two

4.3K 315 45
                                    

"kak Jie mau ngapain?" tanya Chenle dengan ketakutan saat Jisung membawanya menuju ke kamarnya, bahkan pintu kamar pun dikunci oleh pemuda itu.

Jisung tidak menjawab, ia malah berjalan mendekat kearah Chenle dan Chenle yang merasa was was pun berjalan mundur.

Bug.
Sial, kini Chenle sudah tidak bisa mundur lagi karena ada dinding yang menghalangi dibelakang punggungnya, sementara Jisung masih tetap mendekat bahkan kini keduanya sudah saling berhadapan.

"Kau manis juga" ucap Jisung entah sadar atau tidak, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Chenle, sementara Chenle kini sudah menunjukkan wajah tegang ketakutan nya.

Nafas Chenle tercekat saat tangan Jisung mulai mengelus pipi bahkan bibir Chenle.

"Kak.."

"Kenapa dari kecil dulu kau sangat cengeng dan menyebalkan? Seumur hidup aku sangat tidak suka dengan anak cengeng, sialnya salah satu anak itu adalah sepupu ku."
"Kenapa kau malah menjadi sepupu ku? Kenapa tidak menjadi orang luar saja?"
ucap Jisung dengan pertanyaan yang memberi tanda tanya di otak Chenle.

"Kau menghancurkan hidupku, Zhong Chenle. Kedatangan mu membuat ku merasa kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuaku!" sambung Jisung dengan menatap tajam kearah Chenle.

"Kak.. b-bukan maksudku..

"Diam! Aku tidak ingin mendengar apapun alasan dari bibirmu itu!"
"Sekarang aku ingin balas dendam akan semuanya, aku akan balas menghancurkan dirimu" kata Jisung yang langsung memotong perkataan Chenle.

"Kak aku tidak pernah menghancurkan hidup mu hks, tolong lepaskan aku, aku tetap salah satu bagian keluarga mu" balas Chenle yang sudah terisak ketakutan.

"DIAMM!!!" sergak Jisung kembali, hal itu membuat Chenle langsung terdiam walau sesekali terdengar isakannya.

Cup!

Tanpa aba-aba Jisung langsung mencium bibir Chenle dengan sangat brutal, hal itu membuat Chenle kaget bahkan tidak bisa mengatur posisi berdirinya jika tangan Jisung tidak menahan dipinggangnya.

"Ummphhh ka-mpph"
Desis Chenle sembari memukul-mukul dada Jisung supaya berhenti, dan juga berusaha mendorong tubuh Jisung walau percuma karena tenaga nya tidak sekuat tenaga dom didepannya ini.

Sementara itu Jisung terus mengecup melumat bibir Chenle dengan kuat, bahkan terasa bibir sang submissive itu mengeluarkan darah sebab tadi Jisung menggigitnya untuk bibir itu terbuka.

Ciuman itu terus berlangsung, kini bibir Jisung beralih kearah leher Chenle dan membuat tanda disana. Entah apa yang sedang direncanakan oleh pemuda itu, yang pasti Chenle sangat takut untuk kedepannya.

Tangisan, desahan bahkan permohonan Chenle sedari tadi Jisung hiraukan, sama saja saat ini ia tengah dilecehkan dengan kakak sepupunya sendiri.

Sampai dimana tangan Jisung mulai masuk kedalam baju Chenle dengan paksa, Chenle masih menjerit berharap ada yang menolongnya namun percuma dirumah ini tidak ada satu orang pun selain mereka berdua, bahkan kamar Jisung bisa dibilang kedap suara.

"Hks kakak jangan aaa nghh l-lepasss jangan Lele mohon, jangan seperti ini! Hks-"
Chenle masih meraung menangis meminta Jisung menyudahinya, namun kelihatan pemuda jangkung itu enggan untuk mendengar bahkan menghentikan permainannya.

"Rasakan ini jalang, kau harus mendesah dibawah ku!" ucap Jisung seraya berbisik ditelinga Chenle yang masih menangis.

Tubuh Chenle terangkat, dengan masih memberontak digendongan Jisung.

Lagi-lagi percuma saja, tenaga nya tidak cukup kuat melawan Jisung. Chenle jadi menyesal sendiri kenapa ia dilahirkan menjadi submissive, kenapa ia begitu lemah? Bahkan ia laki-laki, tapi kenapa ia tidak bisa melawan Jisung yang memiliki jenis kelamin laki-laki seperti dirinya. Kenapa semua ini tidak adil? Chenle tidak ingin menjadi lemah seperti ini.

HATE || JICHEN🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang