Dua

23.8K 325 33
                                    

Jumat, 03 April 2015,

Tepat pada pukul 02:00 AM aku terbangun dengan kepala pusing.Keringat menganak sungai di keningku.

Aku bermimpi.

Pernahkah kalian bermimpi akan sesuatu dan dikemudian hari mimpi itu menjadi kenyataan?Aku adalah tipe orang yang jarang bermimpi, tapi sekali bermimpi, hampir dapat dipastikan kalau hal itu akan terjadi dikemudian hari.

Ini adalah kali ketiga aku bermimpi aneh yang sama dalam sebulan terakhir ini. Mimpiku seperti sinetron yang selalu bersambung disaat yang tak kuinginkan. Bodohnya lagi, dalam mimpi itu aku tahu kalau itu semua hanyalah mimpi.

Pertama kali aku bermimpi akan hal ini sewaktu masih di Dubai.Didalam mimpiku, aku terlihat seperti anak-anak biasa. Berumur sekitar Sembilan atau sepuluh tahunan. Aku tengah bermain dengan teman-teman seusiaku disatu tanah lapang layaknya anak kecil yang selalu riang dan gembira.

Di mimpiku yang pertama, aku mempunyai beberapa orang teman dekat. Gelak tawa selalu memenuhi mimpiku disaat aku bersama mereka.Kali kedua aku bermimpi , tetap ditempat yang sama, dengan sekelompok anak yang bertambah banyak. Sekitar tiga puluh orang bermain. Memainkan permainan yang sama sekali tak kumengerti.

Dulu ada permainan kereta-kereta apian. Mungkin sejenis itu, tapi lagu yang dimainkan sama sekali tak kumengerti. Dan kali ketiga aku bermimpi adalah malam ini.Di mimpiku kali ini terlihat kepanikan yang melanda anak-anak yang selama ini menjadi teman sepermainanku.

Ada banjir besar yang melanda tempat kami tinggal hingga kami semua berlari mencari dataran yang paling tinggi. Tak ada satupun orang tua yang kelihatan disekitarku saat itu. Semua anak-anak.Sampai lelah kami berlari. Dibelakang kami sudah kelihatan air yang membuncah seperti gelombang dipinggir pantai.

Salah satu temanku menyarankan kami pergi ke bangunan keramat yang dilarang untuk dimasuki.Bangunan itu berbetuk seperti piramida. Lebar dibawah dan makin meruncing keatas. Kami memasuki bangunan keramat itu dan langsung memanjat setiap sisi bangunan yang bisa menjadi bahan injakan. Beberapa anak anak yang tergelincir dan langsung di telan air yang juga sudah memenuhi tanah.

Sambil memanjat, aku bisa melihat semua dataran telah dipenuhi air. Aku dan teman-teman yang lain saling memberi semangat untuk tetap memanjat konstruksi bangunan. Tiba di bagian atas bangunan yang belum selesai, kami terus memanjat tanpa henti.Aku terus memanjat sambil memperhatikan air yang sudah dekat dengan kaki ku.

Kupercepat panjatan ku pada setiap undakan konstruksi hingga tak kusadari diatasku yang ada hanya langit yang menghitam. Aku dan beberapa teman yang lain entah bagaimana caranya sudah berdiri dipinggir jalan raya.Seketika mobil melintas di depanku.

Mataku silau oleh lampu mobil yang menyorotiku. Kupalingkan mataku refleks. Sialnya saat kepalaku kupalingkan, sebuah mobil lain yang sedang melaju kencang, menabrak ku hingga terlempar kepinggir jalanan.

Akhirnya aku terbangun.

Aku bangun dari mimpi anehku.... Bergegas kulangkahkan kaki keluar dari kamar untuk mengambil air minum. Dadaku terasa sangat panas. Kuminum air langsung dari cerek yang ada di atas meja. Anehnya rasa panas di dadaku bukannya hilang, malah semakin terasa menyiksa. Buru-buru aku masuk ke kamar mandi dan memuntahkan sesuatu yang menggumpal di dadaku.

Darah.....

Kuraba gumpalan-gumpalan darah yang baru saja kumuntahkan untuk memastikan itu benar darah atau tidak.

Dan itu asli darah.Ya, bukan sekedar setetes, tapi dalam jumlah yang lumayan banyak. Kumuntahkan lagi sesuatu yang masih mengganjal di dadaku. Kembali darah bergumpal-gumpal melesat dari kerongkonganku. Anehnya lagi, saat gumpalan darah terakhir keluar dari kerongkonganku saat itu pula dadaku lega. Kembali kuminum air dalam jumlah yang banyak.

NARAPIDANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang