Prolog

27 4 4
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

[ Diharap membaca sholawat dulu sebelum mulai membaca cerita ini ]

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد

[ Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa muhammad wa'alaa aali sayyidinaa muhammad ]
*
*
*

[ Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa muhammad wa'alaa aali sayyidinaa muhammad ]***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pyarr....
Begitu kerasnya bunyi gelas pecah yang membuat suasana di ruang tersebut menjadi hening seketika. Tak selang lama, seorang gadis pun membersihkan pecahan gelas tersebut. Dan karena kegelisahannya, gadis itu pun terkena pecahan gelas kaca yang ia bersihkan itu. Darah pun keluar dari tangan gadis tersebut.

"Ya Allah mbak, kok bisa pecah sih?" Tanya seseorang pada gadis tersebut.

"Maaf ya qil, aku kurang fokus tadi jadi pecah deh gelasnya." Jawab gadis yang memecahkan gelas dengan muka bersalah.

"Iya mbak, Aqila maafkan kok. Tapi, jangan diulangi lagi ya dan kalau mau minum itu jangan sambil lihat hp!" Jawab gadis bernama Aqila itu.

"Iya qil, makasih udah mengingatkan mbak." Ucap gadis tersebut.

"Iya mbak, sama-sama. Oiya, emang mbak Annisa lihat apa sih kok sampai bisa mecahin gelas tadi." Tanya Aqila penasaran.

"Nggak lihat apa-apa kok qil, cuma grup alumni aja." Jawab Annisa yang diakhiri dengan senyumnya.

Namun, Aqila masih penasaran dengan apa yang dilihat gadis bernama Annisa tersebut. Demi rasa penasarannya hilang, Aqila pun diam-diam mengintip chat di hp Annisa tersebut. Dan betapa terkejutnya Aqila yang melihat tersebut hingga tak sadar ia menepuk punggung Annisa dengan keras.

"Mbak! Benarkah chat itu?" Teriak Aqila dengan tangan yang menepuk punggung Annisa.

Teriakan yang keras itu pun mengagetkan orang-orang yang berada di ruangan tersebut. Dan juga Annisa pastinya yang sudah terlihat marah akan kelakuan Aqila tersebut.

"Astaghfirullah hal adzim qil, nggak usah teriak juga! Dan ngapain kamu lihat chat di hp aku?" Ucap Annisa pada Aqila dengan muka tak senang itu.

"Hehehe, maafin Qila ya mbak. Soalnya Qila juga kaget lihat kabar itu. Emang benar ya mbak?"

"Entahlah qil, kalau iya pun Alhamdulillah." Jawab Annisa dengan suara yang terlihat sedih.

"Kok gitu sih mbak? Tapi, aku yakin bahwa kabar itu hanya sebatas gurauan aja teman-teman alumni mbak." Ucap Aqila untuk meyakinkan Annisa.

Ucapan Aqila pun hanya dibalas senyuman oleh Annisa. Benar atau tidaknya kabar tersebut hanya Allah lah yang tahu. Dan seperti yang dikatakan Aqila, Annisa pun hanya berharap bahwa kabar tersebut tidak benar. Jika kabar itu benar, lantas betapa sedihnya ia untuk mengetahuinya.

Senja di Masjid PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang