Satu

91 12 0
                                    

A fanfiction

.

Bianglala.

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
.
.
JANGAN BAWA CERITA INI KE RL KALIAN
.
.
BIJAK DALAM MEMBACA.
.
.
Read it, enjoy, comen, jan lup kasih bintang >_<
.
.

Suara pantulan bola dari arah lapangan terdengar begitu merdu, bersaut-sautan diiringi suara teriakan para pemain, disusul suara decitan dari sol sepatu yang beradu dengan lantai, tim basket terlihat kian sibuk akhir-akhir ini padahal pekan olahra...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara pantulan bola dari arah lapangan terdengar begitu merdu, bersaut-sautan diiringi suara teriakan para pemain, disusul suara decitan dari sol sepatu yang beradu dengan lantai, tim basket terlihat kian sibuk akhir-akhir ini padahal pekan olahraga masih cukup lama.

Remaja dengan jas berwarna putih keluar dari ruang uks sedikit buru-buru, kedua tangannya sibuk melepas jas putih yang masih melekat di tubuhnya tanpa mengurangi kecepatan langkah kakinya. Ia menaiki tangga satu-persatu enteng masih sibuk dengan jas putihnya yang akhirnya bisa terlepas dari tubuh. Sampai di ujung tangga cowok ini berhenti sejenak ia menyampirkan jas putihnya pada satu lengan sebelum kembali melangkah.

Suara sepatu yang kian mendekat itu membuat Remaja lain perlahan menoleh kearahnya.

DEG.

Dada Jaemin nyaris meledak ketika cowok itu melambai sambil tersenyum tipis, dan apa yang Renjun lakukan tadi berhasil membuat Jaemin membeku di tempatnya beberapa detik.

Jaemin bisa melihat ketika Renjun mengalihkan pandangan, tangan kirinya perlahan merapikan anakan rambut yang sedikit berantakan karna terpaan angin.

Dimatanya Renjun itu cantik, sangat-sangat cantik dan baginya tidak ada kecantikan yang sebanding dengan Renjun, bahkan Jaemin bisa menjamin bahwa bidadari maupun bidadara yang ada di antah berantah tak mampu menyaingi kecantikannya, Jaemin yakin Dewi Aprodhite pasti iri melihat kecantikan Renjun.

Terlalu hiperbol, sayangnya Jaemin bisa menunjukan semua bukti atas apa yang ia percayai.

Langkah demi langkah mulai tersusun bak potongan puzzle, sisa 5 langkah sebelum Jaemin bisa berdiri di dekatnya, tapi dari jaraknya itu, ia sudah bisa mencium aroma kesukaannya, aroma dari Renjun. Perpaduan aroma stowberi yang bercampur dengan aroma lain, begitu manis dan segar secara bersamaan.

"ayo pulang" ucap Jaemin yang saat ini sudah di sebelah Renjun.

Renjun menggeleng pelan "bentar dulu, Guanlin masih main" kata Rejun tanpa mengalihkan pandangan focus kearah lapangan dimana sekelompok orang sedang asik dengan bola basketnya. "tadi Guanlin bisa masukin bola sekali lempar, keren banget pokoknya, harusnya tadi aku videoin, tapi nggak sempet, nyesel banget" Renjun begitu ceria menceritakan apa yang tadi dia lihat. "Guanlin juga makin ganteng" ucap Renjun yang tanpa sadar membuat Jaemin cemburu parah.

Bianglala (Jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang