Zaeland dkk duduk di kursi pojok tempat mereka duduk biasanya. Davin memesan makanan untuk semuanya. Tak lama Davin datang membawa nampan berisi beberapa mangkuk bakso dan teh dingin.
Tepat saat Zaeland menatap lurus ke depan, ia melihat punggung gadis yang menjadi topik perbincangan hangat di seantero sekolah dan di otak Zaeland tentunya.
"Udah kek pelayan belum nih gue?" Tanya Davin pada para sahabat.
"Yeee, udah mirip kacung malah" tukas Leon membuat semua terbahak-bahak.
Davin berdecak sebal "sialan Lo!"
"Gue punya tebak tebakan" ucap vian membuat semua atensi menuju ke arah nya.
"Affaan tuh?"
"Gue panjang, besar. Ada yang kecil juga sih walau ngga terlalu kecil, dan itu kalau masih muda. Kalau kulit gue di buka, nampak dah rambut gue yang berada di sekitar tubuh gue. Nah, pertanyaannya, siapa kah gue ini?"
Mereka berpikir sejenak, panjang? Besar? Ada yang kecil? Rambut di sekitar tubuh? Apaan tuh?
Sontak pikiran Zaeland, Viktor,Leon, dan Davin traveling sampai ke jepang. Mereka menatap vian penuh selidik.
"Lo_"
"Jawab!" Vian memotong ucapan Viktor yang pasti akan menanyai nya balik.
Mereka berpikiran negatif. Biasa, otak nya para cowok kan gak jauh dari pangkal.
"Burung kah?" Tebak Leon
"Emang gue ada bilang kalo dia punya sayap?" Tanya vian balik
Leon berdecak sebal "bukan burung yang itu bro." Leon menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Terus burung yang mana? Emang ada burung yang ga punya sayap?" Tanya vian tak habis fikri.
"Ada" jawab mereka berempat kompak. Vian menganga tak percaya.
"Setiap kaum Adam pasti punya burung, pistol, rudal, eum, apa lagi ya?" Davin berpikir sejenak dan sepertinya ia gak menemukan nama lain lagi "itu doang kok nama halus nya. Selain itu kasar" lanjut Davin di angguki Zaeland Viktor Leon.
Vian tercengang mendengar itu, sedetik berikut nya ia terbahak membuat yang lain mengerutkan kening.
"Tumben" celetuk Davin
"Sehat kah?" Tanya Zaeland pada Viktor guna memastikan kalau vian, sahabatnya itu waras. Viktor mengedikkan bahu acuh tak acuh.
"Pikiran Lo pada sampe mana si njir?! Ada ada aje Lo. Ye kali aset gue untuk bahan tebak tebakan" ucap vian setelah dapat mengontrol tawa nya.
"Ambigu bego! Lo watados banget udah bikin pikiran kita sampe jepang" sinis Davin
"Iye nih, mana kagak mau balik kalo udah sampe sana" imbuh Leon membuat vian Zaeland Viktor Davin tertawa.
Setelah mereka kehabisan topik, barulah mereka memulai acara makan nya.
Fokus Zaeland tertuju pada punggung sosok gadis yang membuatnya hampir gila karena berusaha untuk melupakan dan tak mencari tau nya.
Ia menatap punggung gadis itu lama sembari memakan bakso di depan nya. Tak lama, gadis itu menoleh ke arah nya. Netra mereka bertemu. Jantung Zaeland memompa darah semakin cepat. Tatapan itu, ia tak salah. Gadis itu lah yang ia cari selama ini. Netra biru yang indah.
Tak lama pun si gadis memutus kan kontak mata mereka. Dan Zaeland meresa banyak yang memperhatikan nya. Saat ia menatap ke arah teman nya, dan Yap. Seluruh atensi teman nya tertuju ke arah nya dengan vian yang mengangkat satu alis nya, Davin dan Leon dengan tatapan menggoda, Viktor dengan tatapan intimidasi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
my blue eyed girl
Подростковая литератураPOV: author Gue masih punya otak yang bisa gue gunakan untuk mikir. Jadi apa guna nya otak kalau gini aja masih nyontek? "Mengenal nya tanpa sengaja, melupakan nya hampir gila, siapa sangka wajah semanis senja, Bisa membuat luka sedalam samudra" -Z...