hari pembangkitan dan kontrak.

1.6K 188 25
                                    

Tepat pada hari pembangkitan sang iblis cahaya putih terang menerangi peti mati yang di kirimkan dari dewa saat dirinya sampai di kota antah berantah ini.

Mikazuki Arion membuka matanya, mencoba bangun dari kotak itu. Arion duduk kepalanya ia pegang lantaran merasakan pusing luar biasa entah kenapa. Tak lama kemudian ada sosok bersayap turun dan menerangi ruangan yang semula gelap menjadi terang.

Sosok bersayap itu turun dan menghampiri si iblis, di ulurkan tangan putih bersinar itu ke dagu Arion serta satu tangannya lagi mengelus tanduk Arion.

"Kamu mikazuki Arion, benar?"

"Right."

"Apa yang bisa aku dapatkan dari sesosok iblis ini?"

"Apa maksudmu?"

"Masih bertanya? Seharusnya kamu sudah tahu"

"Huh?"

"Pftt bodoh. Kau di reinkarnasi kembali karna ada sosok yang ingin bertemu dengan mu, dan karna kebodohan ku juga aku salah mereinkarnasi. Simpel saja karna urusan ini bukan main main, tugasmu temukan rivalmu di dunia ini dan kalahkan dia atau jiwamu akan terjebak di sini selamanya dan menjadi perdana menteri di sini selamanya."

Arion diam dengan penjelasan malaikat itu, mungkin lebih ke iblis untuk sekarang menurut arion. Kedua tangan malaikat itu menyentuh pipinya dan cahaya putih menyinari mata Arion. Tepat setelah cahaya itu menyinari mata Arion malaikat itu menutup mata Arion dengan tangannya dan membawanya ke suatu tempat.

Tak lama kemudian Arion terbangun di suatu tempat, Arion bangun dan yang pertama dia lihat adalah kaca di depan kasur miliknya. Arion duduk dan mengucak matanya lantaran dunia seperti di bolak balik menurutnya.

Arion bangun dan melihat kaca di depannya, pupil matanya membesar melihat sosok dirinya yang sekarang berambut unggu dan mengunakan pakaian formal. Jas dengan ornamen emas di bagian kerah nya membuat baju itu sangat cocok di padukan dengan style dirinya yang sekarang.

Arion sekali lagi mengedipkan matanya dan pupilnya lagi lagi di buat membesar kala mata iblisnya sekarang menjadi mata manusia biasa.

Kemudian Arion melihat ke jendela kamarnya tepat musim salju sedang turun kala itu, suara pintu terbuka menampilkan rubah ekor sembilan di balik pintu itu.

"Kau di panggil oleh pemimpin" katanya kemudian rubah itu berjalan pergi.

"Huh? Aneh rubah bisa berbicara manusia.." gumam Arion kemudian kaki panjangnya mengikuti langkah rubah itu hingga sampai di pintu kayu besar dan rubah itu membuka pintu itu.

Sosok besar hitam dengan telinga hewan di atas kepalanya serta pakaian formal hitam dengan campuran warna merah mendominasi pakaian formal itu.

"Masuk" katanya, Arion masuk dan berdiri di depan sosok hitam itu sebelum rubah yang tadi memangil nya menyalakan lampu dengan ekor nya yang panjang.

Sekarang sosok itu terlihat, namun Arion masih belum mengenalinya.

"Selamat datang. Aku tau tujuan mu di sini dan siapa yang menyuruhmu ke sini"

"Hm, lalu?"

"Ya, karna tujuan mu adalah mencari rivalmu benar?"

"Ya benar"

"Tujuan kita sama. Aku terjebak di dimensi kota ini, aku juga di reinkarnasi karna dendam"

"What?"

"Karna hanya kita berdua yang siluman di sini alias kau demon dan aku adalah rubah seperti yang kau bisa lihat di telinga ku. Ayo kita kerja sama"

Arion menatap orang itu tidak percaya, Arion menaikan satu alisnya dan melipat kedua tangannya.

"Apa untungnya kerja sama denganmu?"

Sosok itu hanya tertawa kecil kemudian dia turun dari kursinya dan menghampiri Arion

"Untungnya? Apa kau mau terjebak di sini selamanya bersama dengan orang bodoh di kota ini yang bahkan kau tidak bisa mengenali mereka ini manusia atau anomali?"

"Itu bodoh." Balas Rion

"Sure itu poin nya di sini, aku di sini adalah atasanmu atau seseorang yang bisa mencari informasi ini dengan menyuruh atau menulis kertas saja. So apakah kamu tertarik dengan tawaran ini? Aku bisa mencari rivalmu di sini"

Tawar sosok itu, sosok itu tersenyum melihat Arion yang sedang berpikir tentang kesepakatan mereka

"Menarik, apa imbalan nya?"

"Imbalan?"

"Aku tau di dunia itu tidak ada yang gratis" jawab Arion

"Pintar, aku menginginkan kekuatanmu saat aku bertemu dengan rivalku"

"Maksudnya?"

"Aku hanya siluman rubah saja bodoh, aku tidak punya kekuatan spesial seperti mu. So bisakah kamu membantu diriku setidaknya menusukkan pedang iblis mu tepat di jantung rivalku?"

"Itu saja? Mudah" sombong arion menatap sosok itu dengan mata unggunya yang bertabrakan dengan pupil mata berwarna obsidian hitam mengkilap milik sosok itu.

Senyum terlihat di bibir sosok itu, tangannya mulai terulur di depan Rion, Rion menerima jabatan tangan itu tanda mereka berdua menerima kontrak ini.

"Saya gingetsune gehenna. Senang bisa kontrak denganmu demon."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Thousand Memories City.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang