Shooting Star

45 3 0
                                    

Ku langkahkan kakiku cepat menuju sebuah taman yang terletak tak jauh dari sekolahku ini. Sekilas ku lihat arah jarum jam ditanganku. 21:20, sudah bisa ku tebak keadaan taman yang bernama 'Shooting Star' itu pasti hening dan sepi. Aku mulai menuju sebuah kursi dibawah langit hitam nan indah karena cahaya bintangnya. Pandangan ku luruskan ke atas menatap banyaknya bintang yang terus meredup dan menerang seakan bisa mengerti aku sedang tersenyum menatapnya. Namun sepertinya kali ini para bintang itu salah menerima maksud ekspresi wajahku saat ini.

Oh bintang, tau kah engkau aku sudah muak dengan semua ini ? Oh bintang. Seandainya shooting star itu nyata' tak bisakah aku memohon padamu satu kali ini saja.

Sepuluh menit .. Dua puluh lima menit .. Satu Jam akhirnya berlalu dan kini posisiku masih seperti beberapa menit lalu, tertidur disebuah kursi panjang dengan kedua mata lurus menatap bintang-bintang yang belum juga menghilang dari posisinya.

Aku memutuskan pulang saat melihat sebuah pesan masuk dari rumah. Keberadaanku sudah disadari ternyata.

Ku buka pintu rumahku dan segera menuju kamarku yang memang terletak tak jauh dari pintu masuk.

Seminggu Kemudian

Senin .. Pagi .. Sekolah.. Itu hal yang membuatku terkadang kesal dan muak apalagi dengan keadaanku sekarang.

Kepalaku serasa ingin pecah, tak ada lagi yang membuatku nyaman. Harusnya aku senang, kini semua jelas. Takkan ada lagi pertengkaran - pertengkaran sialan yang hanya membuatku tak betah dirumah namun ini, apakah ini yang akhirnya menjadi keputusan mereka ? Bercerai! Syak!! Tolong catat kata ku ini 'Jangan Pernah Bercerai bila kau sudah memiliki anak! Maka ia akan hancur sadar ataupun tidak!' karena itu benar-benar terjadi dikehidupan entah itu nyata ataupun tidak.

"Aku Pergi"ujarku begitu selesai dengan persiapanku. Heeeyyy.. Jangan salah sangka dulu, aku akan berangkat sekolah.

--Disekolah--

"Ada PR lagi ?"Tanyaku pada Jika teman sebangkuku yang sedang sibuk mencatat sesuatu ke bukunya.

"MTK. Kau cepat sini nyontek bareng."Ahh, MTK pantas aku tak ingat' memang chairmates ku ini paling pengertian. Aku sama sekali tidak suka MTK,

"Baiklah"

Jam belajar selesai, saatnya jam pulang. Hari ini aku memutuskan main ke rumah Jika lagi. Ya, setidaknya aku bisa membuang waktu dirumahnya hingga jam 9 nanti malam.

"Kau mau kemana ?"Tanyaku saat melihat Jika sudah mengganti baju

"Mall. Kau mau ikut ?"Jawabnya

"Bolehlah, tapi jangan suruh aku mengikutimu belanja ya."

"Kau ini. Perempuan atau Pria!"

"Inginnya si pria hingga aku bisa cuek dengan apapun yang terjadi sekarang."

"Hey! Kau ada masalah ?. Ingin cerita ?"Huh, aku keceplosan kalau sudah begini pasti dia takkan membiarkanku lolos begitu saja. Aneh ? Menurutku tidak. Beginilah kami, meskipun aku dan dia bersahabat namun kami saling tidak mengetahui bagaimana keluargaa kami. Lebih tepatnya, aku yang tidak membiarkan dia tau tentang keluargaku. Aku bukan seseorang yang bisa membuka diri pada siapapun.

"Nope! Hanya masalah biasa"

"Hey! Ayolah katakan padaku."

"Tidak apa J, kau bisa tenang"

"Serius ? Kau sudah menangis ? Sudah baikan ? Kalau tidak mau cerita maka selesaikan baik-baik. Jangan terlihat seperti mayat hidup. Okay"Jawabnya, akhirnya.. Kau tau Jika, aku bahkan hafal perkataanmu tadi!

"Sudah.. Jangan kawatir aku tau! Ayo jadi pergi tidak?"

"Jadi! Let's go!"

Sesampainya di mall kami berpisah, aku menuju toko buku yang terletak di lantai 2 sedangkan dia menaiki lantai 3 yang memang berisikan brand dengan diskon hingga 50% kata Jika.

Shooting St⭐rTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang