Starla Bound To The Moon: Aokigahara Arc | Volume 1
Karya novel dari River Studio
Chapter 2: Harapan Di Balik Air Mata
Starla kembali dari kuburan Miku. Langkahnya tergesa-gesa menuju apartemen Miku, tempat di mana dua bocah kembar, Azai Mikazuki dan Zeta Mikazuki, sedang asyik bermain. Meski usia mereka baru lima tahun, kedua anak itu memiliki ikatan yang kuat, seolah-olah mereka mengerti satu sama lain tanpa perlu kata-kata.
Dengan napas yang terengah-engah, Starla memasuki ruangan. Dia melihat kedua anak itu, mata mereka bersinar penuh kepolosan. Dengan hati yang berat, dia memberikan kabar yang akan mengubah dunia mereka selamanya.
"Maaf, anak-anak... Ibu kalian telah pergi, meninggalkan dunia ini yang terkadang kejam," ucap Starla dengan lembut.
Air mata mulai mengalir di pipi Azai dan Zeta. Mereka menangis, tidak mengerti mengapa ibu mereka harus pergi. Starla, dengan kasih sayang seorang ibu, mendekap mereka berdua. "Tenang saja, anak-anak... Bagaimana kalau aku yang mengadopsi kalian? Aku berjanji akan menjadi ibu yang baik untuk kalian," kata Starla, menawarkan sebuah harapan baru.
Azai dan Zeta, meski masih kecil, mengerti bahwa Starla ingin yang terbaik untuk mereka. Mereka mengangguk, setuju untuk menjadikan Starla sebagai ibu tiri mereka.
Keesokan harinya, Starla memasak sarapan dengan penuh cinta untuk Azai dan Zeta. Sambil mempersiapkan telur orak-arik dan roti bakar, dia berpikir tentang masa depan kedua anak itu. Dia ingin mereka mendapatkan pendidikan yang baik, di sekolah yang berkualitas dan terjangkau. Tiba-tiba, dia teringat akan sekolah dasarnya dulu, Yamata Elementary, tempat yang penuh kenangan indah.
Saat Starla tengah larut dalam kenangan, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu toko jahitnya. Seorang pria berdiri di ambang pintu, menatap ke dalam dengan rasa ingin tahu. "Halo... Apakah toko jahit ini masih buka?" tanya pria itu. Starla tersenyum dan menjawab, "Kau datang ke tempat yang tepat. Selamat datang di Toko Jahit Bulan. Ada yang bisa kubantu?"
"Aku ingin memperbaiki bajuku yang ini. Apa bisa? Dan butuh biaya berapa?" tanya pria itu, mengulurkan baju yang tampak lusuh. "Hanya 50 Yen untuk perbaikan baju. Atas nama siapa?" tanya Starla. "Atas nama Gio," jawab pria itu.
"Baiklah, Tuan Gio. Silakan tunggu di sofa yang ada di sana, dan berikan saya waktu tujuh menit," ucap Starla, sambil mempersilahkan Gio untuk duduk.
Starla memasuki ruang kerjanya, meninggalkan Gio yang menunggu dengan penuh harap. Waktu berlalu, dan dalam empat menit yang singkat, Gio mulai merasa penasaran. Bagaimana mungkin toko ini menawarkan perbaikan baju berkualitas tinggi dengan harga yang begitu murah? Dia berkeliling toko, mengamati deretan baju yang tampaknya dibuat dengan keahlian sejati. Starla muncul dari ruangannya, membawa kabar baik. "Baju mu sudah siap, Tuan," ucapnya dengan senyum.
Gio, terkesan dengan kecepatan dan kualitas layanan, merasa ada sesuatu yang misterius tentang Starla. Dia memperkenalkan diri, "Jadi, Nona... Nama saya Gio, CEO dari Pika Pi Theatre Company. Ini kartu nama dan nomor saya. Jika Anda ingin berbicara, silakan hubungi saya. Boleh saya tahu nama Anda?" Starla merespons dengan ramah, "Namaku Moonlight Starla, seorang penjahit kecil pemilik toko ini. Senang bertemu denganmu, Tuan Gio."
Gio terkejut, merasa ada sesuatu yang familiar tentang nama itu. "Kau terasa sangat familiar, tapi aku lupa... Sebenarnya, siapa dirimu?" tanya Gio, rasa ingin tahunya terpicu. Starla hanya tertawa ringan, wajahnya tetap datar. "Kau akan menemukan jawabannya nanti," jawabnya, meninggalkan Gio dalam kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starla Bound To The Moon: Aokigahara Arc | Volume 1
ActionDalam dunia yang tersembunyi di balik sorotan panggung, seorang penjahit mencari kebenaran di tengah intrik yang membingungkan. Namun, Starla bukanlah penjahit biasa. Dia dulunya adalah seorang ratu idola yang menguasai dunia hiburan, dan seorang Ro...