41

8 1 0
                                    

Kereta keluarga Rexerville berangkat.

Theo telah memperoleh kekuatan magis.

Kehangatan yang menghangatkan bagian dalam kereta kuda menghilang seolah tersapu bersih.

Satu-satunya wanita yang menemaniku telah pergi, tapi bagian dalam kereeta kuda itu sepi dan sunyi, seolah kosong.

'Kesepian?'

Theo mencibir perasaan sesaatnya.

Aku tidak percaya aku kesepian.

Itu bukanlah sentimen yang cocok untuknya.

Aku memejamkan mata, berpikir bahwa aku hanya menggunakan kata-kata untuk menggantikan perasaan kosong ini.

Wajah Duke Agnus tergambar begitu jelas hingga seolah dia bisa menyentuhnya.

Pipinya semerah buah yang akan pecah jika disentuh, dan pinggangnya sangat tipis sehingga bisa patah jika digunakan terlalu banyak tenaga.

Seorang wanita lemah yang hampir tidak bisa berjalan, mengandalkan lengannya.

Saat teringat adegan anak kedua keluarga Weaver yang memeluknya, bibirnya, yang tadinya rileks dengan lesu, menjadi lurus dan kaku.

"... ... ."

Dia mengangkat jarinya dan mengetuk pahanya.

'Duke Weaver... ... .'

Haruskah aku membersihkannya?

Dia menggelengkan kepalanya.

Jika segala sesuatu yang mengganggu disingkirkan, kerajaan ini akan lenyap.

'Pokoknya, Duke mengangkat sesuatu yang cukup menarik.'

Dia tersenyum perlahan, mengingat saudara tiri Duke Agnus.

Sebelumnya aku pernah mendengar tentang anak haram keluarga Agnus melalui laporan Dante.

Aku pikir itu karena dia baru berusia delapan tahun, jadi aku meneruskannya.

Kebanyakan anak yang dia kenal naif dan bodoh.

Kau tidak akan tahu apa pun tentang dunia.

Tapi saudara tiri sang duke... ... .

Saat mataku bertemu, aku langsung melihat energijahat di mata biru itu.

Mengenai topik seperti itu, adiknya dengan baik hati digemari.

Di dalam dirinya, dia sangat jahat, tidak seperti anak kecil.

Khususnya, cara dia memegang tangan Duke dan tersenyum penuh kemenangan saat dia berbalik... ... .

Sepertinya dia sedang membual bahwa dia telah menang.

Bagian itu memang kekanak-kanakan, tapi Theo mengerutkan kening.

Jika seseorang menyakiti sang duke, bahkan seorang anak kecil pun akan ditangani tanpa ampun.

Sebab kekuasaannya tidak membeda-bedakan laki-laki, perempuan dan anak-anak.

***

Pagi hari.

Caroline sedang menuju ke suatu tempat dengan ekspresi dingin dan kaku.

Tadi malam, pesta berakhir dengan suasana kacau.

Orang-orang selalu mencari topik menarik untuk dibicarakan.

Topik diskusi baru banyak orang yang diundang ke Harrisman House adalah... ... .

Dia menggigit bibirnya.

Aku Harus Mengurus AdikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang