Reyna tengah menyelusuri koridor kelas dengan santai dan sesekali tersenyum manis menanggapi sapaan dari siswa" yg masih ada diluar kelas. Namun ditengah perjalanan ke kelasnya, ia dihadang oleh segerombolan anak berandalan yg sedang nongkrong di koridor, namun ia tak peduli dan terus berjalan melewati segerombolan berandalan itu.
"heh!" Panggil dari salah satu segerombolan laki" itu. Reyna tak menanggapi lelaki itu dan terus berjalan santai menuju kelasnya yg berada di ujung.
laki" itu marah karena ia dia abaikan begitu saja oleh perempuan asing yg belum ia temui sama sekali, dengan begitu ia mengejar perempuan berbadan tinggi itu lalu mendorong nya dengan kencang.
Reyna tersentak lalu terjatuh karena dorongan dari laki" berandalan itu. Laki" yg baru saja mendorong nya mendekat lalu menarik kerah seragam Reyna mendekatkannya dengan wajah berandalan yg menurut Reyna manis itu.
"Bisa" nya lu ngabain panggilan dari gue tadi! Emang lu sapa hah?! Baru kali ini gue nemu cowo yg berani sama anak sekolah kek gue, mana make rok segala, bencong lu yah? Hahaha" ejek lelaki itu dengan wajah songong nya, lalu teman" berandalan nya ikut tertawa. Reyna mengangkat salah satu alisnya. Dia mengira perempuan didepannya itu laki"?, lucu sekali.
"gue cewe" Ujar Reyna santai. Lelaki itu berhenti tertawa begitupun teman"nya, Reyna menghempaskan tangan laki" itu dan langsung disambut ringisan tipis dari sang empuh.
"cewe? Mana ada cewe mukanya kaya cowo gitu? Hahahaha operasi plastik lu hah?" Ejek laki" itu lagi seringaian tercetak jelas di bibir plume berandalan itu.
'ini orang ngajak gelud kh?' batin Reyna dengan mata yg menatap dalam laki" yg ia rasa lebih pendek darinya. 'tapi kasian masih kecil udah jadi preman, ini pak kepala sekolah kok ngebiarin anak nya disini? but he's cute' Reyna membatin terlalu lama dan mengabaikan berandalan didepannya sampai-
BUGH!
Laki" itu memukul pipi Reyna sampai ia tersadar dari lamunannya dan terhuyung ke belakang beberapa langkah. "ah fuck" gumam Reyna merasa pipinya berdenyut dan menampakkan lecet di pipi kanannya
"sombong banget lu brengsek!" laki" itu akan memukul Reyna lagi namun tangannya belum mengenai pipi perempuan itu tangannya sudah di cekal oleh perempuan tinggi didepannya, tapi tak sampai disitu tangan kiri pemuda itu akan memukulnya namun sama saja dengan tangan nya yg dicekal oleh perempuan maniak kopi itu.
Mata elang Reyna menatap tajam mata caramel itu lalu mendekatkan wajahnya ke telinga laki" pendek itu lalu berbisik yg membuat pemuda didepannya merinding dengan semburat merah samar dipipinya.
"pergi atau gue cium lu disini" Bisiknya dengan suara yg terdengar dalam. Ancaman dari perempuan tinggi itu membuat laki" didepannya meriniding dan kedua tangan yg ia cekal ditarik kencang oleh sang pemilik yg pipinya sudah dihiasi oleh blush sampai ke dua telinganya. Laki" itu terdiam sebentar sebelum decakan memasuki indra pendengaran Reyna dan melihat ia pergi tak tau kemana dan diikuti oleh entek enteknya yg lain.
"semudah itu? Hah, gue kira bakal susah ngelawan berandalan kek dia hahaha. Muka nya sampe merah padahal bercanda doang" monolog Reyna memperhatikan kepergian segerombolan berandalan itu sebelum berputar balik dan berjalan menuju ke kelasnya, untung koridor mulai sepi dan tak menarik perhatian para siswa" untuk menonton perdebatan kecil tadi.
"menarik, tapi gue ga suka" gumam nya seraya ia sudah berada didepan kelasnya, belum ada guru yg datang atau mengajar di dalam.
Reyna memasuki kelasnya yg riuh akan suara suara dari siswa siswa di sana. Reyna yg baru melewati pintu kelas langsung disambut oleh teriakan dari kedua temannya, Nanda dan Argan yg melotot ke arahnya.
"REY! LU DARI MANA AJA SIH?!"
"HEH! LU KEMANA TADI?!"
Mereka manyentak Reyna dengan tidak sabaran, perempuan tinggi itu menampakkan wajah cengo nya terkejut tapi setelah itu ia tersenyum tipis lalu berjalan ke arah bangkunya yg berada di belakang bangku dua temannya duduki dengan santai. Kedua temannya menatap heran ke arah maniak kopi itu dengan alis yg terangkat dan dahi berkerut.
