•••
Julian sedari tadi hanya diam melihat Nindy menangis dihadapinya. Ia hanya tidak tahu harus bereaksi seperti apa dan bagaimana. Pikirannya terlalu kalut, Julian takut dirinya kelepasan berbicara kasar dan menyakiti perempuan itu.
"Aku ... Minta maaf, Ian," suara tangisnya semakin keras. Julian berusaha dengan mati-matian menahan diri untuk tidak memeluknya.
"Aku salah, maaf." Kata maaf yang sedari tadi diucapkan tidak membuat Julian membuka suara. Julian tetap diam tidak melakukan apapun.
"Aku yang gak tau diri, maaf. Maaf. Julian aku minta maaf."
"Ak—"
"Gak papa," Julian akhirnya membuka suara hanya dengan dua kata, satu kalimat pendeknya.
"Semua udah terjadi juga kan? Aku maafin."
Perempuan itu memeluk Julian dengan erat. Kelegaanya yang ternyata hanya sekejap membuatnya menangis dalam dekap Julian.
"Tapi kita tetap gak bisa lanjut, Anin."
Anin atau Anindya Alika. Perempuan yang sudah tiga tahun menjadi pacar seorang Julian Renaldi semakin menangis kencang dipelukannya.
"Aku gak mau. Kamu marah sama aku aja gak papa, tapi jangan putusin aku, Ian, tolong. Aku mohon," ucap Nindy dengan nada memohon.
Julian menjauhkan diri dari pelukan Nindy, lalu tersenyum kecil. Jemarinya mengusap air mata Nindy yang sedari tadi mengalir deras. "Aku juga salah. Semua yang kamu bilang kemarin benar, Anin. Bukan kamu doang yang salah, aku juga. Aku juga minta maaf."
Nindy menggeleng. Nindy tidak rela jika Julian harus meminta maaf padanya.
Julian tersenyum kembali, "bener kata kamu. Kita butuh waktu sendiri." Julian mengusap rambut Nindy. "Mari perbaiki diri masing-masing, Nindy."
Nindy semakin menangis kencang. Nindy marah sekali, apalagi melihat Julian yang malah pergi setelah mengucapkan kalimat itu. Nindy berlari mendekati Julian dan mengeluarkan semua amarahnya.
Julian diam menatap Nindy yang mengeluarkan amarahnya ini. Semua perkataan Nindy membuat amarah Julian menaik. Semua yang Julian lakukan untuk Nindy ternyata tidak ada apa-apanya. Nindy berbicara seolah-olah Julian tidak berguna sebagai pacarnya.
Julian yang selama ini hanya mengalah langsung membalas omongan Nindy dengan sama marahnya. Kesal dan emosi menyatu dalam diri Julian. Tidak pernah sekalipun Julian mengeluarkan amarahnya dengan suara bentakan yang seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Was Orange
Fanfiction𝓝𝓲𝓷𝓰𝓷𝓲𝓷𝓰 𝔁 𝓙𝓲𝓼𝓾𝓷𝓰 𝓯𝓪𝓷𝓯𝓲𝓬 ㅤᵕ̈♡☁︎⋆。˚𓈒𓂂 𓇻 ˚. Anindya Alika tidak pernah merasa se-prustasi ini menghadapi laki-laki, apalagi menghadapi laki-laki yang sialnya adalah mantannya. Hidup satu atap dalam r...