4- barbeque

578 47 15
                                    

Selepas sambutan dari ibu tadi, kamu dituntun ke dalam rumah mewah keluarga itoshi.

Ini merupakan kumpul keluarga pertama bagimu, jadi lumayan sedikit canggung.

Di depan ruang tivi ada sae, istrinya dan kichi. Bayi itu terlihat anteng saat di dudukkan di pangkuan sang ayah.

Istri sae menoleh ke belakang " ah! (Name) sudah datang!! " Dirinya berlari ke arah mu.

Kamu tersenyum manis, " hallo kakak!! " Sapamu pada istri sae.

Sang ibu melepaskan genggaman tangan nya, " (name) duduk dulu saja ya, kau kan baru sampai. Ayo" ajaknya.

Kamu hanya menurut, pada akhirnya kamu dan Rin duduk di sofa yang bersebelahan dengan sae juga anaknya.

Istri sae terlihat mengunyel-nguyel pipi bayi nya sendiri, dengan senyuman manis.

" (Name) kapan menyusulku?" Tanyanya dengan senyuman manis, tatapannya menatap ke arahmu.

Mulutmu terbuka untuk menjawab, namun sayang nya itu semua terpotong oleh suami mu sendiri.

" Secepatnya." Ucapnya, yang membuat kamu melotot.

" A-apa? T-tunggu—"

" Awhh (name) ku tunggu ya, pastikan dalam jangka waktu dua bulan kedepan perutmu sudah berisi" ujarnya jail.

" Tak lebih dalam waktu dua bulan juga perut itu akan terisi, tenang saja"

Lagi, Rin menjawab dengan muka datarnya. Membuatmu memerah, bahkan tangan mu sudah mencubit tangan Rin.

Namun ternyata itu tak ada efek sama sekali, wajah pria yang menyandang sebagai suami tetap datar.

" Jangan terlalu nafsu, Rin." Akhirnya Kakak Rin, sae. Membuka suara.

" Terserah ku, dia istriku " ujarnya, kamu semakin memerah. Tadi pagi saja sudah, masa nanti malam juga lagi sih?!. Haduhh.

Bahkan kaki mu masih terasa lemas dan sedikit bergetar jika di pakai berdiri.

" Ahaha, siap siap saja ya (name). Aku mendoakan keselamatan mu " ujaran istri sae dengan cekikikan.

" Akhh! Hentikan!! Kenapa kalian malah membicarakan hal itu?!! " Ujarmu sambil menutup muka dengan bantal sofa.

Mendengar penuturan mu istri sae tergelak abis-abisan, dirinya memang gencar menggodai orang.

Sedangkan suaminya sendiri menatap maklum pada istrinya yang sekarang bahkan memukul pundaknya saat tertawa.

Berbeda dengan Rin yang menatap intens bayi yang ada di pangkuan sae.

" Kenapa kau menatap anakku sebegitunya?" Tanya sae saat merasakan sang adik yang menatap anaknya.

" Tidak " Rin menegakan posisi tubuh, " aku penasaran apakah anakku akan mewarisi bulu mata sialan ini atau tidak " ujarnya.

Kamu memiringkan kepala menoleh ke arah Rin, " kenapa? Padahal bulu matamu bagus, aku menyukainya." Ujarmu.

Memang bulu mata keluarga itoshi itu sangat bagus, bahkan anak sae juga mendapatkannya.

" Kau akan mengerti jika jadi aku, lelaki mungkin tak terlalu suka dengan bulu mata panjang "

" Yakin sekali kalau anakmu itu akan laki laki" istri sae menyahut.

" Yakin saja, bahkan aku berkeinginan ingin membuat kembar".

" RINN!! HENTIKAN!! " Serumu memukul tangan Rin.

Sedangkan Rin hanya tersenyum tipis, beda dengan sae yang menghela nafas.

❆ 𝑵𝒊𝒌𝒂𝒉!! 𝑰𝒕𝒐𝒔𝒉𝒊 𝑹𝒊𝒏 𝑿 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓𝒔 ❆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang