LAST 01: Feeling Blue

364 27 2
                                    

FEELING BLUE ♦
Happy Reading


Foster membuka matanya perlahan menatap langit langit kamar rumah sakit yang familiar. Hari biasa, seperti biasa ia merasa lelah dan lesu. Penyakit jantung koroner yang dideritanya sejak lahir telah membuatnya terkurung didalam ruangan ini selama bertahun tahun.

Dengan susah payah Foster bangkit dari ranjangnya dan berjalan menuju jendela. Ia memandang dunia luar, melihat awan kelabu yang menutupi langit, hari ini terasa begitu suram baginya.

Foster dengan susah payah kembali dari ranjangnya, Kapan ini semua akan berakhir? Ia sudah sangat lelah terkurung disini selama bertahun tahun tanpa melihat dunia luar sekalipun.

Klek!

Pintu yang tiba tiba terbuka menyadarkan lamunannya, Gerlin Xander seorang dokter pribadi dari keluarga terpandang yang dipekerjaan ayahnya untuk merawat penyakit jantung koronernya.

Infus itu diganti, Gerlin dengan profesional mulai melakukan pekerjaannya, mata elangnya yang mempesona, tingginya yang ideal, wajah tampannya yang begitu karismatik, bahkan tubuhnya yang terlihat bagus bahkan saat memakai setelan dokter menjadi idaman semua orang.

Tok!tok!tok!

Gerlin dan Foster menatap ke arah sumber suara. Terlihat seorang pria dan dua wanita yang sudah berumur itu adalah papa dan mama nya, dan...seseorang yang tak ia kenali. Mata Foster mulai menyerngit berusaha mengenali sang wanita yang berada disamping mamanya.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya Gerlin pamit permisi dan keluar dari ruangan itu, sekarang hanya tersisa mama, papa, Foster, dan wanita yang tak dikenalinya itu.

"Foster, ini tante Anna teman mama" Sang mama mulai memecahkan keheningan yang terjadi sementara, terlihat orang yang diperkenalkan sebagai tante Anna tersenyum pada Foster sambil membawa keranjang berisi berbagai jenis buah buahan ditangan kanannya.

Foster tau benar orang yang disebut tante Anna itu datang untuk menjenguknya. Anna mulai duduk disamping ranjang Foster dan menggengam tangannya yang diinfus, menatap Foster malang.

"Kasian sekali kamu, sudah tujuh belas tahun kamu mengalami penyakit ini" Anna menggeleng dan berbicara sambil menatap kasihan Foster.

Lagi dan lagi semua orang menatapnya kasian dan malang itu benar benar membuatnya kesal. Ini seperti seolah olah Foster tak memiliki hari esok untuk bernafas, itu benar benar menyebalkan baginya.

"Kamu harus banyak banyak istirahat" dengan tatapan yang sama Anna menatap Foster dan mengelus tangan putih itu dengan lembut.

Istirahat yang banyak? Sudah tujuh belas tahun dia beristirahat dalam ruangan ini tanpa sekalipun melihat laut, menginjak pasir, pergi ke mall, menatap bulan kecuali melalui jendela kamarnya. Apakah istirahat selama tujuh belas tahun kurang lama? apakah menjalani operasi berkali kali yang tak menghasilkan apapun tidak cukup? Apakah mengetahui fakta bahwa dia tak akan bisa sembuh sepenuhnya tak cukup juga?

Ini benar benar menyakitkan bagi Foster pria manis berumur tujuh belas tahun yang harus menghabiskan sisa hidupnya bersama alat medis yang menemaninya namun, dia harus tetap tegar menghadapi kondisinya yang seperti ini.

Anna berhenti mengusap tangan lembut Foster dan pamit keluar. Sekarang hanya tersisa Foster, mama dan papanya.

"Papa sama mama besok ada urusan diluar jadi udah gak bisa sering ketemu sama kamu, jadi mulai sekarang cuma dokter Gerlin yang ngurus kamu, jadi kalau butuh apa apa bilang aja sama dokter Gerlin" ucap sang papa tegas memberi tau Foster, ia tak peduli dengan kehadiran mama ataupun papanya. Mereka hanya akan menyayangi kakak kakaknya yang sukses bukan anak penyakitan seperti dirinya.

LASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang