1

101 17 3
                                    

𝑯𝒐𝒘 𝑻𝒐 𝑻𝒓𝒂𝒊𝒏 𝒀𝒐𝒖𝒓 𝑪𝒂𝒕𝒔

╘══════╛

One

*

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

"Eh, meong?"

Buru-buru [Name] meletakkan kertas itu dan berjongkok untuk membuka kardus. Alangkah terkejutnya saat dia melihat delapan ekor kucing dengan warna yang, err, sangat tidak biasa.
"Kucing apa kalian ini?" Tanyanya pada diri sendiri sambil mengangkat salah satu kucing yang berwarna ungu dan mempunyai muka yang malas namun terlihat sedikit.. genit.

Lalu netranya bergerak, melihat kearah kucing lainnya. Dan tertuju pada satu kucing yang berwarna merah muda dengan dua bekas luka di sudut bibirnya-yang menatapnya dengan marah serta mendesis pelan. Namun yang membuatnya menarik adalah, dia berdiri didepan kucing berbulu putih dengan mata kurang tidur dan tidak ada kehidupan, seperti melindungi.

"Aneh, warna mereka saja aneh," ucap [Name] lalu kembali melihat kucing ungu yang masih ada di tangannya itu lalu baru saja tersadar kalau ada kucing berwarna ungu lainnya. "Kalian kembar?"
Dan karena penasaran, akhirnya perempuan itu mengambil yang satunya juga dan menimang-nimang keduanya. "Haha, aku rasa aku sudah mulai gila, tapi kenapa tatapan mu seperti sedang mengejek ku?" [Name] bertanya, sekaligus berkata kepada salah satu kucing ungu yang mempunyai bulu agak panjang sebelum meletakkan keduanya ke lantai.

Baru saja dia ingin mengambil yang lain, tiba-tiba ponselnya berdering. "Halo? Hah? Sialan! Aku lupa! Iya aku berangkat!" [Name], dia lupa kalau hari ini, akan ada meeting dengan kliennya. Mematikan ponsel, buru-buru dia berlari ke dalam kamar untuk berganti pakaian-persetan dengan mandi. Apa itu mandi.
Setelah berpakaian yang [Name] pikir cocok, rok hitam se mata kaki dengan blouse putih serta tak lupa dengan tas putih selempang, dia keluar dari kamar, dan menuju ke dapur untuk mengambil ayam, sisa dia makan semalam.

"Maaf ya kucing, aku tidak punya makanan lain. Nanti aku beli saat pulang. Mata ne!" Ujarnya sambil memakai platform boots hitam dan langsung berlari keluar setelah mengunci pintu. Meninggalkan tujuh ekor kucing yang.. mencurigakan.

--- • ---

"Sialan!!" Terdengar sebuah teriakan-atau lebih bagus disebut, meongan, dari dalam sebuah ruangan, dan rumah milik [Name]. Itu adalah Sanzu, yang marah dan frustasi. "Bagaimana kita bisa jadi kucing begini!? Hei Rindou! Ini pasti karena kue yang kau beli, 'kan!?" Ucap laki-laki, maksudnya kucing dengan bulu merah muda itu sembari meloncat keluar kardus.

Yang dituduh hanya mengedikkan bahu. Karena jika iya, harusnya Sanzu tidak menjadi kucing, soalnya tadi malam dia tidak ikut makan kue, karena sibuk dengan narkobanya.
"Hei hei, tenang dulu! Lihat, bukannya ada beruntung kita menjadi kucing? Kita jadi lucu, kan?" Kali ini Ran yang berucap, berusaha melindungi adiknya itu dari amukan Sanzu.

"Lucu kau bilang!?" Bukannya tenang, Sanzu semakin marah dan hendak mencakar wajah menjengkelkan Ran, sebelum dihentikan oleh Mikey dengan meongan pelan. Seketika itu, si bulu merah muda berhenti dan terdiam. Because king's order.
"Aku lapar..." Akhirnya Mikey, yang sudah keluar dari kardus, pun berbicara setelah dari tadi terdiam termenung melihat paw kaki-kaki kucingnya. "Aku ingin dorayaki. Mochi, apa kau masih punya dorayaki?" Tanyanya pada kucing yang paling besar yang ada disampingnya. "Maaf bos, tidak ada."

Jawaban Mochi membuat bos Bonten itu menghela napas. "Kita tidak punya dorayaki, tapi kita punya ayam ini, yang diberikan perempuan itu tadi." Dan akhirnya, ada satu kucing yang waras yang bisa menengahi semua ini. Betul. Dia adalah Kakucho, yang mendorong piring kecil berisi ayam kearah Mikey.

"Ugh, tidak pernah terpikirkan olehku, kita akan makan sesuatu seperti ini. Menjijikan." Kata satu-satunya kucing yang dari tadi belum berbicara-mengeong. Kokonoi menatap jijik ke ayam yang beberapa bagiannya sudah terkoyak-koyak. Sungguh, makanan sisa.
"Kalau begitu biar saja kau mati kelaparan." Rindou berucap sembari memperhatikan bos mereka yang sekarang sudah mulai makan ayam itu.

Kokonoi memutar bola matanya, jenuh dan kesal sebelum berjalan dan meringkuk di samping sofa. Kembali pada Ran, ujung bibir kecil kucing ungu itu tertarik keatas, menyeringai saat dia melihat Mikey mendorong piring ke Sanzu. "Ayo, makanlah. Bukannya itu makanan dari anjing penjaga setia sepertimu?" Ucap Ran yang berhasil membuat Sanzu naik darah.

"Apa kau bil-" "Makan itu." Belum selesai Sanzu mengamuk, bos Bonten itu lagi-lagi memberi perintah pada anjing setianya. "Habiskan semuanya."

Sanzu membelalakkan matanya, menatap Mikey tidak percaya, kemudian melihat ke ayam yang sekarang hampir tidak berbentuk. Menghela napas dan menahan untuk tidak muntah, diapun mendekati dan berusaha sebaik mungkin memakannya. Ternyata, hey, rasanya tidak terlalu buruk. Masih bisa dimakan, tapi tetap menjijikan.

Oh, sungguh, apa yang terjadi pada Bonten yang paling ditakuti seantero Jepang. Yah, Takeomi yang bersyukur masih di anugerahi dengan kewarasan, hanya menatap mereka semua dari kejauhan. Sungguh malang.

𝑯𝒐𝒘 𝑻𝒐 𝑻𝒓𝒂𝒊𝒏 𝒀𝒐𝒖𝒓 𝑪𝒂𝒕𝒔
╘══════╛

𝒕𝒃𝒄


*Check my other story too!!*

How To Train Your Cats [Bonten x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang