12

17.2K 683 1
                                    

"Gue tau." Ucap Shiren saat mendapatkan sebuah ide.

Shiren turun dari motornya, lalu sedikit mendekat kearah tempat perkelahian para pria itu.

Ia melihat ke sekelilingnya, lalu menarik napasnya dan.....

"TOLONGGGGG."

"TOLONGGGGG PAK BU TOLONGG." Teriaknya yang membuat bapak bapak dan ibu ibu datang.

"PAK BU LIAT ADA GENG MOTOR YANG KEROYOK TEMEN SAYA." Tunjuk Shiren.

"Wah berani pisan, hayu atuh urang bantuan temen nya si teteh ieu." Ucap salah satu bapak itu.

Bapak bapak dan ibu ibu itu langsung datang dan memukul geng Vernas dengan alat yang mereka bawa.

Bapak bapak dan ibu ibu itu membawa kayu, ada juga yang membawa kemoceng, dan juga sapu.

"JENDRA SINI." Teriak Shiren yang membuat Jendra langsung menghampirinya.

"Lo yang manggil mereka?" Tanya Jendra.

"Menurut lo? Mereka bakalan dateng sendiri gitu? Gue ga tega aja liat lo ngehajar segitu banyaknya geng Vernas." Ucap Shiren.

"Jadi lo khawatir sama gue?"

"Dih, ga usah kepedean jadi cowok, siapa juga yang khawatir ke lo?" Ucap Shiren.

Geng Vernas yang tidak sanggup melawan bapak bapak dan ibu ibu itu pergi dari sana.

"Bapak, ibu terimakasih atas bantuannya." Ucap Jendra.

"Gapapa dek, lain kali teh hati hati ya." Ucap ibu itu yang diangguki Jendra.

"Kalau begitu kita ke sekolah dulu, permisi." Ucap Shiren.

Jendra kembali dengan penampilannya seperti biasa, menggunakan kacamata dan rambut yang sangat rapi.

#####

Suasana kantin begitu ricuh setelah bel istirahat berbunyi. Para siswa-siswi berbondong-bondong pergi kesana, mencari makanan dan tempat duduk.

Shiren yang sudah memiliki tempat duduk tersendiri, tidak perlu kesulitan untuk mencarinya.

Shiren dan kedua temannya itu sudah terkenal dengan queen bully sehingga tidak ada satu orangpun yang berani duduk didekatnya.

Kursinya dengan geng Black Blood tidak terlalu jauh, jadi ia bisa melihat jika Jendra berada disana.

"Nih gue udah pesen menu seperti biasa." Ucap Gisa dengan membawa makanan.

"Wah seblak." Ucap Shiren, saat melihat semangkuk seblak yang sangat menggiurkan.

"Mari makan." Ucap Melda.

"Ini pedes banget ga?" Tanya Shiren.

"Sesuai permintaan lo level 50." Jawab Gisa.

"Pasti pedes banget, gue ga sabar pengen makan." Ucap Shiren sambil mengaduk seblak itu.

Tangannya tertahan saat ia hendak menyuapkan seblak itu ke mulutnya. Ia melihat seorang pria yang sedang berdiri dihadapannya.

"Ihh, lo apa apaan sih? Lepas, gue mau makan." Ucap Shiren.

"Lo ga boleh makan pedes, dokter bilang apa kemarin? Lo ga mau nurut?" Ucap Jendra.

"Sekali aja Jen, gue udah laper banget ini. Gue udah kepengen makan seblak ini." Ucap Shiren.

"Oh iya Ren, gue lupa. Lo kan ga boleh makan yang aneh aneh dulu, lo harus makan teratur." Ucap Melda.

"Lo ngapain bilang gitu, ntar gue makin ga diizinin sama dia." Bisik Shiren.

 Istri Untuk Anak ManjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang