengan tangan.

"Bagus kan?" Tanya Juna.

"Hmm.. bagus banget... Meskipun bahaya, setidaknya gue emang harus liat ini sekali seumur hidup gue." Jawab Sofia.

Juna menatap Sofia dan tersenyum. "Terlalu banyak hal yang udah kita laluin sama-sama ya Sof." Ucapnya membuat Sofia segera menoleh.
"Maafin gue udah sempet nyuekin elo sebelumnya. Gue nggak pernah sadar kalau yang mengerti dan memahami gue ya cuma elo Sof." Lanjut Juna.

Sofia terdiam.

"Gue bukan sodara lo meskipun kita terlihat sodaraan, jadi nggak salah kan kalau kita lebih baik menjalin hubungan yang lebih dari sekedar sahabat?" Tanya Juna membuat jantung Sofia seperti berdebar tak beraturan. Ucapan Juna terkesan sangat buru-buru, padahal dia baru aja punya masalah sama Laura.

Sofia dan Juna memang bukan saudara.
Tapi kenyataan lainnya adalah.. sampai sekarang, Juna juga nggak pernah tau tentang hubungan Sofia dan Rafa yang memang tidak pernah terlalu diumbar atau berusaha ditunjukkan ke semua orang. Sofia dan Rafa hanya menjalaninya dengan mengalir saja tanpa ada sesuatu yang mereka lebih-lebihkan. Jadi tidak heran kalau hanya beberapa orang saja yang mengetahui soal hubungan mereka.

"Umm--" Sofia menjadi bingung.

Juna menatap Sofia heran. Karena Juna berpikir bukannya ini yang Sofia harapkan selama ini? Lalu apa yang udah buat Sofia jadi ragu?

Sofia ingin turun dari pembatas itu. "Sebenernya gue.. gue.." Ucap Sofia sembari mulai mencoba melangkah mundur untuk turun. Tapi-
Sofia justru terpeleset, dan Juna ikut tak seimbang karena sedang bergandengan dengan Sofia.

'Brug!' Mereka terjatuh bersama di sisi yang membuat mereka bisa bernafas lega, fyuh.. mereka selamat.

"Juna sorry.. kita hampir aja jatuh ke sungai.. " Sofia berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Juna masih tergeletak pada ubin jembatan. Merasa tak mendapat jawaban dari Sofia, Juna segera menarik kembali Sofia ke atas dada bidangnya.

Sofia seketika menelan ludahnya.

"Sof, gue suka sama lo." Ucap Juna yang memang sangat terburu-buru. 🙃

"Juna..." Sofia benar-benar gugup. Wajah tampan Juna sudah benar-benar dekat dengan wajahnya sekarang.

Tangan Juna kini beralih memegang tengkuk Sofia, menekannya perlahan agar wajah Sofia menjadi semakin dekat dengan wajahnya.

Sofia masih membeku tidak bisa berkata apapun. Juna memejamkan matanya saat perlahan bibirnya mampu menjangkau bibir Sofia.

😙

Sofia tidak mengerti harus berbuat apa, dia hanya diam saat Juna mulai melumat lembut bibirnya, saat Juna mulai memperlakukannya dengan istimewa.

Ini tentu tidak akan pernah Sofia lupakan seumur hidupnya. Kissing dengan laki-laki spesial yang mengisi hatinya selama ini. Ciuman di alam terbuka sore hari. Sofia benar-benar tidak mempersiapkan dirinya untuk hal ini sama sekali.

Juna terus berusaha menyampaikan rasa sukanya pada Sofia melalui lumatannya yang memang berhasil membuat Sofia menikmatinya. Tapi....

'Rafa' nama itu seperti seketika terlintas di benak Sofia, membuatnya seketika melepas bibirnya dari bibir Juna.

"Raf.." Ucap Sofia lirih dengan ekspresi bingung lalu segera beranjak dari atas dada Juna.

Juna mengernyit. "Raf??"

.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Understand [Han Yujin x Leeseo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang