Derap langkah kaki beritme cepat menggema ke seluruh penjuru bangunan kumuh nan pengap itu. Diikuti suara grasak-grusuk dan gubrak yang berasal dari tubrukan antara manusia dengan benda-benda di sana.
Bangunan itu gelap, tak ada cahaya apapun. Kecuali cahaya senter kecil yang sedang berada di genggaman tangan pemuda berambut lurus sebahu itu.
"BELOK SINI!"
Ia mengomando lima manusia yang berada di belakangnya untuk berbelok menuju sebuah lorong kotor. Sesekali ia menoleh ke belakang untuk mengecek situasi. Andai saja situasinya sedang tidak se-kisruh ini, ia ingin sekali menertawakan raut panik kawan-kawannya yang begitu kocak.
"KAGAK USAH NENGOK-NENGOK LO! KITA KE MANA?!"
Teriak salah satu kawannya yang langsung membuat ia kembali fokus ke depan. Sepasang matanya memicing untuk memperjelas penglihatan, hingga ia menemukan sebuah ruangan dengan pintu yang separuh terbuka.
"Ikut gue! Kita sembunyi di situ!" Teriak pemuda itu lalu mempercepat lajunya dan segera melesat masuk ke dalam ruangan, diikuti kawan-kawannya.
Dia berniat menutup pintu, namun ia menyadari ada satu kawannya yang masih tertinggal di belakang sana dengan kuntilanak yang melayang cepat sambil haha-hihi ceria dibelakangnya.
"Cepetan, Rocky!"
Teriakannya tidak dibalas oleh sang teman yang masih berlari panik menghindari setan lokal bergaun putih panjang lusuh itu.
Begitu sudah dekat, ia segera menarik lengan sang teman untuk masuk ke ruangan. Pemuda itu lalu membanting pintu sampai menutup sempurna, membuat sosok setan nyentrik itu tak ada lagi di pandangan mereka.
"Kunci pintunya! Kunci! Biar dia enggak bisa masuk!" Histeris salah satu dari mereka, berteriak panik sembari menahan pintu kayu yang lapuk itu sekuat tenaga dengan kedua tangannya.
"Oke!"
Cklek!
Ia memutar kunci tua yang untungnya masih menggantung di lubang pintu. Pintu pun terkunci, mereka menghela napas lega. Sampai akhirnya salah satu dari mereka menyadari sesuatu.
"BEGO! DIA ITU SETAN, BISA NEMBUS!"
"LAH, IYA! ADUH, TERUS GIMANA?!"
Teriakan panik mulai bersahut-sahutan. Ditambah lagi dengan suara lengkingan tawa si kuntilanak yang makin mendekat, disusul rayuan menggelikan.
"Hihihihi, Mas Rocky~"
Hening menyapa. Mereka saling menatap. Lalu serempak menoleh pada si pemilik nama yang kini makin melongo dan banjir keringat dingin, terlampau syok berat dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Ky, dia naksir sama lo!"
"Aduh...."
Kepala berambut panjang acakadut itu menembus pintu kayu yang mulai rapuh. Membuat keenam cowo di dalam ruangan itu tersentak kaget dan reflek melompat menjauhi pintu.
"Hihihihihi!"
"WUUUAAAAAAAAAAAAA!"
Meet the Squad,
The Demitz is here!
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEMITZ
ParanormalRocky Alfarizky dan kawan-kawannya menemukan keanehan dalam kasus kematian Tania Carissa. Di antara hari-hari berat yang memaksa mereka berhadapan dengan gangguan mistis, mereka mengumpulkan satu persatu petunjuk untuk membongkar fakta yang sebenarn...