Five

233 16 6
                                    

🎇 Lyrics 🎇
Sekarang juga kamu yang teristimewa
Ada dipojok kanan buku tahunan kita
Sungguh, memang kamu yang teristimewa
Berapa kali ku buka untuk memastikannya.
..
Sekarang juga kamu yang teristimewa
Berkilau dengan terang di dalam kenangan
Sungguh, memang kamu yang teristimewa
Seperti ini selamanya, cinta ku yang pertamanya.
💮💮

Pagi Minggu yang tak mungkin bisa dibilang cerah ini.

Sedari malam setelah Ness sampai di rumah, hujan badai tak kunjung berhenti, angin ribut tetap menjadi pendamping yang tepat baginya.

Sungguh sepertinya alam sangat mendukung Ness yang sedang bersedih saat ini.

Ia sama sekali tak bisa tidur semalam karena kesedihan, ia menghabiskan malamnya dengan menangis meraung raung, dan tentu saja hujan akan menjadi partner terbaik baginya untuk menangis.

Saat ini Ness sedang tidur terlentang menghadap langit langit, ia hanya memandang langit langit dengan tatapan sendu. Ia hanya melamun dengan pikiran kosong.

Dering ponsel membuyarkan lamunan Ness.

Ia melihat sejenak siapa yang menelponnya sepagi ini.

'ah bachira'

Tanpa pikir panjang ia langsung mengangkat telepon dari sahabatnya itu,

'pagi Ness!! Bagaimana?? Apa dia menerimanya??'

Sambut ceria bachira dari balik telepon.

"Chira.."

Panggil Ness dengan suara parau khas orang yang habis menangis, suara serak nya itu mengagetkan bachira.

' aada apa hm? Apa kau tak apa Ness?'

Kini suara bachira menjadi sedikit lembut, ia tahu sahabatnya ini habis menangis.

"Chira..ternyata..kaiser sudah menikah..bahkan ia sudah memiliki buah hati..."

Ucap Ness serak yang berujung pada isak tangis.

'apa menikah??, orang itu sudah menikah?!?!'

"Aku sama sekali tak tahu, aku kira kaiser masih sendiri, tapi ternyata ia sudah menikah.."

Ahh isak tangis menjadi lagu pada pagi ini, suara bachira yang lembut yang selalu ada untuk memberikan kata semangat pada Ness akan menjadi instrumen dari lagu ini.

Pagi yang menyedihkan untuk mengawali hari..

..

Sore di hari Minggu yang menjadi cukup cerah setelah badai yang cukup lama.

Ness akhirnya memutuskan untuk kembali ke ibu kota dihari ini juga, ia tak mau berlama lama lagi di kampung halamannya itu, karena itu hanya akan membawa kesedihan bagi Ness.

Ness pergi kebandara sendirian, setelah sampai di bandara barulah ia akan memberi pesan pada sang ibunda kaiser bahwa ia akan pulang ke ibu kota dengan alasan ada pekerjaan mendadak yang tak bisa di tunda jadi ia tak bisa berpamitan terlebih dahulu pada keluarga kaiser.

Yah walaupun alasan sebernarnya adalah ia tak mau kaiser melihat mata sembab nya ini.

Setelah memberi pesan pada ibunda kaiser, Ness langsung saja pergi berjalan mengurus beberapa hal yang perlu ia urus.

Dan tak butuh waktu lama kini ia sudah berada di dalam pesawat menunggu untuk pesawat take off.

Ia beruntung mendapatkan kursi yang berada tepat disamping jendela jadi ia bisa merasa cukup nyaman.

Tak perlu menunggu waktu lama akhirnya pesawat sudah lepas landas yang kini terbang di udara.

Ness melihat awan putih yang berserakan saja, ia menatap keluar jendela dengan tatapan sendu.

"Ah, akhirnya aku tetap tak bisa menyatakan perasaan ku ya. Hahaha ini sangat menyedihkan"

Gumamnya kecil.

"Mungkin memang belum rezeki kali ya"

"Yah, tak apalah, namanya juga hidup kan, lagipula aku tak akan mati hanya karena cinta ku tau terbalaskan"

'yahh, mungkin ini akhir dari kisah kita, selamat tinggal, cinta pertama ku, kaiser Michael'

∆–....–∆

'Diberitakan, telah meledaknya sebuah pesawat dengan nomor pesawat 333, penerbangan menuju ibu kota, dari ledakan tersebut tak ada satu pun yang selamat....'

"Wah ngeri banget ya sayang, semoga aja korban nya tenang di alam sana ya"

Ucap Lena dengan wajah prihatin.

Kaiser mendekap pelan pinggang Lena. Tangan satunya ia bawa untuk mengusap surai sang buah hati yang tengah tertidur pulas di pangkuannya.

'kenapa perasaan ku tiba tiba tak enak ya?, aku tiba tiba mengkhawatirkan Ness..'

'akh mikir apa sih aku, Ness pasti baik baik saja, yap Ness pasti baik baik saja'

Kaiser menepis pikiran buruk nya jauh jauh.

Ia mengelus pelan rambut blonde Lena.

"Hm kau benar, semoga mereka bisa tenang di alam sana.."

THE END
– Rabu, 13 mrt 24 –
Runone Eandra

Penutupan
Hai hallo semuanya, kembali lagi sama ku di cerita fanfiction terbaru, di cerita kali ini aku mengambil salah satu couple favorit ku dari anime blue lock!, aku mengambil inspirasi cerita dari lagu JKT48 yang berjudul Seventeen yang bisa kalian dengar di Spotify.

Yah sebenarnya aku sedikit gak tega untuk membuat ending seperti ini, tapi yah, karena aku suka banget sama Ness jadi aku bikin ending nya seperti ini!!

Di fanfiction kali ini aku gak bikin panjang panjang bahkan mungkin bisa dibilang pendek?, karena aku bikin fanfiction ini cuman karena ada ide yang lewat tiba tiba lalu yah ku adaptasi jadi fanfiction deh hehe.

Yah walaupun masih banyak kekurangan mohon di maafkan ya, saya sebagai penulis fanfiction ini mengucapkan terimakasih pada para reader yang masih setia membaca fanfiction buatan saya, saya juga minta maaf jika ada salah kalimat atau kata yang dimana bisa membuat para reader tersinggung.

Tapi yang utama saya sangat berterima kasih pada reader yang tak pernah lupa untuk vote dan komen di setiap fanfiction saya, terima kasih banyak!!

Yah segitu saja penutupan dari saya, saya sebagai penulis fanfiction ini undur diri. Terimakasih karena sudah kau baca dan vote fanfiction ini!! –Runone Eandra.

Not For Me -Kainess Au-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang