14.

42 3 0
                                    

Setelah kejadian tersebut Clarissa dibawa ke UKS untuk mendapatkan penanganan dari petugas PMR. Maya ikut menyusul Clarissa ke UKS. Sikap timnya membuat dia malu pada Clarissa.

Sesampainya di UKS Maya melihat kalau Clarissa sedang diberi obat tetes mata dan membersihkan luka yang ada pada lutut nya. Maya bejalan kearah ranjang yang di tiduri oleh Clarissa sambil menunduk.

"Clar..." Lirih Maya

"Eh Maya, ada apa?" Tanya Clarissa

"Gue mau minta maaf sama atas kejadian tadi, gue gak tau kalau mereka bakalan ngelakuin itu, atas nama tim gue, gue minta maaf ya!" Ucap Maya cepat sambil memegang tangan Clarissa dengan mata yang berkaca-kaca.

"Iya May, lagian gue juga gak papa kok, nggak patah tulang juga gue gara gara Chelsea, santai aja" balas Clarissa

"Enak aja!!,tolong lo bilangin ya sama temen lo itu kalau mau menang jangan curang dong!!!, Ini udah curang, orang cidera pula gara gara dia, gue gak terima kalau temen gue cidera ya!!!!" Sahut Keisha yang baru balik dari kamar mandi dengan emosi.

"Sutttt, Kei udah biarin aja, gue gak papa kok. Toh ini juga bukan salah Maya, Kei. Jadi maafin aja" ucap Clarissa menenangkan Keisha yang emosi

"CLARISSA!!!!!!" Teriak Syifa

"Heh!!, Bisa gak sih semenit aja lo gak teriak teriak, sakit nih telinga gue denger nya!!" Kesal Dara pada Syifa dan Naura hanya geleng-geleng kepala.

" Biarin wleee!!" Balas Syifa

"Gimana Clar?, Masih sakit gak?, Lo mau apa?, Biar gue beliin. Gue gak terima ya kalau dia buat lo kek gini. Kalau curang ya curang aja gak usah buat orang cidera juga kali" Tanya Syifa berturut-turut dengan wajah kesal.

"Bisa gak sih tanya itu satu satu. Yang ada Clarissa tambah pusing gara gara lo" Ujar Keisha dengan alis menukik tajam.

"Gue gak papa kok syif" jawab Clarissa menengahi teman teman nya yang sedang kesal.

Naura hanya diam sambil melihat ke arah Maya yang menunduk. Tapi ada yang menjanggal dari Maya. Kenapa tidak ada raut wajah panik atau bersalah terhadap apa yang dilakukan tim nya? Bukan nya Clarissa temannya? Semua pertanyaan itu berkecamuk di pikiran Naura.

"Lo temen nya yang buat Clarissa cidera tadi kan?" Tanya Naura dingin.

"I-iya" jawab Maya gugup dan di angguki Naura.

"Ini cewe mau main main sama gue, gue ikuti permainan lo, sampai mana lo sanggup" Batin Naura dengan smirk nya.

"Yaudah Clar gue balik ke lapangan lagi ya" pamit Maya

"Iya May, hati hati ya" balas Clarissa

"Clar, lo hati hati sama dia, jangan terlalu dekat sama dia" peringat Naura pada Clarissa setelah Maya pergi.

"Emang kenapa Nau? Dia baik kok sama gue" Tanya Clarissa

"Gak papa sih gue cuma mewanti-wanti aja" jawab Naura dan di angguki Clarissa walaupun sedikit bingung apa maksud Naura.

***

Dilain tempat, seorang pria yang bertubuh tinggi, atletis, bulu mata panjang serta lentik, hidung mancung dan bibir tipis nya sedang terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit dengan tangan yang di infus. Dia adalah Devan Bagaskara Ardiandra Dexter

Setelah selesai pertandingan kemarin Devan mimisan serta pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. Sekarang didepan ruang inap Devan hanya ada Arnan  yang menunggu pria itu sadar dari pingsan nya. Sudah dua hari sejak Pertandingan Devan belum sadar dari pingsan nya.  Keluarga dan sahabatnya yang lain sedang berada dirumahnya karena sudah bergantian menjaga Devan.

basketball girl vs basketball boy [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang