3

210 9 0
                                    

.
.
.
.
🍁
.
.
.
.

Keesokan harinya, mood Olivia tidak juga membaik. Ia duduk di meja makan sembari menatap hidangan yang tersaji namun tak ia sentuh sedikitpun. Ia menatap langit-langit tanpa berbicara apapun, kejadian kemarin membuat moodnya buruk.

Pak nam datang kemudian menunduk penuh hormat "Nona maaf menganggu, hari ini kita ada pertemuan dengan keluarga lizen"

"Dimana mereka?"

"Mereka dalam perjalanan nona"

"Baiklah, persiapkan semaunya" kata Olivia lalu memakan potongan apel di meja.

"Baik nona" ucap pak nam lalu pergi di ikuti erion di belakangnya.

Saat di ruang pertemuan pribadi, semua mempersiapkan dengan matang, tak ada yang terlewat sedikitpun.

Setelah terus diam dengan rasa ingin tau yang berkecamuk, akhirnya Erion berani bertanya kepada pak nam "Siapa keluarga lizen?"

"distributor terbesar di China" pak nam menanggapi namun tetap sibuk dengan pekerjaannya, sedangkan erion hanya mengangguk sebagai tanggapan.

Setelah semua selesai, pak nam mulai mengecek lagi, semua harus sempurna untuknya.

~''•🍁•''~

Saat pertemuan semua terlihat berbincang seperti biasa, serius namun tetap tenang.

"Ini adalah ganja kualitas A+ terbaru milikku, kamu bisa mencobanya. Jika cocok akan ku kirimkan 50kilo" Olivia menaruh kotak kecil berwarna hitam yang berisi ganja untuk di coba Sion, kepala keluarga lizen.

Dengan senang hati Sion mengambil ganja itu dan menghirupnya, aromanya lebih baik dari pada biasanya.

"Very good!" Di iringi tawa milik Sion.

"Baiklah akan ku kirim 50kilo, tanggal  12 April."

"Baiklah nona, saya pamit dulu" senyum Sion mengembang lalu segera pergi dari sana di antar oleh Olivia tentunya.

"Semoga perjalananmu menyenangkan tuan Sion" ucap Olivia sembari menatap Sion yang akan masuk ke dalam mobilnya

"Terimakasih nona Olivia, senang berbisnis dengan anda" tutup Sion lalu masuk kedalam mobil dan pergi dari kediaman keluarga Olivia.

"Pak sam dimana erion?" Tanya Olivia

"Saya kurang tau nona"

Setelah hening beberapa saat, terdengar teriakan tansy yang menggelegar dari taman membuat Olivia segera menghampirinya. Saat sampai terlihat tansy yang jatuh terduduk sembari memeluk anjing pomeranian miliknya.

"HUAAAAA CHOCOOOO!!! CHOCO KU SAYANGG HUAAAA!!! SIAPA YANG BERANI MEMBERI MAKAN TULANG KE CHOCOOO!!!! BRENGSEK!!!" Tansy marah besar, anjing kesayangannya mati karena tersedak tulang.

Ace mencoba menenangkan, namun naasnya ia malah di beri tamparan keras tepat di pipinya. Choco adalah anjing kesayangan tansy, yang tansy rawat saat dia masih kecil jadi Olivia tau perasaan tansy.

"BAJINGAN!! JANGAN HANYA DIAM! CARI PELAKUNYAAAAAAAA!!!" tansy berteriak marah, semuanya segera pergi untuk mencari sang pelaku.

Sejujurnya tansy adalah orang yang pendiam, namun diam-diam menghanyutkan. Tak ada bodyguard yang kuat dengan perilaku tansy selama ini, hanya Ace yang bisa menahan semua itu.

"Ace cek cctv" perintah Olivia yang segera di laksanakan olehnya.

Olivia menatap tansy yang masih terduduk di tanah sembari menangis pilu, memeluk choco dengan erat tanpa ingin melepaskannya.

"Kak berhenti menangis, aku akan membelikan anjing Samoyed untukmu" Olivia berusaha menenangkan.

"Tapi choco....aku akan membunuh orang yang membuat choco begini!! Lihat saja! Sialan" ucap tansy sembari meletakkan choco di tanah lalu menatap Olivia. "Tepati janjimu untuk membelikan ku Samoyed"

Setelah itu tansy berjalan pergi entah kemana, membuat Olivia pusing di buatnya "entah dia atau aku yang kakak di sini".

..
..
🍁
..
..

Setelah melihat hasil rekaman cctv, tansy marah besar ternyata yang menyebabkan kematian choco adalah erion.

"CARI SI BRENGSEK INIII!!!!" perintah tansy dengan keras yang tentu saja langsung di laksanakan.

Tak butuh waktu lama untuk mencari keberadaan erion di rumah ini, ia di tarik oleh beberapa bodyguard dan wajahnya langsung di hantaman oleh tansy tanpa belas kasih. Olivia yang melihat itu hanya terdiam karena erion juga salah di sini. Olivia tak berniat untuk membela erion.

"BAJINGAN SIALAN!! BERANINYA KAMU!!! KAMU MEMBUNUH ANJINGKU! AKHHHH" teriak frustasi dari tansy yang segera di tenangkan oleh Olivia.

"Tenanglah kak, biar aku yang memberinya pelajaran. Kamu istirahatlah" awalnya tansy tak setuju dengan ucapan Olivia namun setelah itu ia setuju dan pergi dari sana tak lupa juga memberikan sebuah tendangan sebelum pergi, di ikuti Ace di belakangnya.

Setelah tansy tak terlihat, Olivia menatap erion lalu menghela nafas.

"Berdiri" perintah Olivia yang langsung di laksanakan, Olivia menampar keras pipi erion sampai sudut bibirnya mengeluarkan darah.

"Tau kesalahanmu?" Tanya Olivia dengan tegas

"Saya tau nona....maaf" exrion duduk bersimpuh di lantai

hallow semuaaa baru bisa update maaf yyaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MarijuanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang