.
.
'HEBAT! SEORANG ANAK SMP MENGALAHKAN PERAMPOK BANK!'
Begitulah judul berita yang Mark baca. Lalu dia ngeliat gambar yang diletakkin di bawah tulisan itu, itu foto pas Mark salim sama bapak polisi, lalu Haechan yang sadar kamera langsung alay ke kameramennya sambil pose se-KIYOWOK mungkin.
"I-ini.." Mark gak bisa ber-word word lagi. Berita perampokan bank kemarin langsung tersebar luas di berbagai media informasi, termasuk koran. Apa murid-murid yang lagi gosip itu membicarakan tentang ini?
Haechan yang emang udah dengar suara Winto tadi, langsung nyembulin kepalanya dari dalam tas.
"Mark! Chan pingin liat fotonya!"
Winto pun terkejut, dia kayak ngedenger suara tuyul tadi. "Suara apa tadi?" tanyanya sambil ngeliatin meja Mark.
"E-enggak, gak ada, cuma perasaan kamu aja." jawab Mark sambil bekep mulut Haechan dan berusaha dorong Haechan supaya masuk lagi. Gawat kalo Haechan sampai ketahuan anak-anak kelas apalagi guru.
Winto ngangguk aja, tapi di belakang punggung Winto ada gerombolan ciwi-ciwi yang ngedeket ke meja Mark. Mark yang pada dasarnya gak pernah deket-deket sama murid lain apalagi ini cewek, jadi dugun-dugun di tempat dia.
"Ah, ini temen-temen aku yang mau nanya-nanya sama kamu masalah berita kemarin. Ayo, ayo, yang jauh mendekat, yang dekat merapat, yang rapat jaga jarak kalau bukan muhrim. Silahkan aja kalian tanya-tanya langsung sama pahlawan kita, gimana suasana pas diancam sama perampok itu di bank kemarin."
Satu-persatu anak-anak kelas sama anak kelas sebelah memenuhi meja Mark.
"Wah, aku gak nyangka kamu berani banget ngadepin perampok itu."
"Iya, aku ngeliat di tv aja gemeteran. Apalagi kamu yang di tempat langsung."
"Perampoknya bawa senjata, kan? Ih ngeri banget."
"Apa luka di kepalamu ini karena perkelahianmu sama perampok itu?"
"Hebat! Kamu pake apa buat ngelumpuhin perampok itu?"
"Bibiku kebetulan salah satu dari sandera disana. Katanya suasana disana tegang banget. Gerak dikit pun gak bisa."
"Uhh, pasti mengerikan banget."
Banyak pertanyaan dengan beragam ekspresi yang ditunjukkan murid-murid pas cerita sama Mark. Mark pun ngejawab satu-satu pertanyaan mereka semampunya aja. Haechan yang ngintip dari celah risleting yang kebuka dikit, ngeliat Mark banyak banget nunjukkan ekspresi baru. Yang lebih dominan sih ekspresi senang, senang karena ini pertama kalinya Mark interaksi sama banyak orang.
Diam-diam Haechan senyum haru, Mark berhasil merubah padangan teman-temannya terhadap dirinya. Sorot mata mereka gak sinis lagi, tapi tatapan kagum lah yang mereka layangkan pada Mark.
Yah walaupun sebagian sudah mandang Mark begitu, tapi ada segelintir orang lain yang masih beranggapan buruk sama Mark.
Contohnya aja cowok yang duduk di meja paling ujung sebelah kanan.
"KALIAN SEMUA JANGAN GOBLOK!"
BRAK!
Boss nendang meja di depannya untuk melampiaskan amarahnya. Dia ngedeket ke meja Mark sehingga yang bergerombol di meja Mark seketika menyingkir memberi jalan untuk si preman sekolah.
"Dia pembuat bom! Kalian tau kejadian atap sekolah yang hancur? Dia pelakunya!!" marah Boss sambil nunjuk-nunjuk ke muka Mark.
Mark ngernyit pas Boss bilang dia pembuat bom. Pembuat bom apa? Bom atom? Dia bukan anak bapak Oppenheimer btw:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Baby [MarkChan]✓
HumorHidup Mark yang berjalan monoton harus hancur gara-gara kedatangan bocah lima tahun yang gak tau asal-usunya, tapi katanya mau ngerubah sifat keras kepalanya. Isi book gaje ini 90% tereak-tereak, 10% alur cerita:) Genre: Fantasi, Humor, Brothership ...