"napa lu senyum" gitu? Kesantet apaan lu Rey?" Cetus Nanda saat melihat Reyna yg sudah duduk di bangkunya dengan tangan nya yg menyanggah dagunya, dan pemandangan itu membuat perhatian seisi kelas ke arahnya beda lagi dengan dua manusia di depan Reyna yg mendelik aneh dengan sikapnya saat ini.
"Ga ada, tadi dijalan sempet ada kendala sama bocilnya pak kepsek" Ucapnya enteng, ucapan dari Reyna membuat siswa/i dikelasnya terkejut dengan nya kedua temannya sampai melotot dan melebarkan mulutnya, tak menduga ucapan dari perempuan gila satu ini.
"njir Reyna! Lu tadi ketemu anak nya pak kepsek?!"
"lu tadi ketemu kiki?!"
"Kristal goblok, Kiki mah panggilan kecil dia!"
"Tadi lu berantem sama tuh bocah?! Pipi lu kek ada bekas lecet gitu co"
"Kok bisa lu ketemu itu bocah? gimana ceritanya lu bisa ketemu?!"
"iya kah?! Lucu ga sih mukanya rey?"
"lu ga di apa apain kan sama berandalan itu?"
"Lu habis ditonjok yh? Mau gue obatin ga Rey?"
bla bla bla bla.
Reyna dibuat terpojok karena pertanyaan berkali kali dari siswa/i di kelasnya, dan kali ini Nanda mengguncangkan tubuh Reyna yg membuat perempuan itu terganggu dan pusing kerena guncangan kencang dari temannya serta ocehan yg keluar dari mulut curut didepannya.
"njing nan udah cok kasian Reyna, puyeng keknya tu kepala lu guncang guncang terus badannya" Ujar Zafran, ketua kelas yg baik, kalem, dan pinter ganteng kelewat manis pula. Yg dipanggil hanya nyengir tak berdosa lalu berhenti mengguncangkan Reyna yg wajahnya sudah sedikit ditekuk sebal.
"hehee.. ya maap tapi kok bisa lu ketemu kristal? Terus lu ditonjok yah? Pipi lu ada lecetnya soalnya" Reyna tak menjawab hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari teman didepannya, Nanda menampakkan wajah terkejutnya setelah melihat anggukan dari maniak kopi itu.
"lah kok lu bisa bebas dari segerombolan anak-anak kurang ajar itu? Biasanya mah bakal di cegat sampe bel bunyi, tapi kok lu beda sih? Lu apain tu anak sampe nyerah gitu aja?" Kali ini Argan yg bertanya.
"hm.. gua cuma bilang.., pergi atau gua cium lu disini" Jawab Reyna dengan seringaian yg tercetak tipis di bibirnya, teman temannya yg mendengar jawabannya terkejut sampai ada yg melongo saking kagetnya.
"REY KOK LU BISA NGANCEM KEK GITU DIDEPAN ANAK KEPSEK?!!" Bentak Zafran khawatir, pasalnya kelas mereka sudah di cap buruk dan ia tak mau di tambah buruk lagi karena kejadian yg di alami Reyna dengan anak kepsek tadi.
"why?" Ucap Reyna dengan raut wajah yg datar seperti tembok. Ia merasa tak ada masalah yg akan terjadi setelah ia berdebat sedikit dengan anak kepsek yg bernama kristal itu.
"lu tau kan kelas kita udah dicap buruk sama guru guru disekolah ini, dan lu malah menambah buruk karena lu ngancem itu anak yg sering cepu sama bokapnya!" Jelas Zafran marah sekaligus khawatir.
"lah emang kenapa? Anceman gua ga sampe bikin keluarga dia mati atau bikin bokapnya bangkrut ya kan? Apalagi gua ga bakal nyipok beneran, najis kalo gua beneran nyipok dia beneran. Lagi pula gua baru ketemu tu orang" Celutuk Reyna tanpa merasa bersalah sedikit pun.
Zafran menghela nafasnya lelah berdebat dengan anak anak kelasnya setiap hari, ia sudah pusing dari tadi pagi dan ditambah pusing lagi dengan drama Reyna dan anak kepsek. Ia menyerah kali ini.
Setelah perdebatan itu seorang guru IPA masuk ke dalam kelas dan memulai pelajaran dengan damai tanpa menyadari hawa hawa kelas yg dingin itu.
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/339129394-288-k775292.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
kelas sebelah. [gxb]
Ficção Adolescente"ga, mana ada gue suka sama berandalan boti kek dia." -reynandrea. "gue suka sama lo, Kiki." -reynandrea. langsung baca aja, klo ga suka skip.