Chapter 05

187 23 3
                                    

|  Forbit  |

|  Forbit  |

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Harua mengintip dari kaca yang ada di pintu ruang latihan dan melihat dua anak di dalam sana tengah bermain piano dan gitar.

Ia merasa takut jika harus bermain piano di ruang terbengkalai itu. Tapi ia juga tidak tahu, apakah ia boleh bermain piano di sini atau tidak. Hingga salah satu guru lewat dan Harua menyempatkan diri untuk bertanya.

"Permisi. Ruang piano sudah terisi. Apa tidak ada yang kosong?" Tanyanya.

"Apakah kau memesan ruangan?" Tanya Guru itu balik.

"Memesan ruangan?"

"Untuk bermain di luar kelas praktik, kau harus memesannya" Jelasnya.

"Kapan aku akan mendapat ruangan setelah aku memesannya?"

"Sekitar, sebulan setelahnya"

"Apa? Sebulan?"

"Banyak orang menggunakan ruang ini. Jadi selalu di pesan. Kau harus bermain di rumah untuk saat ini" Harua terdiam.

"Mengapa? Tidak ada piano di rumah mu?"

"Bukan itu. Tapi ada alasannya. Terima kasih kalau begitu" Harua sedikit menunduk kepada sang guru.

"Tentu, berlatih 'lah dengan keras" Nasihatnya sebelum pergi meninggalkan Harua.


Jam pulang sekolah tiba. Harua sedang merapihkan bukunya sedangkan murid-murid lain sudah keluar kecuali ia, Euijoo dan Jo.

"Apakah kau tidak pulang?" Tanya Euijoo yang sudah menggendong tasnya.

"Ah... Aku akan segera pergi" Jawabnya.

Euijoo berdiri dan mengajak Jo untuk pergi.

Harua menatap keduanya saat sudah ada di pintu keluar. "Harua" Yang di panggil terjingkat.

"Sampai jumpa besok" Lanjut Euijoo sebelum mereka benar-benar meninggalkan Harua.

"Pulang 'lah dengan selamat" Harua melambaikan tangannya ke arah Euijoo.

Ia menghela nafas saat sudah merasa aman.

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ🖤⃝🤍ﮩ٨ـﮩﮩ٨ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ


"Mengapa kau bersikap baik padanya?" Tanya Jo yang sedang berjalan di koridor halaman sekolah.

Euijoo yang mendengar penuturan itu meletakkan lengannya di atas bahu Jo. "Cemburu?" Tanyanya.

Sang empu yang mendengar penuturan tersebut segera menarik tangan Euijoo ke belakang membuatnya kesakitan. "Aw, aw.... Aku mengerti sekarang. Tolong lepaskan aku" Pintanya yang kesakitan.

The Best Piano Parts | 𝐉𝐨𝐑𝐮𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang