Bagian 1 : Rumput Hijau

12 2 0
                                    

"Astoria, apa semua barang-barangmu sudah siap?" tanya Aquila Greengrass, Ibu dari ke-empat anak keluarga Greengrass, sembari meletakkan piring berisi omelet telur, daging asap yang masih panas, sosis dengan saos barberque, dan roti tawar di meja makan keluarga.

Tahun ini adalah tahun pertama bagi Astoria Greengrass. Anak ketiga dari keluarga Greengrass, untuk bersekolah di sekolah sihir terbaik di dunia— Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry.

"Sudah siap semua, Mum! Semua sudah aku siapkan sejak semalam," jawab Astoria dengan penuh antusias. Ia duduk di salah satu kursi meja makan dan bersiap untuk menyantap sarapan nya.

"Baguslah, dear," Aquila mengecup sekilas pucuk kepala Aurora.

"Tampaknya, daripada kedua kakak-kakakmu yang lain, kau yang paling antusias untuk pergi ke Hogwarts sebagai murid kelas pertama," ujar Aquila sembari menatap kedua anaknya yang tertua bergantian, Cereus dan Daphne Greengrass.

"Tentu sangat antusias, Mum, dia sudah tidak sabar untuk bertemu si pangeran berambut pirang—Draco Malfoy, bukan begitu, Astoria?" sahut Daphne sembari melahap habis satu sosisnya dalam satu kali suap— sosis adalah makanan kesukaanya.

"Apa-apaan, Daphne! ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan dia, aku benar-benar antusias untuk hari pertamaku," gerutu Astoria ditengah-tengah kegiatannya mengunyah.

"Benarkah? Bukankah semalam kau meminta ku untuk menemanimu menyiapkan barang-barang hanya untuk berbicara dan bertanya banyak hal tentang si Malfoy?" jawab Daphne.

"Stop it, Daphne! Aku memilihmu untuk kuberitahu tentang hal itu, bukan untuk membicarakannya semua disini, di depan Mummy and Dadda!" seru Astoria jengkel, Daphne tertawa mengejek.

"Sudah-sudah, jangan bertengkar. Lagipula kami semua juga sudah tahu," sahut Aquila.

"Bloody hell, Mum! Sejak kapan?" umpat Astoria hampir terlonjak dari tempat duduknya saking terkejutnya.

"Astoria, perbaiki cara bicaramu!" tegur sang ayah, Gareth Greengrass, menatap Astoria dingin.

"Maaf, Dad," cicit Astoria sembari tersenyum canggung, kemudian kembali mengalihkan pandangannya ke sang Ibu.

"Adikmu yang memberitahu," jawab Aquila santai.

"What? Sejak kapan Gwen tahu?" Astoria sekarang berbalik menatap Gwen, Gwyneth Greengrass, anak terakhir keluarga Greengrass yang tampak tidak peduli sama sekali dengan apa yang sedang dibahas oleh keluarganya saat ini. Ia hanya menatap sekilas Astoria kemudian kembali fokus menghabiskan sarapannya. Untuk anak berumur 10 tahun, Gwen termasuk anak yang sangat tenang daripada anak-anak seusianya.

"Dia menemukan buku diarymu yang terbuka saat ia ingin meminjam buku The Saddle Cub - House Crazy di meja belajarmu tadi malam, ia tidak sengaja menemukan tulisan "Draco Malfoy" beserta gambar dan emoji-emoji cinta di sekelilingnya," jelas Aquila yang membuat Astoria semakin membulatkan matanya.

"Gwen! Kau nakal ya sekarang, kenapa kau tidak tanya langsung terlebih dahulu kepadaku," Astoria mendekat ke arah Gwen, kemudian menggelitik perut Gwen yang sekarang tertawa terbahak-bahak karena merasa geli.

"Dasar anak kecil zaman sekarang, umur 11 tahun sudah berani cinta-cintaan," sekarang Cereus Greengrass, kakak tertuanya, yang berbicara, sembari memutar kedua bola matanya malas.

GREEN ft. Draco MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang