Stay safe

113 8 0
                                    

Maaf jika ada kesamaan karakter, tokoh, alur, atau elemen lainnya. Cerita ini murni hasil imajinasi saya.

Wajib follow author dulu sebelum membaca, ya! storyzaaa

Selamat membaca, semuanya!





Seperti biasanya, hari ini Adnan mengajar di pesantren milik orang tuanya. Namun, kali ini ia tidak mengajak Akira, melainkan meminta Adiba untuk menemani dan menjaga Akira di rumah.

Tak lama kemudian, suara ketukan terdengar dari depan pintu.

"Assalamualaikum, ini Adiba!" seru Adiba dari luar.

Akira yang sedang duduk di ruang tamu segera bangkit dan berjalan ke pintu. Begitu membukanya, ia tersenyum.

"Wa'alaikumussalam, Adiba. Ayo masuk!!" katanya ramah.

Adiba melangkah masuk, dan tepat saat itu, Adnan yang berada di dalam menyadari bahwa adiknya sudah datang. Ia menarik napas lega-artinya kini ia bisa berangkat mengajar dengan tenang.

"Alhamdulillah, Adiba sudah datang. Kalau begitu, mas berangkat dulu ya..." pamitnya.

Sebelum pergi, Akira menggenggam tangan suaminya dan menciumnya dengan penuh hormat. Adnan pun membalas dengan mencium kening istrinya lembut.

"Fi amanillah, jangan ngebut-ngebut ya, mas," pesan Akira dengan nada khawatir.

Adnan tersenyum dan melambaikan tangan.

"Ma'assalamah, siap sayangkuuu~" sahutnya dengan nada manja sebelum akhirnya melangkah pergi.

Adiba yang menyaksikan adegan itu dari awal hingga akhir hanya bisa terpana. Matanya membulat, dan mulutnya sedikit menganga. Ia bahkan sempat mengedipkan matanya beberapa kali, memastikan bahwa ia tidak sedang berhalusinasi.

"Kakak kalo gini... LUCU BANGET YA!" batinnya hampir tertawa.

Seumur hidupnya, ia mengenal Adnan sebagai pria yang super cuek, dingin, dan nyaris tak pernah menunjukkan sisi romantisnya. Namun, sekarang? Kakaknya berubah jadi suami bucin kelas berat!

Akira melihat Adiba yang tiba-tiba bengong. Ia pun melambaikan tangannya di depan wajah adik iparnya itu.

"Adiba?" panggilnya.

Adiba langsung tersadar dan mengerjapkan matanya.

"E-eh iya, Kak?"

Akira terkekeh kecil melihat ekspresi Adiba yang masih setengah sadar.

"Ayo masuk, kita ke ruang TV aja," ajaknya.

Mereka pun berjalan ke ruang TV dan duduk di sofa yang empuk. Akira menoleh ke arah Adiba.

"Diba sudah sarapan belum?" tanyanya.

"Sudah dong, Kak. Sebelum ke sini, Adiba sudah sarapan," jawab Adiba dengan semangat.

"Kalau mau makan atau minum, coba buka kulkas. Siapa tahu ada yang kamu suka," katanya ramah.

Mendengar itu, mata Adiba langsung berbinar. Ia memang tahu kalau kulkas Akira selalu penuh dengan berbagai makanan dan minuman.

"Okee, Kak!" jawabnya sambil mengacungkan jempol.

Saat Adiba masih berpikir mau mengambil apa dari kulkas, Akira tiba-tiba punya ide.

"Dibanding cuma duduk bengong, mending kita nonton film aja," usulnya.

"Setuju, kak! Biar nggak bosan ngobrol aja," sahut Adiba antusias.

My sweet heart [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang