Ch 3. Bertemu

1K 139 11
                                    


  Baca Dong
  Vote juga
...........

"Calistio."

Calistio berhenti di depan kamarnya, ia menengok mendengar namanya di panggil. Raylen berjalan dari ujung lorong kearahnya.

Raylen Navier Wornstine, Putra Mahkota saat ini. Umurnya tiga belas tahun, satu tahun lebih tua di bandikan Calistio.

Dia adalah kakak kandung Calistio,
dia juga orang yang menyelamatkan Calistio saat tengelam di danau.

"Apa kau sudah pulih?" Tanya Raylen.

"Selamat pagi, Kakak. Aku baik-baik saja, apa kamu menghawatirkanku"
Ucap Calistio dengan nada ceria,ia menatap Raylen yang sedikit lebih tinggi darinya.

Sebenarnya Calistio sedikit canggung karana di kehidupannya di masa lalu, ia menjadi orang yang sangat di musuhi oleh Raylen. Itu wajar.

Raylen membuang wajah setelah melihat wajah tengil adiknya, ia
salah bertanya.
"Siapa yang khawatir dengan mu."Ucapnya menyangkal.

Mereka berjalan bersama menuju gedung akademi. Calistio melirik Raylen, kenapa orang ini tidak mau mengakuinya. Pada hal dia selalu datang menengok Calistio di tengah malam diam - diam dua hari sebelumnya.

Sekilas ingatan tetang perbuatan
nya pada Raylen di masa lalu membuatnya muram. Dia adalah orang yang membuat Raylen terduduk menyedihkan di kursi
roda. Rasa bersalah datang menyelimutinya. Kenapa dia dulu tetap diam dan menuruti perintah Derick.

Calistio mengepalkan tangannya,
atas nama Diego Virstone ia berjanji akan melindungi orang ini untuk Calistio. Ini untuk penebusan dosa yang telah ia lakukan.

"Cal... Calistio"

Panggilan Raylen membuat
Calistio tersadar dari lamunannya, dia segera menetralkan ekspresinya.

"Eh.. Ka.. Kakak tadi bilang apa" Calistio bertanya dengan wajah
polos.

Raylen menghela napas, apa yang
di pikirkan adiknya sampai membuat ekspresi seperti itu. Raylen menghenti
kan langkahnya, berbalik menghadap adiknya, ia menepuk bahu Calistio.

"Dengar Cal, menjauh lah dari Saudara tirimu itu." Ucap Raylen dengan nada serius.

'Sudah pasti Reylen mengetahui
apa yang terjadi pada adiknya.' batin Calistio.

"Apa maksud kakak adalah kak Derick." Calistio memasang wajah bingung seolah tidak mengtahui apa-apa, ia terus menyulut api yang ada pada Raylen.

"Ya, jangan dekati dia dan jangan pangil dia kakak." 'Kakakmu hanya aku Cal' batin Raylen tak suka mendengar adiknya menangil
Derick dengan sebutan kakak.

"Eh kenapa? Bukankah Ka... Derick itu baik." Suara Calistio sedikit menciyut tiba-tiba melihat tatapan mata Raylen yang tajam menahan amarah.

Kenapa ia takut, apa ini respon
alami anak kecil dari Calistio yang asli.

Raylen menghela napas, dia
menatap wajah adiknya dengan tatapan melemah, meminta pengertian.

"Aku, tidak bisa memberi tau alasannya." ujar Raylen pelan.
Sebenarnya ia hanya tidak ingin melihat adiknya dalam bahaya,
tapi ia tidak bisa mengatakannya.

"Baik lah, aku akan menurutinya karena ini permintaan kakak."
Kedua sudut mulut Raylen terangkat mendengar jawaban adiknya.

"Bagus."

Raylen mengusap rambut adiknya, mengacak-acaknya, ia tak tahan melihat wajah adiknya yang imut.

Calistio sedikit terkejut, ia tidak terbiasa dengan semua ini, apa lagi tindakan Raylen yang tiba-tiba. Dia kan orang dewasa bagaimana bisa perlakukan seperti anak kecil.
Dia akan membiarkanya kali ini.

The Return of The MagicianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang