★ : 2

104 18 0
                                    

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

BRAKKK!!

"Halo lagi Linlin! Orang paling ganteng sedunia ini kembali dengan amanah!" dobrak Taufan dengan pintu kelas itu.

Tetapi setelah itu, Taufan langsung menghentikan aksinya setelah melihat Halilintar terbangun dari tidurnya. Remaja bernetra merah Ruby itu perlahan membuka matanya dan menatap sayu kepada Taufan.

"E-eh?? Gue ga bermaksud- tidur lagi sana!", Perintah Taufan, justru Halilintar malah mengangkat kepalanya.

"Tumben cepet, tadi lo ga ngobrol-ngobrol sama mereka, ya?", Tanyanya karena merasa Taufan lebih cepat menghabiskan waktu istirahatnya. Remaja biru itu langsung menggeleng dengan cepat.

"So tau lo".

"Terserah". Kini bola mata milik Halilintar beralih kepada tangan milik Taufan yang sepertinya sedang membawakan pesannya.

"Berapaan?",

"Ambil aja, gue ikhlas lahir batin", remaja itu langsung menyodorkan gelas itu kedepan wajah Halilintar. Halilintar memundurkan wajahnya karena sedikit terkejut.

"Apa apaan dah, Lo mau ngepelet gue?",

"Hadeh. Ga mungkin orang setampan ini boong", Taufan kembali menyodorkan gelas itu kepada Halilintar. "Ambil!"

Dengan wajah melas, Halilintar pun menerimanya. "Ga biasanya lo gini, pasti ada maunya",

"Hehe, kok tau?" Remaja itu menggaruk-garuk pipi kanan miliknya.

"Huft, yaudah. Mau apa lo?"

Mendengar jawaban Halilintar tadi, kedua mata milik Taufan pun berbinar seketika. Ia langsung membuka mulutnya untuk kembali bicara.

"Ajarin gue kimia!"

Halilintar memutar bola matanya malas. "Huh, itu doang?"

Taufan kembali mengangguk dengan cepat.

"Yaudah, cepet duduk".

Dengan sigap, remaja biru itu meraih kursi yang ada di bangku depan Halilintar, dan memutarnya agar berhadapan dengan temannya itu.

"Buku Lo mana?",

"Err.. pake buku lo dulu aja, gue ga bawa buku hehe.." Ucapnya sedikit cengengesan, yang hanya dibalas anggukan pelan oleh lawan bicaranya.

Halilintar kembali meraih tas miliknya, mencari keberadaan buku kimia yang menjadi targetnya saat ini.

Krekk.

HEPTAGON - The Power Of SolidarityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang