42

628 17 0
                                    

.
.
.
      Allan Bergegas Masuk ke dalam Apartemen setelah Terlebih dahulu ia Melambaikan tangan pada Arvin. Keduanya sepakat pulang cepat tak ada Kerja meeting di luar agar beristirahat.

"Vin, Apa malam ini rencana mu Akan berhasil?" Arvin menyerngitkan dahi menghentikan tangan nya yang memutar kenop pintu.

"Aku tak yakin tapi, aku. Cukup tua untuk terus melajang sementara Gadis Itu terlihat masih sendiri hmm" keduanya tertawa.

Allan masuk.

"Sayang Aku pulaaanggggg, ohhhh astagaaa....." Hampir saja Allan jantungan ketika Melihat Violet berdiri Di hadapan nya hingga hampir saja tertabrak.

"Cuppp..... Mas pulang hmmm... Apa Istri ku ini Lelah hari ini?"

"Apa Mas tak lelah terus menyembunyikan rahasia?" Ujar Violet membuat senyum sumringah Allan sirna.

"Apa Mas masih Ingin menyembunyikan banyak hal?"

"Sayang Aku sangat mencintai dan Jujur padamu, Coba jelaskan apa yang akan kau katakan " Violet Mendengus kesal, ia pergi meninggalkan suaminya tersebut yang langsung membanting tas nya ke sembarang arah untuk mengejar Nya.

"Apa Aku anak kecil hingga Kau sangat takut aku nangis, Kau menyembunyikan Sakit nya ayah hanya agar aku tak sedih tapi justru itu membuat ku sedih".

Ujar Violet merajuk. Allan mengerti sekarang, ia tahu bahwa mungkin saja Ibu nya telah menceritakan semua bahkan tentang Ameera, tapi kenapa ia tak menangkap wajah sedih Istrinya. Bukankah ia akan sangat sakit jika tahu Bahwa kakak nya sudah berbuat jahat padanya.

"Maafkan Aku Sayang. Aku salah" Allan tertunduk lesu.

"Mandilah, Aku sudah menyiapkan makan malam dan Aku tak akan makan Kalau tak di suapi "

Allan sedikit terperangah namun ia bergegas menuruti istrinya tersebut.
.
.
.
Penjelasan Nyonya Erina membuat Violet mengerti, Entah kenapa tiba-tiba hatinya menjadi seolah beku ketika mengetahui kejahatan Kakak Nya, ia sudah terlalu sakit akan banyak hal yang membuat nya semakin sadar bahwa Cinta Keluarga suami nya itu begitu besar lalu hal apa lagi yang ingin dia minta.

Satu tujuan Violet saat ini ia hanya akan membahagiakan suami Nya. Dan memulai hidup baru walaupun berat baginya melupakan semua.

Allan dengan semangat mandi suara siulan bahagia Terdengar karena Allan Sengaja tak menutup pintu kamar Mandi agar ia bisa mengintip apa Violet Menunggu nya.

"Mas, mandinya seperti anak Kecil, Sini aku bantu biar cepat" mata Allan Membelalak lebar ketika Violet masuk. Jantung nya berdetak kencang ketika melihat Istrinya itu Hanya mengenakan handuk di dada yang menampilkan betapa indah ciptaan tuhan. Pemandangan itu tentu Membuat nya Menjadi panas.

"Jangan menatap ku begitu, dasar mesum!!!"
Ujar Violet membuat Allan tersadar.

"Ayo Mandi jangan macam-macam yaa" ancam Violet membuat Allan Mengaguk tersenyum lebar.

"Jika Istriku sudah bicara maka suami nya bisa Apa, Ahhh lega nya bisa mandi seperti ini Lagi" ujar Allan menjatuhkan diri di dalam bettup nya.

"Maksudnya? Jadi Mas juga sudah mandi bareng seperti ini dengan siapa?" Sungut Violet langsung membuat Allan menangkap kecemburuan itu.

"Noo...no, jangan berpikir macam-macam Sayang, Ingat kah saat waktu itu kau memandikan ku" pipi Violet Bersemu merah.

"Lebih tepat nya kau yang memandikan ku tapi Mesum" ujar Violet kesal membuat Allan terkekeh geli. Menarik handuk Penutup tubuh istrinya hingga menampilkan Pemandangan yang sangat ia rindukan setiap saat.

"Kemarilah..... Mas Akan...."

"Tidak Akan! Mas pasti sudah sangat mesum" ujar Violet Membuat Allan Semakin terkekeh geli langsung menarik tangan istrinya menjatuhkan nya bersamanya.

"Hmmm..... Apa rencana ini akan berhasil, ku harap Akan membuahkan hasil sempurna tapi jangan sampai Dia lebih dulu punya Anak" mata Violet melebar mendengar gumaman Allan.

"Apa yang Mas bicarakan? Siapa yang akan Hamil?" Tanya Violet berbalik. Sssttttttttt Ah.... Ringisan Allan ketika merasakan Gesekan Tubuh mungil Violet di atas Nya

"Mas akan jujur tapi kau harus membantu hhmmm" Violet mengangguk dengan wajah berbinar menggebu.

"Arvin Menyukai Lea, apa Ini sebuah kejutan hmmm?" Mata Violet melebar tapi ia terkekeh.

"Benarkah???" Tanya nya Membuat Allan mengaguk pasti.

"Tapi kenapa harus Membuat rencana? Apa Begitu prustasi hingga Arvin harus membuat rencana-rencana begitu"

"Satu hal membuat Pria prustasi, pertama Cinta di tolak tapi ia sangat mencintai sang gadis sehingga ia akan melakukan berbagai Cara untuk menarik perhatian kembali, kedua Jika semua sudah buntu maka jalan satu-satunya yaitu Boom sebelum Jadian" Allan mengecup sekilas bibir Violet yang Di hadapan nya hingga nafas mereka saling beradu membuat sesuatu di bawah sana mendesak.

"Apa semua Pria begitu mesum? Kenapa otak kalian di penuhi Hal-hal begitu, apa tidak ada cara lain?" Tanya Violet kian membuat Allan terkekeh geli.

"Tidak ada karena Lea itu gadis yang super Sensitif terhadap apapun. Mereka bersama sudah sangat lama, mereka menjadi orang yang paling aku percaya, hari-hari mereka lebih banyak bersama juga karena mengurusi ku hingga mungkin saja perasaan itu muncul. Aku bahagia akan hal itu karena Selain mereka akan tetap bersama kita, mereka juga akan Membuat hari-hari kita menjadi ramai"

Violet tersenyum mengangguk...

"Apa Ini sebab nya tadi senyum-senyum saat pulang?"

Tanya Violet Membuat Allan mengaguk.

"Ku rasa Obat Nya akan segera bereaksi, malam Panas terjadi"

Allan merentangkan tangannya dan menghela nafas lega.

"Apa Kalian Pria akan Bergairah Begitu meminum obat laknat itu, jadi malam itu...."

Syuuuutttt..... Allan menempelkan jarinya di bibir Violet menatap gadis itu lekat, salah satu tangan nya kini membelai lembut ke pinggang istrinya.

"Bahkan tanpa obat Apapun Aku akan bergairah Melihat mu Sayang, Melihat bibir ini mata ini leher ini dan semuanya Membuat Aku ingin Memakan mu hidup-hidup "
Violet tersipu karena ia juga merasakan sejak tadi sesuatu mengganjal di bawah sana.

"Sudah ah mandi Nya, Aku lapar" ujar Violet beranjak namun Allan Menahan Nya.

"Tapi suami mu ini Lapar bukan ingin makan tapi ingin dirimu Sayang " Violet kian Panas memukul Kecil Allan yang ia rasa sudah sangat mesum.

"Boleh yaaa...." Rengek nya dengan penuh harap tapi Violet Melepaskan diri

"Makan dulu Baru Boleh...." Violet bergegas mencuci tubuhnya dan berlari keluar, membuat Allan Mendesah Prustasi kemudian bergegas menyelesaikan mandi nya.
.
.
.
"Mas ayo makan" ujar Violet Membuat Allan langsung duduk

"Tadi Lea menelpon ku tapi kita sedang mandi, kira-kira ada apa yaaa?" Tanya Violet penasaran.

"Mungkin Karena Dia terkejut saat Pria asing masuk ke apartemen nya heheh" ujar Allan santai.

"Ku rasa kita Jangan membiarkan ini, Mas. Jika benar Arvin Menyukai nya bukankah lebih baik menikah dulu" Allan terdiam kaku. Kini dirinya seolah di buat sadar. Allan bergegas keluar dari apartemen dan mengetuk pintu kamar Lea.
Kemudian bergantian dengan kamar Arvin.

Violet hanya ikut Suaminya yang cemas, keduanya Terus mengetuk pintu memanggil Lea dan Arvin hingga....

"Tuan? Non Vio" suara dari arah Lift mengejutkan Violet dan Allan.

"Lea Kau? Lea apa kau baik-baik saja di mana Arvin" wajah cemas Violet Membuat Lea bingung.

"Aku Baru pulang dari Bawah karena Lapar, Menelpon Non Vio ku kira sudah Tidur, tapi kenapa kalian terlihat cemas, Dan Arvin? Aku belum bersamanya sejak pulang"

Mata Allan Membelalak, begitu juga dengan Violet.

"Sekarang Buka pintu nya Cepat Lea" lea bergegas memencet pin pintu kamar Nya dan mereka menerobos Masuk.

"Arviiiinnnnnnnn!!!!"
.
.
.

HANYA KAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang