"Ayolah Av, ini tak seburuk yang kau bayangkan," kata seorang gadis dengan bibir yang tertekuk dibawah.
Gadis didepanya tetap menggeleng.
"No, Cath terakhir kali kau mengajakku kesana, aku harus menggotongmu karena kau mabuk. Bahkan kau hampir melakukan one night stand dengan seorang pria kalau saja aku tak menemukanmu."
Gadis bernama lengkap Isabelle Cathrine itu makin menekuk sudut bibirnya dan menyilangkan kedua tangan didada. Perilaku buruk ketika permintaannya tidak dituruti.
"Ayolah, kumohon Av, pleasee" kali ini gadis itu merengek seperti anak kecil yang tidak dibelikan permen.
"Tidak." Dan gadis dihadapanya tetap kukuh dengan pendirianya.
Cathrine menghentak-hentakan kakinya kesal diatas karpet hitam dibawahnya itu.
"Please, anggaplah ini pesta perpisahan sebelum aku pindah ke paris untuk pekerjaanku." Cathrine memasang jurus yang tak mungkin dapat Avena tolak. Puppy eyes.
Gadis dihadapanya menghembuskan nafas pasrah,
"Ukhh. Baiklah. Hanya sekali. Aku tidak mau ke tempat yang berbau alkohol itu lagi."
"YEII" Cathrine memekik senang.
"Kalau begitu sekarang ayo kita pergi membeli dress baru. Yuhuu Let's get a party."
.
.
.
.
Avena mengeriyit pelan ketika mencium bau kuat alkohol.
Bau itu menyapa indra penciumnya ketika memasuki sebuah VIP Club yang hanya bisa dimasuki oleh orang yang menjadi member. Entah bagaimana caranya Cathrine memiliki kartu member ditempat itu.
Mengapa banyak orang yang senang menghabiskan waktunya untuk suatu hal tak berguna seperti ini ?
Avena Pov
Aku langsung menghampiri singel sofa yang ada di tempat ini. Aku memesan segelas Susu Hangat sedetik setelah pantatku dengan nyaman duduk diatas sofa yang empuk. Oke mungkin kalian pikir wanita karir berumur 24 tahun sepertiku akan memesan wine atau setidaknya coktail tapi sudah kukatan aku membenci tempat ini. Tempat yang hanya dipenuhi oleh kesenangan fana sesaat. Jika saja Cathrine tidak memaksaku ke tempat ini, sudah pasti aku tidak akan menginjakan kakiku disini. Entah bagaimana caranya aku memiliki teman seperti dirinya. Oh ya berbicara tentang Cathrine , gadis itu kini tengah berada dilantai dansa menari-nari seperti tak ada hari esok untuknya. Ketika ada seorang pria yang mengajaknya menari bersama ia juga tidak menolak malah semakin liar gerakan yang ia lakukan. Aku mengeriyitkan dahiku dalam Iiiiuhhh bagaimana bisa aku berteman dengan orang seperti ini ?
Suara musik yang tadi berdentam-dentam merusak indra pendengaranku sekarang berhenti secara total. Bahkan lampu yang tadinya berkelap-kelip secara menyeluruh padam. Banyak orang yang menggerutu pelan bahkan samar-samar dapat kudenggar beberapa orang mengumpat dengan kasar.
"He's coming !!" teriak seseorang dari arah belakangku.
Dan tiba-tiba saja lampu kembali menyala bersamaan dengan suara dentuman musik yang memekan.
Lalu orang-orang mulai bersorak-sorai bersamangat.
Mataku terpaku. Terpaku pada satu titik. Pria itu memiliki kharisma yang begitu besar, terbukti karena aku tak bisa mengalihkan pandanganku darinya. Tanganya dengan lincah memainkan dj machine dihadapanya. Menghasilkan irama-irama beat yang menggetarkan tulang.
Siapakah gerangan pria itu ? Ketampanannya mampu mengalahkan ketampanan dewa Apollo , Rahangnya yang kuat , alisnya yang tebal, dan juga bibirnya yang penuh menggoda. Hey ! Avena apa yang terjadi padamu ? Dia itu seorang dj yang berarti ia juga seorang player tingkat atas. Lagipula lihatlah dirimu sendiri ! apakah pria setampan dirinya mau melihatmu ? Seorang wanita biasa yang bahkan saat berada di VIP Club hanya memesan segelas susu hangat. Huh ! sudah dipastikan kau tidak akan menarik perhatiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeats
ChickLitIa gadis tercantik yang pernah kulihat. Dengan mata biru jernih yang berbinar-binar, bibir tipis yang menggoda, kulit sehalus persolen, rambut pirangnya yang berkilau diterpa cahaya lampu , dan wajahnya yang...Oh Tuhan aku yakin jika dewi-dewi yuna...