Keadaan kami menjadi tegang, banyak nya teman bang scortch keluar untuk memastikan bahwa yang dibilang kami benar adanya.
"Kalian bawa mobil berapa kesini?" tanya bang peppey tau bahwa jumlah orang di gym itu banyak, lalu salah satu dari mereka menjawab dua mobil, kami memutuskan untuk bertahan di gym sampai malam karena hari sudah mulai memasuki maghrib.
Obrolan demi obrolan sudah kami bicarakan, kondisi sudah mulai membuat kami tidak panik lagi, kini jam sudah menunjukan pukul 18.30, aku menginginkan buang air kecil, tapi di gym ini tidak ada kamar mandinya, terpaksa aku harus keluar sendirian karena yang lain tidak mau mengantar.
Suasana malam hari di kota hampa dan sunyi ini benar benar menyeramkan, hanya tampak sekumpulan bintang terang di langit langit, sebagian alur listrik lampu lampu jalanan juga mati.
Dari rerumputan, aku mendengar suara gresik gresik, tapi aku mencoba berpositif thinking, aku buang air kecil di sebelah salah satu pepohonan dekat gym, setelah buang air kecil, suara gresik gresik dari rerumputan itu semakin menggila, aku melihat sebuah percik berwarna merah, paniknya aku membuat langkah ku mundur dan nafas ku tak stabil.
Aku memandangi rumput itu selama 5 detik, entititas tidak dikenal dengan tubuh tinggi semua hitam serta mata dan tanduk merah percik itu pergi, untungnya dia tidak melihatku, keringat ku benar benar dingin, aku tidak sengaja menginjak sebuah ranting di belakang ku saat aku melangkah ke belakang, entitas itu menoleh ke arah ku dengan mengerikan, sangat sangat mengerikan, dengan 4,5 mili detik dia berlari ke arah ku, memperlihatkan cakaran tajam nya, segera aku berlari dengan nafas terengah engah ke gym, membuka pintu lalu menutupnya.
