Prolog.

51 1 0
                                    

Vote before reading
Vote sebelum baca ya, kalo suka jangan lupa di follow juga😉

enjoy ~

enjoy ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nadila

"Nak Dila, ayo bantu ibu bangunkan adek-adek kamu dulu"

kata seorang separuh baya, dia adalah ibu di panti asuhan ku Bu Aida dia baik sekali dan dia satu-satunya yang aku punya setelah kedua orang tua ku meninggal.

aku Nadila Ernesta Celion, nama ku mahal ya? Hahahaha, aku tinggal di panti asuhan sudah sejak aku berumur 4 tahun, udah lama ya ternyata.

"Oh ya Bu, sebentar aku bikin nasi goreng dulu buat adek-adek"

"udah biar ibu saja yang buat, kamu bangun kan yang lain" Titahnya pada ku, ya tentu aku langsung saja mematuhinya untuk membangunkan anak-anak panti asuhan yang lain.

Aku pergi ke kamar anak-anak perempuan untuk membangunkan mereka "adek-adek ayo bangun, sudah pagi" Lontar ku untuk membangunkan mereka semua, "Eurghh kak ini kan hari Minggu, kenapa harus pagi-pagi sih bangunnya" eluh salah satu anak perempuan.

aku pergi duduk di tepi ranjang anak perempuan itu, dan aku mengelus lembut rambut hitamnya itu "justru itu, kalo bangun pagi kan bisa lebih banyak waktu mainnya" anak perempuan itu setuju dengan perkataan ku, "ya sudah yuk kalian mandi siap-siap buat sarapan" Tutur ku lembut pada mereka, dan mereka menuruti perkataan ku.

setelah aku membangun kan mereka, aku bergegas pergi lagi ke dapur untuk membangun Bu Aida. Saat aku kembali ternyata Bu Aida sudah selesai memasak sarapan untuk anak-anak panti.

"loh Bu sudah selesai, baru aja aku mau bantuin" Bu Aida terkekeh sembari mencuci tangan nya, "udah ga apa-apa nak" ucap nya seraya menghampiri ku.

"Nak Dila, jika kamu di adopsi apa kamu mau?" tanya Bu Aida dengan tangan nya memegang pundak ku, tentu aku mau tapi aku juga tidak mau jauh dari Bu Aida dan Adek-adek panti ku.

aku menundukkan kepalaku sebelum aku menjawab pertanyaan Bu Aida, "aku mau... tapi aku ga mau ke hilangan Ibu" Tutur ku jujur padanya. Bu Aida mengelus rambut ku lembut, "Ibu juga tau nak."

aku mendongak lalu memeluk Bu Aida, "Bu aku mohon jangan dulu ya?.. aku masih mau disini" Bu Aida mengelus kepala ku lalu mengangguk.

• • •

Kini aku sedang berada di minimarket untuk membeli sesuatu yang Bu Aida suruh, saat ingin membayar bodohnya aku tidak membawa uang lebih alhasil aku kebingungan untuk membayarnya, "ck yaelah! gimana ini" batin ku sembari kebingungan nya.

Tak berselang lama ada seorang pria dengan setelan jas rapih, ia membayar belanjaannya juga, ia melirik ke arah ku. ia pun berniat untuk membayar kan nya juga "aku juga akan membayar belanjaannya."

The 13 Protector's | SEVENTEEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang