Dua puluh satu

1.3K 214 35
                                    

Satu bulan berlalu, semua sudah terasa biasa, bahkan tak lagi ada keterkejutan yang berlebihan dari orang sekitar mereka, senyum yang terpancar begitu damai, bagaimana bahagia itu menyapanya dengan lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu bulan berlalu, semua sudah terasa biasa, bahkan tak lagi ada keterkejutan yang berlebihan dari orang sekitar mereka, senyum yang terpancar begitu damai, bagaimana bahagia itu menyapanya dengan lembut.

Becca menyukai gaun putih tulang yang membalut tubuhnya, bagaimana kesan mahal yang ditampilkan dari semua desing yang terlihat, Ia begitu cantik salam balutan kain sakral itu.

Di depan cermin besar ini, Ia memanjatkan doa terbaik untuk hidupnya setelah ini, Ia ingin menikah sekali seumur hidup, Ia ingin ini menjadi ibadah terpanjangnya, tak akan ada yang merusaknya, walaupun nanti itu datang dari dirinya sendiri.

"Gila, cocok banget loh Bec. "

"Aku gak keliatan gendud kan Ly?"

"Gak sama sekali, kecuali Ruby yang makek, pasti kayak onde-onde isi kacang ijo. "

Pukulan botol air mineral itu mendarat sempurna di kepalanya, gelak tawa menguar begitu saja, membuat suasana itu jauh lebih menyenangkan, Becca beruntung memiliki Ruby dan Lily di hidupnya yang monoton, Ia terlalu gugup untuk bergaul dengan banyak orang.

"Pokoknya saat Aku ngelahirin dokternya harus kamu, tunda dulu honey moon nya. " 

"Iya By, Aku udah bilang Mas kok, dan Mas setuju, kata Mas seengaknya Mas bisa jalan pakek tongkat. "

"Katanya lumpuh?"

"Hush, mulutmu loh Lily, "

Seperti biasa, Lily tidak peduli dengan apapun, bahkan dia masih menyimpan segelintir kebencian dengan Bhumi, Ia bahkan memiliki firasat buruk tentang hubungan sahabatnya dengan Mas-Mas Jawa pilihannya itu.

"Aku udah ingetin aja ya, jangan terlalu kecintaan ama tu laki, karena sedari kecil, firasatku jarang meleset sih. "

"Udahlah Bec, gak usah dengerin dia. "

Bahkan bukan Lily, Becca juga merasakan kegundahan yang cukup bingung untuknya, ini terlalu mendadak, bahkan Bhumi tidak ingin menunggu apapun, Ia ingin semuanya menjadi jelas untuk mereka.

"Tapi ya agak aneh, pernikahan Marsha dicepetin juga, dan Bhumi juga cepetin, menurutku ni ya, kayak mereka lagi lomba cepet-cepetan gitu deh. "

"Gak usah over thinking, orang kan punya hak mau ngapain, kalau sama juga gak selalu negatif kok, "

"Ruby, nyontek sesuatu yang udah ada dari awal aja dapat cap plagiat, itu emang gak negatif?"

Benar, walaupun mungkin Bhumi menjawab tidak untuk semua pertanyaan yang ada di kepalanya, namun ucapan Lily tetap menjadi waspada besar untuknya, karena tidak setiap niat baik menjadi benar-benar baik.

Mematut dirinya di cermin, Becca mulai sibuk bertengkar dengan isi kepalanya sendiri, Bhumi dengan semua maksudnya terlalu membingungkan, bahkan sampai saat ini, Becca tidak yakin dengan cinta yang lelaki itu ucapkan kepadanya.

Determine (Freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang